Sabtu, 08 Februari 2014

Zano & Kawanan : Kembali ke Jepang Part-7

  "Zano & Kawanan : Kembali ke Jepang" adalah sebuah episode dari cerita berseri "Zano & Kawanan" buatan Green Leaper.

Part sebelumnya, Screamer berhasil melacak lokasi persembunyian sindikat yang menculik Airi! Zano dan Screamer langsung turun tangan mendahului para Polisi lokal. Akankah mereka berhasil menemukan Airi?

Happy Reading!


***************
Zano & Kawanan
Kembali ke Jepang
Part-7
Menerobos Masuk!

  Gue dan Screamer berhenti di sebuah hutan. Kami berdua melanjutkan pengejaran dengan cara berjalan kaki. Sepanjang jalan sudah dipasang perangkap Screamer sudah memberi tanda lokasi-lokasi perangkapnya untuk bala bantuan.

Kami berdua melewati setiap perangkap yang ada. Kami berdua berjalan ke dataran yang lebih tinggi untuk memantau. Ada semacam kastil di tengah-tengah hutan. Itukah tempat persembunyian mereka?

Screamer melihat-lihat area sekeliling dengan keker.

  "Hmph, begitu ya" gumam Screamer
  "Ada apa Mer?" tanya gue
  "Sekitar kastil dipenuhi jebakan mematikan. Hanya ada 3 penjaga di area terbuka. 2 di depan gedung. Lalu... Mereka punya 4 sniper tersembunyi" jawab Screamer

He-Hebat... Dia bisa mengetahui semuanya. Gue tau kenapa kastil besar ini susah dilacak. Pertama, pohon yang tinggi dan lebat menutupi seluruh area hutan. Jadi pemanatuan dari udara sia-sia. Lalu, kastil terletak di dalam hutan angker yang udah pasti membuat orang menjauhi tempat ini... Keangkeran ini pasti disebabkan oleh mereka juga.

  "Jadi dimana para sniper itu?" tanya gue
  "Tunggu di sini sampai aku kembali"

Screamer merayap layaknya seorang tentara ke arah rumput. Mau gak mau gue terpaksa menunggu. Kira-kira 50 menit gue menunggu. Screamer kembali lagi sambil menyeret 4 orang laki-laki bersenjata yang sedang pingsan... atau mati? Gue gak tau bedain kalo Screamer udah terlibat.

  "Baik, selama mereka tidak menghubungi para sniper yang sudah kubereskan... Kita tidak akan punya masalah"
  "Berarti sekarang hanya masalah menerobos masuk ya?" tanya gue
  "Kita akan menunggu sampai bala bantuan datang lalu... Kau tidak berpikiran untuk langsung menyerbu sendirian kan?"
  "Gue gak bisa diem kalo Airi ada di dalam bahaya"

  Gue langsung berlari menyerbu sendirian. Screamer cuma menggelengkan kepalanya. Karena gue udah terbiasa membantu para pemburu di kampung gue berburu di dalam hutan, maka gue dengan gampang bisa melihat jebakan-jebakan yang ada.

  "Ng? Oi, itu hantu kan?" tanya salah satu penjaga ke temennya
  "Si wajah rata ya?"
  "Berisik lu bertiga!"

Gue membabi buta menghajar ketiga penjaga. 2 penjaga di depan gerbang kastil menyiapkan tombak mereka. Saat gue maju, mereka mencoba menikam gue dengan tombak. Gue mengelak aja. Noh, menghindari tombak itu gampang kok kalo elu udah terbiasa menghindari sapu ijuk di rumah.

BAK! BUK!

Mungkin gue terlalu bersemangat, hanya dengan sekali tinju di hidung... Kedua penjaga langsung jatuh. Gue mendobrak pintu kastil. Dalamnya luas amat, bisa dijadiin taman bermain. Ahg! Sekarang bukan waktunya buat mikir kayak gitu. Airi! Mana dia?! Mana temen gue?!

Gue berlari masuk ke dalam. Memang ada beberapa penjaga tangan kosong sih, tapi gue bantai siapa aja yang berniat menghentikan gue... Oh iya, gue gak ngebunuh siapapun kok. Cuma membuat mereka gak berdaya aja.

Gak tau berapa lama gue mengacak-acak isi gedung, gue akhirnya ketemu sama salah satu anggota sindikat yang bisa ngomong bahasa Indonesia.

  "Rumah Jeffry mana?" tanya gue. "Eh, maksud gue, Airi dimana?!"
  "Tidak tau! Ampun!" mohon penjahat itu
  "Kalau begitu, Rit.. Ah... Ritsuki... Eh..." Gue lupa nama aslinya Airi siapa. "Dah, intinya mana cewek mata kadal?!"
  "Ooh, Ritsuko! Dia ditahan di sel bawah tanah di gedung ini"
  "Ok! Makasih Bro!"

Gue menghajar orang itu di muka... Biar dia pingsan dan gak melarikan diri ketika polisi dateng. Ah! Kampret! Gue lupa nanya ruang bawah tanah itu di sebelah mana!

  Sekitar 11 orang penjaga berlari mengepung gue. Mereka semua pake pedang. Udah mirip adengan samurai aja nih. Gue mengambil 2 pedang yang ada di tanah. Sekarang situasinya berubah jadi antara memotong atau dipotong.

Mereka majunya satu per satu jadi gue bisa fokus menangkis ayunan pedang mereka dengan pedang yang gue ambil. Gue membalas serangan mereka dengan tendangan di kepala yang cukup untuk membuat mereka puyeng. Kenapa gue gak bales pake pedang? Udah gue bilang gue gak berniat untuk membunuh siapapun.

  "Argh! Seseorang, panggil si duo bertopeng! Hantu tak berwajah ini punya kemampuan di atas rata-rata!"

Gue terus-menerus mengacak-ngacak seisi gedung sampai akhirnya gue menemukan jalan ke sel bawah tanah. Seharusnya gue merasa capek, tapi gue gak merasa capek. Malahan gue lagi merasakan semangat yang berapi-api di dalam diri gue.

Gue mendobrak pintu penjaga sel bawah tanah dengan kaki gue. Dua penjaga yang sedang main catur, spontan berlari berusaha mengambil senapan mesin yang dipajang di ujung ruangan.

  "Tidak akan gue biarkan!" teriak gue

BAK! BAK!

Gue menendang mereka berdua di belakang kepala sebelum mereka bisa mengambil senapan. Sebelum penjaga yang lain dateng pake senapan ini, gue rusakin aja senapan yang ada dengan pedang yang masih gue pegang.

Buset, pedangnya tajam banget. Bisa memotong senapan dengan gampang. Bahaya nih... Gue mengacak-acak isi ruangan sampe gue dapet kunci. Kok kuncinya cuma dikit? Ah, gak masalah.

  Gue berlari menyusuri terowongan bawah tanah sambil melihat-lihat isi dari setiap sel yang gue lewati. Semuanya kosong. Sampe akhirnya gue berhenti di depan sebuah sel yang dikit gelap. Ada cewek yang lagi tidur di kasur di dalam sel.

  "Airi! Woi! Bangun oi!" teriak gue

Airi membuka matanya. Dia kaget melihat gue.

  "Zano-san?" dia menampar dirinya sendiri beberapa kali
  "Yo" sapa gue sokkeren
  "Aku takut sekali Zano-san!"

Gue mencoba meletakan kedua pedang yang masih gue pegang. Gue mulai mencoba kunci-kunci yang ada satu per satu. Sial! Semua kuncinya kelihatan sama. Airi menghampiri gue.

  "Zano-san benar-benar datang untuk aku?" tanya Airi
  "Yoi"
  "Penjaga di luar?" tanya Airi
  "Gampang... Eh, bentar.. Katanya sindikat tingkat internasional, tapi kok kemampuan anggotanya kayak preman jalanan ya?"

Klak!

Berhasil! Pintunya terbuka!

  "MATILAH KAU!" seorang anggota sindikat muncul entah dari mana

Dia mengayunkan pedangnya ke kepala gue. Gue mengambil pedang yang di tanah lalu menangkisnya. Gerakan tuh orang terhenti. Gue menyerang perut orang itu dengan lutut gue. Setelah posisi kepala orang itu lebih rendah sedikit, gue lanjutkan serangan gue dengan siku gue di belakang kepala tuh orang.

Orang itu jatuh ke tanah. Gue baru sadar kalo kakinya Airi diperban. Jalannya juga sedikit ngesot. Gue melihat orang yang baru gue hajar, eh dia punya sarung pedang sama beberapa tali.

  Gue improvisasi dikit. Gue ikat sarung pedang itu di rim gue dengan tali lalu menyimpan pedang di sarungnya.

  "Ayo! Kita keluar dari sini Airi!"

Gue menggendong Airi (karena gue tau kakinya lagi sakit). Dia malah jadi gugup. Mukanya jadi merah dikit. Tua amat pikiran nih anak. Gue merasa ini jadi situasi paling aneh... Masalahnya Airi JAUH lebih tinggi daripada gue. Bayangin gue yang pendek menggendong dia yang begitu tinggi...

  "Z-Zano-san..." bisik Airi
  "Udah, tenang aja"

Gue berlari keluar dari bawah tanah.

  "Zano-san... Kenapa kau mau menyelamatkan aku?" tanya Airi
  "Lupa mulu? Airi adalah orang yang berharga di dalam hidup gue" jawab gue

Sampainya di pekarangan kastil, gue berhenti berlari. Si duo bertopeng yang baru-baru menculik Airi sedang berdiri di tengah-tengah. Mereka memandang gue. Gawat... Screamer mana ya? Gue yakin dia ada di sekitar sini, sedang menonton gue sekarang.

  "Menghabisi sebanyak ini sendirian? Kau pasti bukan sembarangan orang" sapa topeng kelinci
  "Bagaimana kalau dia kita beri hadiah?" tanya topeng elang
  "Hmph, aku setuju"
  "Woi, ngomongnya pake bahasa Indonesia kek... Biar gue paham" keluh gue

Gue meletakan Airi di samping tembok. Gue yakin gue gak bakal bisa kabur dari dua orang bertopeng ini tapi gue mungkin bisa menang dalam berkelahi. Mereka berdua melepaskan topeng mereka. Airi kelihatan terkejut begitu melihat wajah asli di balik topeng.

Gue juga kaget. Yang topeng elang itu laki-laki, yang topeng kelinci itu cewek. Tapi... Gue yang buat gue kaget itu apa? Ah sudahlah. Intinya, salah satu lawan gue itu cewek... Bah....

  "Kau tidak akan menghajar kami berdua kan? Ritsuko?" tanya yang cewek
  "Tentu saja dia tidak akan menghajar kita Nusame" jawab yang laki-laki
  "Aku tidak bertanya padamu Genbu" keluh yang cewek
  "Ah, nama kalian Nusame dan Genbu" gue garuk-garuk kepala

Gue noleh ke Airi. Lho? Mukanya kok jadi pucat gitu?

  "Woi, Airi? Lu gak apa-apa kan?"
  "M-Mereka... adalah... Kakak kandungku"

Oke! Sekarang gue kaget. Jadi kedua bangsat bertopeng ini adalah Kakaknya Airi?! Cih, Kakak macam apa mereka berdua?!

  "Hoi, Kakak macam apa kalian berdua ini?! Seorang Kakak seharusnya melindungi adiknya, bukan malah melibatkan adiknya dalam masalah!" gue marah
  "Apa ada gunanya kami melindungi monster dengan mata terkutuk?" tanya Nusame
  "Benar, Ritsuko adalah kutukan bagi keluarga kami sejak dia kecil" sambung Genbu

Gue bingung. Sebenarnya gue mau tanya yang lain... Kalo memang seluruh keluarganya Airi mati dibunuh oleh sindikat yang sama, lalu bagaimana caranya mereka masih bisa hidup dan kenapa mereka malah bergabung dengan sindikat itu?!

  "Lagipula, dia bukanlah adik kami" kata Nusame
  "Ha?" gue bingung
  "Sebenarnya, Ritsuko sendiri bukanlah dari keluarga kami. Dia adalah bayi yang ditemukan ibu kami di tempat samah. Bagi kami keluarga kami, dia hanya sampah yang beruntung karena kepintarannya" sambung Genbu
  "Kami kaget dia masih hidup dan bahkan memiliki pacar tak berwajah sepertimu. Kasihan sekali Ritsuko, si anak buangan yang dibuang orang tua kandungnya di tempat sampah. Dia bahkan tidak tahu siapa orang tua kandungnya"

APA?! Airi adalah anak yang ditemukan di tempat sampah? Bangsat..... Gue gak tahan lagi sama mereka berdua.

Gue mengepalkan tangan gue. Gue pengen menghajar duo bangsat ini. Tega sekali mereka terhadap Airi ngomong gitu ke dia. Meskipun gue bukan siapa-siapanya Airi, tapi gue gak terima dia diperlakukan begitu! Gue juga gak terima dibilang pacarnya dia! Oke, sebenarnya gue seneng sih dibilang begitu... Tapi gue gak inget kapan gue jadian sama dia. Itu kenapa gue gak terima!

    "Aku... Di tempat sampah?"

  Gue noleh ke Airi. Tatapannya kosong. Air mata keluar dari kedua matanya. Dia mengambil pisau yang ada di dekatnya (bekas pertarungan gue melawan para penjaga). Gue gak percaya, dia mengarahkan bilah pisaunya ke lehernya sendiri.

  "WOI! NYEBUT WOI! NYEBUT!" teriak gue
  "Oh? Mau bunuh diri? Itu bahkan lebih bagus. Sebenarnya kami berdua sendiri berencana membunuhmu besok." kata Nusame
  "Diem kalian berdua!!!"

Gue berlari ke Airi. Gue harus menghentikan dia sebelum dia bener-bener bunuh diri. Kalo Airi bunuh diri sekarang, gue merasa gak dihargai sama sekali! Sial, kenapa otaknya tiba-tiba bisa begitu pendek?! Lebih pendek daripada pisau yang dipegangnya lagi!

Airi menutup matanya lalu mendekatkan bilah pisau ke lehernya.

JLEB!

Bersambung
*************

  Part selanjutnya, setelah mengetahui bahwa dia dalah anak buangan. Airi sempat syok. Dia bahkan berniat membunuh diri setelah mendengar bahwa kedua kakaknya sendiri ingin membunuhnya dan Zano berlari untuk menghentikan Airi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar