"Zano & Kawanan : Kembali ke Jepang" adalah sebuah episode dari cerita berseri "Zano & Kawanan" buatan Green Leaper.
Part sebelumnya, setelah mengetahui dia adalah anak buangan. Airi sempat syok. Dia bahkan berniat membunuh diri setelah mendengar bahwa kedua kakaknya sendiri ingin membunuhnya dan Zano berlari untuk menghentikan Airi.
Happy Reading!
Gue menunjuka jari tengah ke duo kadal (untuk mancing amarah mereka). Mereka berlari ke arah gue, gue berlari secepat mungkin ke tembok kastil. Mereka berdua mencoba memukul gue tepat di muka. Tepat sebelum pukulan itu mengenai muka gue, gue menunduk.
Pukulan mereka berdua cukup kuat untuk membuat lubang pada tembok malahan mereka menembus tembok sampai di luar kastil.
BLEDAR!!!
Mereka berdua kena jebakan yang dipasang di sekitar kastil. Wow... Gue baru tau kalau ada ranjau di sebelah situ. Duo kadal itu masih hidup dan terus mengejar gue yang sekarang berlari...
BUGH!!
Kampret, gue kepleset kulit pisang... INI SIAPA SIH YANG MAKAN PISANG DAN BUANG KULITNYA SEMBARANGAN?!
Intinya, duo kadal semakin dekat. Saat mereka mengayunkan bogem mentah mereka ke muka gue, gue tangkis pake tangan. Tapi kekuatan mereka udah menurun drastis!
"Apa?" Genbu kaget
"Hehehehe" gue ketawa. "Oke! Sekarang giliran gue!"
Gue mendorong mereka berdua dan menghajar mereka dengan kepalan tangan gue. Entah kenapa, mereka yang seharusnya kuat malah jadi lemas gini. Ya elah, percuma kalian berdua keren-keren berubah tapi ujung-ujungnya bisa gue kalahin dengan satu-dua serangan...
Part sebelumnya, setelah mengetahui dia adalah anak buangan. Airi sempat syok. Dia bahkan berniat membunuh diri setelah mendengar bahwa kedua kakaknya sendiri ingin membunuhnya dan Zano berlari untuk menghentikan Airi.
Happy Reading!
**************
Zano & Kawanan
Kembali ke Jepang
Part-8
Lebih dari Sekedar Teman!
JLEB!!
Darah menetes ke tanah. Egh... Sakit juga ternyata ditikam pake pisau. Airi membuka matanya. Dia kaget melihat tangan gue merangkul lehernya. Gue gak tau kenapa, gue berlari lebih cepat daripada biasanya dan berhenti tepat di samping dia.
Gue memakai tangan gue untuk melindungi lehernya. Absurd... Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, Airi kan tinggi (banget). Gue malah kelihatan kayak seorang adik yang menghentikan Kakaknya yang mencoba bunuh diri padahal kayaknya gue dan Airi itu seumuran.
"Zano-san? Kenapa? Biakan saja aku mati!" bentak Airi
"Jangan..." bisik gue perlahan
"Tapi aku tidak punya siapa-siapa lagi"
"SUDAH LUPA YA BEGO?!!!" bentak gue
Gue melepaskan tangan Airi yang sedang memegang pisau lalu mengambil pisau itu dan membuangnya sejauh mungkin. Gue berdiri di depannya Airi. Dia diam menatap gue.
"Sendirian? Bagaimana dengan Yui?"
"Yui" Airi kaget
"Kemudian Zaki, Kaito, anak-anak kelas 2C... Lalu bagaimana dengan gue?"
Airi menundukan kepalanya.
"Kami tidak peduli, Airi dijuluki monster atau apa oleh orang lain... Bagi kami, Airi lebih dari sekedar teman... Airi adalah orang yang sangat berharga di dalam hidup kami"
"Lebih dari teman?" tanya Airi sambil menangkat kepalanya
"Tidak peduli apapun anggapan orang dan ketika elu merasa sendirian,
jangan pernah lupa bahwa ada orang yang menerimamu apa adanya. Jadi jangan pernah merasa kalau elu sendirian"
Gue mengambil kacamatanya Airi dari dalam saku lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya Airi dengan tangan gue (gue gak bawa tisu soalnya) kemudian memakaikan Airi kacamatanya.
Gue berbalik menghadap duo bertopeng (walaupun mereka udah melepas topeng mereka, gue bakal tetep panggil mereka duo bertopeng).
"Ng? Ternyata kau mau melindungi monster itu ya?" tanya Genbu
Gue lagi emosi tingkat tinggi. Oh iya! Sebelum gue menghajar mereka...
"Zano-san... Arigatou"
"Yaa... Mungkin setelah ini lu bakal membenci gue karena menghajar mereka"
"Aku tidak akan membenci Zano-san"
Duo bertopeng berlari ke arah gue. Mereka menghunus pedang yang entah darimana asalnya. Gue menghunus pedang dan mengambil pisau di tanah lalu berlari ke arah mereka. Gue masih gak berniat untuk membunuh siapapun atau membuat adengan mutilasi... Apalagi mereka berdua adalah Kakaknya Airi.
KLANG!!!
Gue gak nyangka pisau yang gue pegang bisa mengimbangi pedang katana... Bener-bener keajaiban. Gerakan duo bertopeng lumayan cepat juga. Mereka berdua menendang gue di perut. Tapi tendangannya bukan kayak tendangan manusia!
Gue aja terlempar jauh ke belakang. Ini... Bukan kekuatan manusia biasa! Kalau begini, gue bisa gak bisa menang. Kalo gue gak bisa menang, berarti gue harus mengulur waktu buat kepolisian lokal dan Screamer. Eh, ngomong-ngomong Screamer di mana?!
"Zano"
Ehg, gue sekarang malah mendengar bisikan tanpa asal. Ini bukan saat yang bagus buat berhalusinasi.
"Zano, ini aku.. Miranda"
Gue bangkit berdiri dan menyerang duo bertopeng. Gue sukses ditendang dari perut lagi... Daaan hasilnya gue terlempar jauh ke belakang lagi.
"Dengar, adikmu baik-baik saja... Tapi aku bisa merasakan bahwa kau perlu pertolongan"
"Argh, kalo gue gak bisa mengalahkan mereka dengan kekuatan sendiri, gue gak akan bisa melindungi Airi" keluh gue
"Tapi ini pertarungan 2 lawan 1. Mustahil untukmu menghadapi 2 orang yang punya kekuatan di atas manusia rata-rata"
"Lihat aja Mir!" balas gue
Duo bertopeng menatap gue dengan heran. Oh iya ya... Yang bisa berkomunikasi dengan Miranda cuma gue... Yang lain enggak.
***************
BRAK!!
Gue terlempar... Lagi dan lagi dan lagi. Gue udah babak belur tapi duo bertopeng masih belum gue hajar.
"Zano-san!" teriak Airi
Gue memperhatikan kedua musuh gue dengan teliti. Ada sesuatu yang aneh dengan mereka. Kekuatan mereka melebihi kekuatan manusia.
"Hah, semuanya sia-sia wajah rata!" kata Nusame
"Sebenarnya kami berniat merahasiakan ini, tapi kami kagum tekadmu yang bulat untuk melindungi Airi... Jadi kami akan mengatakannya" sambung Genbu
"Ha?" gue bingung
Nusame dan Genbu menanggukan kepala mereka. Mereka berdua kompak memejam mata mereka. Ketika mereka membuka mata, mata mereka... sama seperti yang dimiliki Airi. Bukan hanya itu, kulit mereka juga tiba-tiba jadi seperti kulit dari seekor kadal.
Airi terkejut melihat kedua mereka... Sebenarnya gue juga kaget sih.
"Kami berdua adalah proyek pasukan super yang sukses... Tidak seperti sampah tidak berguna di sana" kata Genbu dengan bangga
"Kenapa kalian begitu membenci dia?" gue garuk kepala
"Karena sebenarnya keluarga kamilah yang menyediakan sindikat ini dengan tikus pencobaan. Kami pikir kami bisa memakai Ritsuko untuk hal itu tapi karena dia produk gagal, maka kami yang terpaksa jadi tikus percobaan" balas Genbu
"Ironi..." gue menahan tawa
"Kenapa kalian begitu membenci dia?" gue garuk kepala
"Karena sebenarnya keluarga kamilah yang menyediakan sindikat ini dengan tikus pencobaan. Kami pikir kami bisa memakai Ritsuko untuk hal itu tapi karena dia produk gagal, maka kami yang terpaksa jadi tikus percobaan" balas Genbu
"Ironi..." gue menahan tawa
Mereka berdua berlari ke arah Airi. Gue spontan lari ke arah Airi juga... Tentu aja dengan tujuan yang berbeda dari kedua kakaknya. Mereka berdua mencoba menghajar Airi dengan tangan mereka.
Gue menghadang jalan mereka. Alhasil gue terlempar ke belakang, untung Airi menunduk jadi dia gue gak menabrak dia ketika terlempar.
Kedua orang aneh yang gila ini menertawai gue.
"Zano ya namamu?" tanya Nusame. "Kau bukan apa-apa... Kau hanya seorang manusia lemah"
"Lemah kata lu? Gue?" gue berdiri. "Hahahaha!"
Lucu banget mereka. Gue gak nyangka mereka bisa ngelawak juga.
"Justru kalian berdua yang lemah! Masa untuk melawan bocah ingusan kayak gue aja harus berubah jadi monster kadal!" ledek gue
"Bajingan kau!" balas mereka berdua kompak
Mereka berdua berlari... Bahkan lebih cepat dari sebelumnya. Gue menghindar tepat waktu. Pukulan dari mereka berdua meleset kena tanah. Tanah yang jadi korban mereka jadi retak... Buset.
"Kami akan memakan semua tulangmu!" teriak Nusame
Gerakan mereka bertambah cepat. Gue dihajar habis-habisan. Tangan kiri gue berasa sakit bukan karena akibat pertarungan ini tapi karena gue merasa pegel aja.
JLEB! JLEB!
Sebuah pedang menancap di kaki duo bertopeng ini yang sekarang udah jadi duo kadal super jelek tapi cepet ini. Mereka berhenti menghajar gue. Siapa yang ngelempar pedang? Screamer?
"Berhenti!" teriak Airi
"Airi?" gue kaget
"Hah, Ritsuko? Kau berani melawan kami?" tanya Nusame
Gue mau nangis... Gue gak ngerti soalnya
"Kalian berdua hanyalah makhluk ciptaan sindikat yang telah meruntuhkan kehidupanku!" bentak Airi
Gue gak ngerti apa yang mereka ngomongin... Seseorang... Tolong... Lemparin gue kamus kek, translator kek apa gitu.
"Zano... Tolong ijinkan aku untuk bertarung denganmu. Aku tidak bisa tinggal diam saja"
"Haaah" gue menghela napas. "Gue menghargai elu Mir... Tapi... Biarkan gue menghadapi mereka. Gue punya rencana"
Duo kadal bingung gue ngomong dengan siapa. Sebenarnya Airi juga bingung gue ngomong dengan siapa. Maklum, soalnya yang bisa berinteraksi dengan Miranda cuma gue.
Gue menunjuka jari tengah ke duo kadal (untuk mancing amarah mereka). Mereka berlari ke arah gue, gue berlari secepat mungkin ke tembok kastil. Mereka berdua mencoba memukul gue tepat di muka. Tepat sebelum pukulan itu mengenai muka gue, gue menunduk.
Pukulan mereka berdua cukup kuat untuk membuat lubang pada tembok malahan mereka menembus tembok sampai di luar kastil.
BLEDAR!!!
Mereka berdua kena jebakan yang dipasang di sekitar kastil. Wow... Gue baru tau kalau ada ranjau di sebelah situ. Duo kadal itu masih hidup dan terus mengejar gue yang sekarang berlari...
BUGH!!
Kampret, gue kepleset kulit pisang... INI SIAPA SIH YANG MAKAN PISANG DAN BUANG KULITNYA SEMBARANGAN?!
Intinya, duo kadal semakin dekat. Saat mereka mengayunkan bogem mentah mereka ke muka gue, gue tangkis pake tangan. Tapi kekuatan mereka udah menurun drastis!
"Apa?" Genbu kaget
"Hehehehe" gue ketawa. "Oke! Sekarang giliran gue!"
Gue mendorong mereka berdua dan menghajar mereka dengan kepalan tangan gue. Entah kenapa, mereka yang seharusnya kuat malah jadi lemas gini. Ya elah, percuma kalian berdua keren-keren berubah tapi ujung-ujungnya bisa gue kalahin dengan satu-dua serangan...
Gue ngos-ngosan. Duo kadal ini berubah lagi jadi normal. Mereka jatuh ke tanah, tapi mereka jadi berbau kadal. Gue harap mereka gak mati.
Tiba-tiba saja banyak sekali polisi dipimpin oleh Screamer menerobos masuk ke dalam kastil dan menangkap anggota-anggota sindikat yang sudah gue hajar semuanya. Mereka semua kaget melihat gue yang sudah babak belur.
Screamer? Gue gak tau, noh mukanya ketutup sama gas-mask yang dipakenya. Yang ada gue malah merasa diterror sama kemisteriusannya.
"Heheh, seperti yang kuduga... Kau menghabisi seisi kastil sendirian" puji Screamer
Airi berjalan menghampiri kedua kakak (angkatnya) yang tergeletak di tanah lalu berlutut. Gue cuma bisa diem melihatnya. Airi masih menangis. Dia melepaskan kacamatanya. Petugas medis langsung datang memeriksa kondisi mereka berdua.
"Mereka hanya tidak sadarkan diri. Cepat! Bawa mereka!" kata petugas medis
Gue berjalan menghampiri Airi yang melihat kedua orang yang dianggapnya sebagai kakak itu dibawa oleh petugas medis dan polisi lokal.
"Zano-san" bisiknya
"Yah... Lu kalau mau memukul gue karena udah menghajar mereka, silahkan. Gue gak akan marah kok hehehe"
"Setelah ini... Apa yang harus aku lakukan?" Airi menahan tangisnya
"Ha?"
"Aku bahkan tidak tau siapa orang tua kandungku. Apa memang tidak ada tempat untuk aku di dunia?" balas Airi
Gue garuk kepala sambil mikirin film India. Gue baru inget, Andi kemarin-kemarin ngajak gue nonton film India. Eh, kok gue jadi offtopic?
"Bego lu" kata gue
"Eh?"
"Gak peduli seburuk apapun hidup seseorang, dia tetap punya tempat di dunia ini. Hanya tergantung apakah dia akan mencari tempat itu, ataukah membuatnya" sambung gue. "Masih ada Yui, Zaki, anak-anak kelas 2C dan juga gue"
"Aku bahkan tidak tau siapa orang tua kandungku. Apa memang tidak ada tempat untuk aku di dunia?" balas Airi
Gue garuk kepala sambil mikirin film India. Gue baru inget, Andi kemarin-kemarin ngajak gue nonton film India. Eh, kok gue jadi offtopic?
"Bego lu" kata gue
"Eh?"
"Gak peduli seburuk apapun hidup seseorang, dia tetap punya tempat di dunia ini. Hanya tergantung apakah dia akan mencari tempat itu, ataukah membuatnya" sambung gue. "Masih ada Yui, Zaki, anak-anak kelas 2C dan juga gue"
Air matanya Airi mengalir terus. Sebenarnya gue merasa bersalah juga sih... Tanpa gue duga, Airi memeluk gue. Dia tidak kuat menahan tangisnya lagi, jadi dia langsung menangis.
Airi melepaskan pelukannya lalu membungkukan badannya 90 derajat.
"Te-hiks... Terimakasih Zano-san!" kata Airi sambil menangis
"Woi, jangan gitu... Gue juga mau nangis"
"Woi, jangan gitu... Gue juga mau nangis"
Gue garuk kepala karena gue gak tau mau ngapain. Airi kembali memeluk gue... Ehm.... Jujur, gue mulai merasa bingung dengan tingkahnya. Dia melepas pelukannya lagi. Dia tak sengaja menjatuhkan kacamatanya.
Gue mengambil kacamatanya. Screamer melemparkan sebungkus tisu ke kepala gue. Gue pengen ngamuk karena dia gak bisa ngasih dengan cara yang lebih baik tapi gue batalin niat gue setelah dia mengacungkan jempol ke gue.
Gue mengambil sebua tisu dari dalam bungkusan lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya Airi lalu memakaikannya kacamata miliknya.
"Sebelum elu lupa lagi, tidak peduli apapun anggapan orang dan ketika elu merasa sendirian,
jangan pernah lupa bahwa ada orang yang menerima elu apa adanya" gue senyum ke Airi
Sebuah kelopak bunga sakura melayang di depan muka gue lalu jatuh tepat di saku gue. Eh... Darimana datangnya nih bunga? Perasaan gue gak liat ada pohon itu di sekitar sini. Airi terkejut melihat bunga tersebut.
"Napa?" tanya gue
"Tidak... Tidak ada apa-apa kok" jawab Airi dengan nada senang.
"Ahem, maaf menganggu kalian yang sedang pacaran. Tapi kita harus segera pergi dari sini" kata Screamer
"Lu serius apa kagak waktu manggil kalau gue pacaran sama dia?" keluh gue
Screamer hanya tertawa kecil-kecilan. Jarang banget gue liat dia ketawa. Kami berdua berdiri. Kakinya Airi masih sakit. Gue memapahnya... Tapi karena dia lebih tinggi, maka ini bakal terlihat sedikit aneh.
Sesampainya di depan gerbang kastil, gue melihat area sekeliling sudah dipasangi garis polisi. Banyak sekali orang, baik wartawan, warga lokal, dan kepolisian ada di sini.
"Airi-sensei! Zano-san!" teriak Kaito
Kaito, beberapa anak-anak kelas 2C, Juita, Stella, Yui dan Zaki berlari menghampiri kami. Mereka kelihatannya sangat mengkhawaktirkan kami berdua. Lihat kan Airi? Udah gue bilang, elu itu sangat berharga di mata kami. Airi tersenyum melihat kami dia kayaknya sadar kalau dia sangat berarti bagi kami.
Tiba-tiba aja pandangan gue jadi kabur dan gue jatuh tidak sadarkan diri....
************
[Bagian ini dilihat dari sudut pandang orang ketiga]
Airi baru saja selesai diberi pengobatan di rumah sakit. Yui, yang kondisinya sudah lebih baik sedang duduk menjaganya. Dengan tertangkapnya seluruh sindikat yang menculik pernah menculik Airi, maka tidak ada lagi yang perlu ditakutkan Airi. Sementara Zano, dia hanya terlalu capek setelah berhadapan dengan sekian banyak orang dan sudah dibawa pulang oleh Zaki.
"Yui"
"Ada apa Airi? Ingin minum?" tanya Yui
"Sepertinya, aku... Benar-benar sedang menyukai seseorang"
"Ja - jangan-jangan...." Yui hanya mangap
Bersambung
****************
Part selanjutnya, Airi sudah diselamatkan oleh Zano dan event sekolah yang memerlukan kemampuan Zano sebagai pengemudi juga sudah selesai. Zano akan kembali ke Indonesia. Namun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar