Sabtu, 01 Februari 2014

Zano & Kawanan : Kembali ke Jepang Part-6

  "Zano & Kawanan : Kembali ke Jepang" adalah sebuah episode dari cerita berseri "Zano & Kawanan" buatan Green Leaper.

Part sebelumnya, Zano ditembak oleh seorang laki-laki misterius yang tiba-tiba saja mendobrak masuk. Apakah Zano benar-benar terkena tembakan? Apakah dia akan selamat? Dan siapakah laki-laki misterius itu?

Happy Reading!


**************
Zano & Kawanan
Kembali ke Jepang
Part-6
Penculikan Airi

PLAK!

  "GYAAAAAH!!!"

  Gue langsung kebangun. Pipi gue sakit. Gimana enggak, gue baru aja ditampar oleh Juita. Gila! Apa temen-temen gue punya cara yang lebih halus untuk membangunkan orang yang lagi pingsan?! Gue ngelus-ngelus pipi gue.

  "Wow... Caranya bekerja! Screamer, kau memang jenius" puji Juita
  "Sudah kuduga" balas Screamer
  "Apa lu berdua gak punya cara yang lebih halus lagi?!" protes gue

Gue kayaknya ada di rumah sakit. Tapi gue gak apa-apa sih. Cuma kepala gue kebentur cukup kuat. Gue kayaknya bakal menyimpan dendam buat orang yang suka buang kulit pisang sembarangan.

  "Eh, yang lain mana?" tanya gue
  "Para siswa sudah dipulangkan. Zaki dan para guru ada di rumah masing-masing. Yui... Ada di sebelah tuh" jawab Juita

Gue liat ke sebelah. Yui sedang membaca buku di atas tempat tidur. Kakinya diperban. Gue inget, dia kena tembak di kakinya. Walaupun Yui keliatan baik-baik aja tapi gue yakin dia sebenarnya lagi kesusahan mikirin Air...

  "Oh iya! Airi! Mana dia?!"
  "Hilang" jawab Screamer

Sial! Gue gagal! Gue gagal! Gue gak bisa tinggal diam. Gue turun dari tempat tidur dan berjalan ke pintu keluar.

  "Zan! Tunggu!" Juita menghalangi jalan gue
  "Pinggir! Gue gak bisa cuma tinggal diam!"
  "Kenapa kau begitu peduli pada seseorang yang baru saja kau kenal?"
  "Kenapa kalian bisa tau Yui dan Airi?!" gue malah balik bertanya
  "Kami diperkerjakan oleh Polisi di sini untuk membantu menangani masalah ini. Tentu saja kami tau" jawab Juita. "Sekarang kenapa kau begitu peduli pada Airi?"

Gue diem sebentar. Katanya tau... Tapi malah nanya... Gimana sih?

  "AKANG!"

Panggilan itu... Cuma 1 orang aja di hidup gue yang manggil gue dengan panggilan itu. Gue noleh ke belakang. Yep, gak salah lagi itu-

PLAK!!!

Gue jatuh ke tanah. Sekali lagi... Walaupun dia cewek tapi tamparannya kuat. Gue gak tau metode latihan apa yang dipake sama Screamer buat nih anak tapi apapun itu, minumnya tetep es teh dua gelas.

  "Ghghghg.... Apa salah gue?" keluh gue

Gue berdiri lagi tapi langsung dipeluk sama Stella. Gue heran sama nih anak.

  "Tamparan yang tadi itu karena udah buat semua orang takut" bisiknya
  "Jujur, aku cukup kaget ketika Rini menamparmu" kata Screamer

Stella melepaskan pelukannya sambil menghapus air mata yang membasahi pipinya.

  "Yang penting akang gak apa-apa aja" katanya
  "Hm? Bentar... Kenapa Stella ada di sini? Mer? Ini bukan kerjaan lu kan?" tanya gue
  "Aku rasa kembarannya bisa menjawab pertanyaan itu" jawab Screamer
  "Yah.. Bagaimana ya. Dia seperti punya kontak batin denganku" jawab Juita sambil menggaruk kepalanya

Gue menghela napas. Begitu ya... Tapi gue gagal mengerti...

  "Tapi, sekarang bukan waktunya untuk diam di sini. Gue harus segera pergi" kata gue
  "Tapi Zan!" Juita menghadang jalan. "Screamer, bantu aku!" keluh Juita
  "Zano, walaupun kau pergi... Memangnya kau tau harus pergi ke arah mana?" tanya Screamer

Gue berhenti... Bener juga sih apa yang dibilang temen gue ini. Kalo gue pergi, gue mesti pergi ke arah mana. Tapi di sisi lain, gue gak bisa tinggal diem. Gue bener-bener mencemaskan Airi.

  "Kalau begitu, tolong cari mereka Mer! Lu kan jago dalam melacak" pinta gue
  "Memang, tetapi kita sedang berhadapan dengan orang yang mempunyai kemampuan yang sama" jawab Screamer
  "Apakah... Ada sesu-atu yang bisa kita lakukan? Hantu Pemburu?" tanya Yui

Suasana menjadi hening. Screamer mengangkat kepalanya lalu menatap Yui. Mukanya yang tertutupi gas-mask yang selalu dipakainya membuat semua orang di dalam ruangan merasa tak nyaman.

  "Mereka bisa lari tapi mereka tidak akan bisa selamanya bersembunyi... Tidak selama aku yang mengejar mereka" jawab Screamer
  "Jadi, lu bisa melacak mereka?" tanya gue
  "Tentu saja aku bisa. Kau meremehkan kemampuanku" jawab Screamer
  "Kalau begitu biarkan aku membantumu untuk menemukan mereka" pinta Juita
  "Tidak... Ju. Masalah satu ini adalah bidangku" balas Screamer
  "Membunuh ya?" tanya Juita

Gue kaget. Membunuh?! Apa berarti...

  "Musuh kita dikenal sebagai duo topeng misterius. Mereka adalah buronan yang tidak bisa diremehkan. Menurut informasi yang berhasil kudapat, mereka berdua hanya diturunkan untuk membereskan masalah yang memerlukan orang-orang berkemampuan tinggi di dalam sindikat mereka" jelas Screamer panjang lebar
  "Berarti, Airi benar-benar penting di mata mereka" gue garuk kepala. "Lalu, Bagaimana caranya kau akan menemukan mereka?"
  "Tidak... Berusaha menemukan mereka akan memakan waktu terlalu lama. Bahkan mungkin, ketika kita menemukan mereka... Sudah terlambat untuk menyelamatkan Airi" jawab Screamer

Oke, sekarang gue tambah gelisah.

  "Jadi?! Apa yang akan lu lakukan?" tanya gue
  "Aku akan membuat mereka menemukanku" jawab Screamer
  "Ha?" gue bingung
  "Bagaimana cara menarik perhatian dari seorang pimpinan kriminal? Mudah, kau hanya perlu terus-menerus menghabisi seluruh anak buahnya dan membuat masalah sebanyak mungkin"
  "Oh! Begitu" gue paham
  "Benar, aku akan menemukan sebanyak mungkin anggota mereka, lalu membuat sebanyak mungkin masalah untuk mereka"

Screamer... Lu jenius! Ini benar-benar ide yang bagus! Hanya perlu membuat masalah sebanyak mungkin lalu pasti pimpinan dari sindikat yang menculik Airi akan menurunkan anak buah terbaiknya. Kemudian, dengan kemampuan melacak Screamer yang hebat, kita bisa menemukan tempat persembunyian mereka. Tapi... Bagaimana caranya Screamer akan mencari anggota yang lebih rendah pangkatnya?

  "Juita, aku perlu kau mengumpulkan polisi sebanyak mungkin pada lokasi dan waktu yang telah kutulis"

Screamer melemparkan sebuah kumpulan dokumen ke Juita. Juita menangkapnya. Dia menangguk lalu berjalan keluar.

  "Zano, aku perlu kau menjaga Yui di sini"
  "Oke" balas gue
  "Lalu, Rini..." Screamer menatap ke Stella
  "Aku mengerti. Aku akan memastikan akang Zano tidak mengacaukan rencanamu"

Memangnya gue apaan Neng? Semacam pengacau gitu?

**************

  Sore harinya, Zaki datang menjenguk kami berdua. Dia seneng juga pas ketemu Stella. Soalnya kita bertiga adalah temen seperjuangan dulu. Untuk mengusir kebosanan, Zaki mengajak gue bermain permainan favorit kami berdua. Yep kartu.

Walaupun Zaki sudah mengubah susunan kartunya, tetap saja dia kalah dari gue. Stella hanya memperhatikan kami dengan serius. Saat sedang bermain, gue melihat ke Yui.

Yui sedang melihat ke luar jendela. Dia kelihatan benar-benar cemas sekali tapi dia tak bisa berbuat banyak. Dia mengepalkan tangannya. Tangannya kemudian bergetar.

  "Ya, Neng... Mau main?" tanya gue ke Stella
  "Ah... Kayaknya asik juga tapi..."
  "Gak apa-apa, nanti Zaki ajarin" balas gue

Stella akhirnya duduk menggantikan gue. Gue berjalan menghampiri Yui. Gue baru nyadar kalau air matanya sedang membasahi pipinya.

  "Yui" sapa gue
  "Tch, aku merasa lemah Zano" balas Yui
  "Ya... Gue juga" gue menundukan kepala. "Untuk sekarang... Kita hanya bisa berharap pada Screamer. Semoga saja, dia bisa menemukan Airi secepat mungkin"
  "Zano, kena-pa kau mau berkor-ban untuk Airi yang ber-beda da-ri kita?" tanya Yui
  "Karena berbeda, bukan berarti dia pantas diperlakukan seperti monster. Gue gak peduli anggapan orang... Airi adalah teman gue... Orang yang berarti dalam kehidupan gue."

Yui diam sebentar. Gue heran bagaimana caranya dia bisa memahami banyak kosakata bahasa Indonesia dalam waktu yang cukup singkat? Hm... Kayaknya Yui punya IQ di atas rata-rata nih.

  "Tidak her-an ke-napa Airi me-rasa nyaman didekatmu... Wa-laupun kau i-tu aneh" kata Yui
  "Beristirahatlah Yui. Biar gimanapun, kondisi kaki lu masih belum sembuh total. Kita harus dalam kondisi 100% fit ketika menyelamatkan Airi" balas gue
  "Ya" Yui menangguk

*************

  3 hari sudah berlalu semenjak Airi diculik. Gue udah diperbolehin pulang karena acara sekolah udah selesai. Tapi, gue belum bisa pulang... Dan gue gak akan pulang sebelum gue menemukan Airi.

Seperti biasa, gue gak mungkin tinggal diam kalo temen gue dalam bahaya. Gue melakukan apa yang gue bisa dengan cara mengawasi pergerakan dari sindikat dibantu Yui yang menggunakan kamera dan audio pengawas milik Airi yang entah sejak kapan dan bagaimana sudah terpasang pada beberapa titik di sekolah dan kota.

Kondisinya Yui udah baikan. Tapi dia belum boleh melakukan gerakan yang sangat aktif atau nanti lukanya malah kambuh dan menimbulkan rasa sakit.

Stella? Dia udah setuju kok untuk membantu gue yang penting selama gue gak ikut campur dengan rencananya Screamer sampai Screamer sendiri yang memintanya.

Zaki dia juga membantu gue. Dia gak terima perbuatan dari sindikat yang sudah membuat trauma pada beberapa anak didikannya. Zaki, karena udah lama tinggal di sini. Maka kalau ada gosip atau rumor, maka dialah orang pertama yang akan mengetahuinya lalu memberi tau pada kita.

Ah iya, Screamer. Dia melakukan banyak kemajuan. hanya dalam 3 hari, dia sudah menyebabkan angka kriminal menjadi turun tajam. Sebagian besar tangkapannya... Tewas. Yah taulah, karena dia dapet perintah untuk "menangkap hidup atau mati".

Dia sengaja membunuh tangkapannya karena menurutnya, itu akan mempercepat proses untuk mencari Airi. Dia meminta gue, ketika tiba saatnya... Jangan ragu-ragu untuk bertindak tapi pada saat bersamaan, jangan bodoh.

  Malam harinya, waktu gue, Yui dan Zaki sementara baru saja pulang dari SMP utsu-apaan lah namanya gue juga gak hafal... Kita bertemu Screamer sedang naik motor.

  "Malem Mer" sapa gue
  "Waktu yang tepat" balas Screamer
  "Ha?"
  "Waktunya sudah tiba"
  "Lu udah berhasil menemukan Airi?" tanya gue
  "Ya, setelah membuat duo topeng kabur, aku berhasil mengikuti mereka ke tempat persembunyian mereka" jawab Screamer. "Naiklah, bukankah kau ingin segera menyelamatkan temanmu itu?"

Oke! Gue merasakan semangat yang membara keluar dari tubuh gue. Gue langsung naik.

  "Zano!" kata Yui
  "Ya?"
  "Tolong... Selamatkan Airi" Pintanya

Yui membungkuk 90 derajat. Gue sempat melihat air mata keluar dari matanya lagi.

  "Pasti! Gue akan membawa pulang Airi dengan selamat" jawab gue dengan serius. "Karena dia adalah teman gue. Orang yang berharga dalam hidup gue"
  "Zan, hajar sedikit dari mereka karena udah membuat anak-anak didikan gua terutama Kaito dan Tetsu jadi trauma" pinta Zaki
  "Oke" balas gue. "Ayo Screamer!"

Aaah... Bentar, gue baru inget kalo gue kurang suka kalo Screamer yang jadi pengemudinya... Soalnya ketika dia membawa kendaraan, dia bener-bener gila dan bisa membuat penumpangnya langsung kena stroke.

Screamer menancapkan gas dan motor langsung melaju dengan kencang di jalanan. Gue hampir aja jatuh ke belakang. Airi, bertahanlah! Gue... Akan membawa lu pulang ke rumah lu!

Bersambung
**************

  Part selanjutnya, Screamer sudah menemukan tempat persembunyian sindikat yang menculik Airi. Zano dan Sceamer segera menuju ke tempat tersebut sementara kepolisian lokal akan tiba belakangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar