Sabtu, 25 Januari 2014

Zano & Kawanan : Kembali ke Jepang Part-5

  "Zano & Kawanan : Kembali ke Jepang" adalah sebuah episode dari cerita berseri "Zano & Kawanan" buatan Green Leaper.

Part sebelumnya, Zano ditembak oleh seorang laki-laki misterius yang tiba-tiba saja mendobrak masuk. Apakah Zano benar-benar terkena tembakan? Apakah dia akan selamat? Dan siapakah laki-laki misterius itu?

Happy Reading!



******************
Zano & Kawanan
Kembali ke Jepang
Part-5
Masa lalu Airi

  DOR!!

  Gue tiba-tiba terjatuh. Gue tiba-tiba merasa seperti dipeluk. Ini siapa yang memeluk gue di saat-saat kayak gini? Gue liat baik-baik. Airi... Rupanya dia memeluk gue lalu menghindar ke kiri ketika tembakan dilepas sehingga kami berdua tidak terkena tembakan. Dia cepat juga.

  "Zano-san... Zano-san tidak apa-apa?" tanya Airi yang masih memeluk gue
  "Ya... Ehm" gue dikit malu sih. Dipeluk di saat kayak gini

Airi melepaskan pelukannya lalu berdiri. Laki-laki misterius itu mengarahkan pistolnya ke Airi. Dia benar-benar bakal membunuh siapapun. Siapa sih nih orang?!

  "Airi!" teriak Yui
  "JANGAN ADA YANG BERGERAK!" teriak laki-laki itu. "KAU! AKU AKAN MEMBUNUHMU KALAU KAU MENGHADANGKU!!"

Airi cuma tersenyum. Suasana menjadi tegang... Kecuali buat gue karena gue sama sekali gak ngerti apa yang mereka ngomongin tapi gue tau gue adalah target dari laki-laki ini.

Airi melepaskan kacamata yang dipakainya kemudian memjamkan matanya sebentar. Tak lama kemudian, dia membuka matanya. Pupil matanya sudah berubah seperti pupil matanya kadal.

Entah kenapa laki-laki misterius itu langsung menjatuhkan senjatanya. Seluruh tubuhnya gemetar seperti baru saja melihat hal terburuk dalam hidupnya.

Seisi ruangan kaget melihat kelainan dari Airi. Saat inilah, Zaki langsung berlari ke arah laki-laki itu. Gue mengikuti dia dari belakang.

  "Ayo kita selesaikan dia Zano!" kata Zaki
  "Oke!" balas gue

Zaki melakukan tendangan ke arah belakang kepala laki-laki itu sementara gue melakukan tendangan ke kaki laki-laki itu.

  "Tendangan Kawanan!" teriak kami berdua kompak

BLETAK! BUK!

Serangan kombinasi kami berdua berhasil menjatuhkan laki-laki misterius ini ke tanah. Tapi rupanya dia punya 2 orang lagi jauh di belakangnya. Gak tau kenapa, mereka malah melarikan diri menaiki motor.

  "Sial... Mereka lolos!" keluh Zaki

Gue melihat ke Airi yang masih diam berdiri di tempat. Dia memejamkan matanya lalu membukanya lagi. Matanya kembali normal seperti biasa. Kalo bukan karena dia, mungkin gue udah kena tembak tadi. Zaki langsung menangkap laki-laki misterius yang tadi kami jatuhkan.

  "Zano-san... Tidak apa-apa kan?" tanyanya dengan lemas
  "Ya... Airi sendiri?"
  "Asalkan Zano-san, tidak apa-apa... Aku akan baik-baik saja" jawab Airi dengan riang walaupun nadanya lemas

Airi tiba-tiba memegang kepalanya. Efek sampingnya ya? Gue berlari menghampiri Airi begitu juga dengan Yui yang spontan mengampiri Airi.

  "Airi" kata Yui dengan perlahan

Airi tiba-tiba pingsan. Gue menangkapnya sebelum dia jatuh ke tanah. Kasian temen gue satu ini. Seisi ruangan masih diam di tempat. Mungkin karena mereka masih syok melihat kelainan dari Airi.

**************

  Gue membaringkan Airi di atas kasur. Laki-laki misterius yang berhasil gue dan Zaki tangkap tadi sudah diiket dan dikunci di dalam sebuah kamar sampai kepolisian datang. Yui duduk menjaga Airi. Gue keluar untuk berdiskusi dengan Zaki dan guru yang ikut acara ini.

  "Lebih baik kita memulangkan para murid sekarang" usul guru Takashi (kalo gue gak salah inget namanya)
  "Tapi, jika kita melakukannya sekarang, tidak ada jaminan kalau mereka tidak akan menyerang kembali" balas Zaki
  "Kalau di jalan, kita gak punya banyak perlindungan... Apalagi di malam hari" sambung gue. "Tapi kalau di sini, ketika diserang, para murid punya banyak tempat perlindungan. Lagipula, target mereka kayaknya sih aku. Jadi selama tidak ada yang mencampuri urusan mereka, kayaknya semua bakal baik-baik saja"

Zaki mengangguk.

  "Kita lebih baik memakai 1 bus saja. Zano akan tinggal di sini sampai semua murid berhasil dipulangkan. Selama tidak ada murid yang ikut campur tangan, maka aku yakin korban jiwa bisa dimimalisir" guru Takashi menggaruk kepalanya
  "Zan, lu gak apa-apa kalo ditinggal sendirian?" tanya Zaki
  "Yoi... Tolong bawa Airi sekalian ke rumah sakit"

Yui membuka pintu. Kami melihat ke Yui.

  "Zano. Kemari sebentar bisa?" tanya Yui
  "Ha?! Lu bisa bahasa Indonesia?!" gue kaget. "Kenapa gak dari waktu pertama kali kita ketemu lu gak ngomong pake bahasa Indonesia?!?!?!?!"
  "Belajar baru" balas Yui

Dari tata bahasanya... Dia kayaknya baru mempelajari bahasa Indonesia. Yah... Walaupun sedikit membingungkan, tapi gue bisa menebak maksud dari apa yang diucapkannya.

  "Ada apa?" tanya gue
  "Airi ingin berbicara denganmu" jawab Yui terbata-bata
  "Ha?"
  "Mari..."

Yui masuk ke dalam ruang. Gue, meskipun bingung ya gue masuk juga lalu menutup pintu. Airi kayaknya baru saja sadar. Dia masih lemes. Gue mengambil kursi lalu duduk di sebelah kasur.

  "Yoo Airi, bagaimana kabar lu?" sapa gue
  "Zano-san. Apakah Zano-san tidak apa-apa?"
  "Gue gak apa-apa kok" balas gue. "Tapi lu sendiri..."

Airi tersenyum. Gue menatap ke Yui. Yui menutup kain jendela.

  "Zano-san... Aku tidak mau menjadi beban bagimu. Laki-laki yang tadi menyerangmu itu... Salah satu dari gerombolan yang mengincarku. Orang-orang yang kau hajar di bandara juga bagian dari mereka. Tapi waktu itu mereka belum tau aku. Tapi, setelah kejadian yang tadi..." keluh Airi
  "Hehe, sudah gue bilang. Lu bukanlah sebuah beban"
  "Tapi, aku hanya membuat orang lain susah..." balas Airi. "Aku ini tidak ada gunanya"
  "Masa? Kalau bukan karena elu, gue udah kena tembak tadi" gue nyengir
  "Tapi, kau juga kena akibatnya... Kau malah akan ditinggalkan di sini"
  "Lalu kenapa? Ditinggalkan sendiripun bukanlah masalah buat gue"

Airi terdiam. Yui juga diam... Karena dia enggak ngerti.

  "Gue gak peduli siapapun, jika mereka berani menyakiti orang yang berarti dalam hidup gue, maka gue akan mengirim mereka ke neraka"
  "Kata-kata yang bagus Zano"

Gue, Airi dan Yui menoleh ke arah jendela di ujung. Jendela di ujung terbuka, tirai jendelanya sudah dicabut oleh seseorang yang sedang duduk di jendela itu... Orang itu adalah...

  "Si hantu pemburu!" kata Yui dan Airi pada saat bersamaan
  "Screamer!" kata gue

Gue gak tau bagaimana caranya dia masuk ke lantai 2. Gue gak tau sejak kapan dia ada di sana. Yah.. Biar bagaimanapun, Screamer adalah temen gue yang kayaknya bisa ada di semua tempat.

  "Biar kuberitau padamu Zano. Kalian sedang berhadapan dengan bagian dari sindikat internasional" kata Screamer
  "Internasional?" gue memiringkan kepala
  "Umur sindikat mereka masih sebiji jagung. Tapi mereka sudah memiliki kenekatan untuk membuat pasukan super. Bisa dibilang.... Temanmu yang terbaring di kasur adalah salah satu dari eksperimen mereka yang gagal" jawab Screamer. "Benar kan? Ritsuko?"
  "Screamer... Bisa gak sekali dalam hidup gue lu gak tau tentang seseorang yang baru gue kenal?" keluh gue

Screamer menggelengkan kepalanya.

  "Zano-san kenal dengan si hantu pemburu?" Airi menatap gue
  "Hantu pemburu? Dia? Gue taunya namanya Screamer" jawab gue
  "Aku dikenal dengan banyak nama" balas Screamer
  "Jadi... Intinya kalian sudah saling kenal?" tanya gue
  "Ya... Seorang pemburu bayaran misterius yang latar belakangnya sama sekali tidak diketahui oleh siapapun. Mempunyai rekor menakjubkan dalam menjalankan tugasnya sebagai pemburu kriminal. Tidak pernah gagal sekalipun dalam menjalankan tugas" jawab Airi panjang lebar

Gue diem... Airi ternyata lebih mengenali Screamer daripada gue. Screamer berjalan ke belakang gue. Gue merasa gak enak.

   "Akan sangat memalukan bagimu jika orang asing lebih mengenaliku dibandingkanmu yang sudah menjadi temanku" bisik Screamer
   "Ha?" gue garuk kepala
  "Aku tinggal di mana saja. Hobiku tidak terlalu penting untuk dibahas. Makanan kesukaanku adalah apa saja yang bisa dimakan. Minuman kesukaanku adalah apa saja yang bisa diminum. Yang paling aku tidak sukai adalah hal yang tidak aku sukai. Yang aku sukai, adalah hal yang aku sukai" bisik Screamer
  "Kalau lu ngomong kayak gitu sama aja bohong! Ujung-ujungnya, gak ada satupun informasi tentang lu yang bisa gue ketahui" gue protes
  "Itu karena kau jarang memakai otakmu untuk mengelolah informasi" ledek Screamer

Suasana menjadi hening. Gue mau debat kayak gimanapun, gue tetep gak bakal menang lawan temen gue yang satu ini.

  "Eh, ngomong-ngomong... Yang namanya Ritsuko itu... Siapa?" tanya gue
  "Ritsuko Haruna adalah nama asli dari Airi. Lalu, Zano... Pria yang berhasil kalian tangkap adalah bagian dari sindikat yang kukatakan. Mereka mengejarmu karena kau pernah menjatuhkan 3 anggota mereka di bandara" jawab Screamer

  Oh... Gue paham sekarang kenapa laki-laki yang barusan ingin membunuh gue. Airi terlihat merasa sangat bersalah.

  "Maaf Zano-san. Kalau aku tau mereka bertiga adalah bagian dari... Ugh. seharusnya aku tidak memuatmu ke dalam koran" keluh Airi
  "Hehe, gak apa-apa" gue senyum
  "Tapi tetap... Untuk keselamatan Zano-san le-"
  "Apa Airi sudah lupa?" tanya gue

Airi tertegun sebentar. Screamer menanggukan kepalanya. Entah apa maksudnya Screamer, gue gak terlalu peduli. Dia mah susah ditebak.

  "Gue udah pernah bilang sebelumnya... Airi adalah teman gue. Orang yang berharga di dalam hidup gue" sambung gue

****************

  [Bagian flashback ini dilihat dari sudut pandang orang ketiga serba tempe tahu]

  Airi, pada waktu itu masih bernama Ritsuko sedang berjalan-jalan di desa kelahirannya. Tidak ada satupun warga ataupun anak-anak sekitar yang berani mendekatinya. Itu dikarenakan oleh matanya yang aneh.

  "Ibu, Ritsuko kenapa?" tanya salah satu anak kecil
  "Cepat masuk ke dalam" jawab ibu dari anak itu

Airi melihat ada beberapa anak-anak yang sedang bermain dengan riang di taman. Airi berlari menghampiri mereka tetapi begitu anak-anak menyadari bahwa Airi mendekat, mereka langsung bubar.

  "Tunggu, bolehkah aku-"
  "Pergi sana orang aneh!" bentak salah satu anak. "Ayo, teman-teman. Kita lanjutkan besok saja"

Airi merasa sedih. Dia melihat ibunya sedang lewat di taman. Ketika Airi memanggilnya, bahkan ibunya sendiri membentaknya dan mengatakan bahwa dia tidak punya anak sama sekali. Bahkan ibunya sendiri tidak mengakuinya.

Airi menghabiskan waktunya sendirian duduk di taman.

  "Kenapa semua orang begitu membenciku?" pikir Airi. "Apakah tidak ada satupun orang yang mau menerimaku apa adanya? Apakah akan ada orang yang menganggapku berharga di matanya?"

Airi melihat ke langit yang sedikit mendung.

  "Padahal keluargaku pernah mengatakan bahwa tidak peduli seburuk apapun keberadaan seseorang di dunia, dia pasti tetap berharga di mata seseorang" Airi merapikan rambutnya. "Tapi, sekarang keluargaku saja tidak mengakuiku... Apa aku sudah tidak berharga lagi di mata keluargaku sendiri? Apa yang diajarkan keluargaku itu hanya sebuah kebohongan?"
  "Airi!"

Airi menoleh ke belakang. Ada seseorang yang sedang memanggilnya. Tetapi Airi tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Hanya 1 hal yang jelas, orang itu adalah laki-laki dan pada bajunya, ada gambar bunga sakura.

  "Tidak peduli apapun anggapan orang dan ketika kau merasa sendirian, jangan pernah lupa bahwa ada teman yang menerimamu apa adanya" ucap laki-laki itu

[Akhir dari bagian flashback, setelah bagian ini, kembali lagi melihat segala sesuatu melalui Zano]

************

  Airi memegang kepalanya. Raut wajahnya menunjukan bahwa kepalanya sedang sakit. Gue gak tau kenapa. Tapi kayaknya gue baru aja memikirkan apa yang lewat di pikiran Airi... Hm... Kepala gue juga jadi sakit. Gue sempat memijit kepala gue sendiri.

  "Airi! Kau tidak apa-apa?" tanya Yui
  "Ya, aku tidak apa-apa" jawab Airi

Screamer berjalan kembali ke jendela yang terbuka.

  "Hahah, menarik sekali" kata Screamer. "Zan, pastikan semua siswa sudah berada pada tempat yang aman sekarang. Aku punya perasaan bahwa akan terjadi sesuatu yang menarik"
  "Woi Mer, makhluk! Lu mau kemana?" tanya gue

Screamer tidak menjawab pertanyaan gue, dia langsung lompat dari jendela. Waktu gue berlari (bukan buat ikut-ikutan lompat) ke arah jendela yang sama. Screamer udah gak kelihatan. Sialan, tuh makhluk cepet amat...

Airi batuk-batuk. Yui kelihatan semakin cemas. Jujur, gue sendiri juga cemas.

  "Yui" bisik Airi
  "Sudahlah, beristirahatlah dulu. Airi" balas Yui
  "Airi, istirahat dulu aja. Semuanya bakal baik-baik aja kok" bujuk gue
  "Baiklah... Aku mengerti. Terimakasih kalian berdua"

****************

  Larut malamnya. Zaki dan para guru sudah memastikan para murid sudah berada di tempat yang aman sesuai dengan rencana yang Screamer kasih ke mereka sebelum dia "menjenguk" Airi lalu menghilang lagi entah kemana.

Gue dan Yui masih berjaga-jaga di dalam ruang yang sama. Untuk menghilangkan sedikit rasa bosan. Gue mengeluarkan permainan kartu yang gue bawa lalu melihat-lihat gambarnya lagi. Ini lebih baik daripada cuma diem menatap Yui terus gue dikira modus sama dia... Lalu dihajar lagi sama seperti waktu pertama kali ketemuan. Airi sedang tertidur pulas.

  "Zano... Menur-utmu. Aku ini se-per-ti apa orangnya?" tanya Yui
  "Hm? Kau seperti... Gimana yah ngejelasinya? Hmmm...."

Gue menyimpan kartu yang gue bawa.

  "Yui yang sekarang seperti....."
  "Seperti?" Yui terlihat penasaran
  "Seperti seorang wanita!"

PLAK!

  Gue dihajar sama Yui. Tinjuannya kuat banget! Kepala gue merasa puyeng setelah sekali dihajar. Apa salah gue?!

  "Berarti sebelumnya kau menganggapku sebagai seorang laki-laki?!" protes Yui
  "Lha? Kok bahasa Indonesianya jadi lancar?!" balas gue
  "Itu tidak penting! Sekarang jawab! Apa sebelumnya kau menanggapku sebagai laki-laki?!"
  "Hei, gue gak pernah bilang kalau elu mirip laki-laki!!!!" gue balik protes
  "Yui, Zano-san"

Kami berdua menoleh ke Airi. Dia terbangun karena suara berisik kami berdua. Airi terlihat kebingungan melihat tingkah kami berdua.

  "Ah... Kita gak berkelahi kok. Ahahahaha. Lihat? Kita berdua baik-baik aja" kata gue
  "Airi, kita tidak berkelahi. Kita hanya sedang bercanda. Hahahaha"

Wuergh! Kampret! Yui menginjak kaki gue. Gue spontan langsung menginjak kakinya juga. Kami berdua menatap satu sama lain dengan aura membunuh. Airi cuma tertawa kecil-kecilan melihat tingkah kami berdua.

Melihat teman kami yang satu ini tertawa. Kami berdua langsung berhenti berkelahi. Kami berdua senyum ke satu sama lain.

DOR! DOR!

  Lagi?! Mereka udah balik lagi?! Gue langsung didorong oleh Yui ke tanah (tapi kepala gue malah kebentur kursi) lalu Yui berlari ke arah Airi lalu mengangkat Airi dari atas kasur lalu meletakan Airi di tanah. Jujur, kalo di atas kasur, ancaman Airi kena tembakan bakal lebih tinggi.

Peluru-peluru melesat menembus kaca. Gue merayap tepat di bawah jendela. Kok kacamatanya Airi ada di depan gue? Gue menyimpannya dalam saku celana gue daripada keinjek sama orang. Seorang perempuan dan laki-laki melompat masuk lewat jendela. Atribut mereka serba hitam bercorak pohon warna hijau gelap dan mereka memakai topeng.

Yang laki-laki memakai topeng elang. Sementara yang cewek make topeng kelinci. Bagaimana caranya gue tau yang satu laki-laki dan yang satunya cewek? Gampang, dari cara jalannya aja bisa tau.

Yui tanpa menunggu lama lagi langsung menyerang kedua orang aneh ini. Tapi dia malah kena tembak di kaki. Sepertinya mereka berdua belum menyadari kalo gue ada di bawah jendela. Aneh...

Setelah mereka melumpuhkan Yui, mereka langsung menghampiri Airi. Pasti mereka mengincar tuh anak. Gue berdiri lalu berlari secepat mungkin ke kedua penyerang misterius ini. Gue menghajar mereka dengan kedua tangan gue dari belakang kepala.

Pukulan gue tepat sasaran. Mereka berdua jatuh tapi langsung bangkit lagi. Gawat.... Kayaknya gue berhadapan dengan orang jahat yang punya kemampuan sama kayak Screamer nih... Apa yang mesti gue lakukan?

  "Oh... Ternyata Ritsuko punya seorang penjaga dari dunia lain" kata yang bertopeng elang
  "Siapa kau?" tanya yang bertopeng kelinci

Oke! Setidaknya sekali dalam seumur hidup, gue pengen sok keren di saat-saat yang gak semestinya. Bukan karena gue lagi diperhatiin Yui dan Airi. Gue cuma pengen sok keren aja... Masalah buat loe?!

  "Gue adalah..." gue meyisir rambut gue dengan tangan. "Seseorang yang-"
  "Ah, si jelek bodoh yang menjatuhkan 3 anggota kita di bandara tempo hari itu kan?!" teriak mereka berdua kompak
  "KAMPRET! Bisa gak tunggu bentar?! Gue pengen terlihat keren sekali dalam seumur hidup tanpa alasan yang jelas. Kenapa kalian malah merusaknya?!"

Grr..... Oke, gue bener-bener marah. Bukan karena mereka ngerusak gue yang pengen terlihat keren. Gue cuma pengen marah aja tanpa alasan yang jelas.

  "Bagaimana? Apa perlu kita bunuh dia?" tanya topeng elang
  "Tidak perlu, dia bukan ancaman bagi kita. Yang penting, kita bisa mendapatkan Ritsuko. Ayo pergi dari sini" jawab topeng kelinci

Yang topeng elang menggendong Airi. Gak salah lagi! Mereka adalah bagian dari sindikat yang nyulik Airi waktu dia kecil! Bentar, kenapa ya mereka bisa ngomong bahasa Indonesia? Halah! Fokus Zan! Ini bukan saatnya buat mikir gituan!

  "Tidak akan kubiarkan kalian membawa pergi Airi!"

Gue berlari untuk menyerang lagi tapi... Gue kepleset kulit pisang dan kepala kebentur di pinggir kasur. Pandangan gue semakin gelap... Kampret... Siapa yang suka buang kulit pisang sembarangan?

Blergh, Airi... Kayaknya gue... Bakal... Pingsan...

Bersambung
*************

  Part selanjutnya, setelah gagal mencegah penculikan Airi (gara-gara kulit pisang), Zano jatuh pingsan dan para penyerang misterius berhasil melarikan diri. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar