Part sebelumnya, Setangkai Mawar di Pinggir Jalan
Dahulu kala, para Dewa dan Dewi turun ke dunia untuk hidup bersama-sama dengan penghuni dunia. Mereka kemudian memilih sejumlah orang dan memberkati orang-orang tersebut dengan anugerah mereka. Sebagai imbalan dari anugerah tersebut, orang-orang yang terpilih melayani Dewa dan Dewi mereka; menjalankan setiap titah yang diturunkan dari Dewa/Dewi yang disembah.
Namun, beberapa ratus tahun yang lalu, terjadi sebuah bencana hebat...
Energi kehidupan yang disebut sebagai "Pohon Kehidupan" tiba-tiba menjadi sangat tidak stabil. Para monster mulai bermunculan di mana-mana dan mengamuk. Iblis mulai menampakan diri mereka di segala penjuru dunia. Desakan-desakan politik dan tekanan atas banyak ancaman yang tiba-tiba muncul sudah mulai menunjukan percikan-percikan api perperangan di segala belahan dunia.
Ditambah lagi, ada desas-desus tentang keanehan-keanehan yang terjadi. Beberapa tempat di dunia menjadi "terkontaminasi" oleh sesuatu yang mengubah siapapun yang terekspos pada "hal itu" menjadi sosok monster mengerikan.
Ini adalah kisah tentang seorang perempuan bernama Roselia; seorang yang tak memiliki apapun yang bercita-cita ingin berpetualang ke segala penjuru dunia dan menjadi pahlawan hebat.
Dahulu kala, para Dewa dan Dewi turun ke dunia untuk hidup bersama-sama dengan penghuni dunia. Mereka kemudian memilih sejumlah orang dan memberkati orang-orang tersebut dengan anugerah mereka. Sebagai imbalan dari anugerah tersebut, orang-orang yang terpilih melayani Dewa dan Dewi mereka; menjalankan setiap titah yang diturunkan dari Dewa/Dewi yang disembah.
Namun, beberapa ratus tahun yang lalu, terjadi sebuah bencana hebat...
Energi kehidupan yang disebut sebagai "Pohon Kehidupan" tiba-tiba menjadi sangat tidak stabil. Para monster mulai bermunculan di mana-mana dan mengamuk. Iblis mulai menampakan diri mereka di segala penjuru dunia. Desakan-desakan politik dan tekanan atas banyak ancaman yang tiba-tiba muncul sudah mulai menunjukan percikan-percikan api perperangan di segala belahan dunia.
Ditambah lagi, ada desas-desus tentang keanehan-keanehan yang terjadi. Beberapa tempat di dunia menjadi "terkontaminasi" oleh sesuatu yang mengubah siapapun yang terekspos pada "hal itu" menjadi sosok monster mengerikan.
Ini adalah kisah tentang seorang perempuan bernama Roselia; seorang yang tak memiliki apapun yang bercita-cita ingin berpetualang ke segala penjuru dunia dan menjadi pahlawan hebat.
*************
Roselia
Part-1
Suara torompet kerajaan bisa terdengar di seluruh sisi kota Lakia. Orang-orang berkumpul pada gerbang utama kota untuk melihat Reliana. Semua warga kota, dari muda sampai tua, dari yang tak punya apa-apa hingga kaum bangsawan semuanya turun ke tepi jalan dan mulai berbincang-bincang dengan antusias.
Para penjaga kota dengan tertib berhasil memastikan rute yang akan dilalui oleh Reliana dan rombongannya bersih serta memastikan tidak akan ada pengacau diantara kerumunan orang. Seorang penjaga kota Lakia berlari ke tengah-tengah jalan.
"Buka jalan untuk Tuan Puteri Reliana! Sang pewaris tahta sah Middleland Empire!" teriaknya dengan lantang
Setelah berteriak dia kembali berlari ke tepi jalan. Pintu gerbang terbuka lebar. Warga kota Lakia bisa melihat segerombolan orang masuk sambil menunggangi kuda.
Diantara mereka, yang paling depan ada seorang perempuan berambut emas dengan mata berwarna biru seperti samudera. Dia mengenakan jubah berwarna putih dengan logo Middle Empire terlukis di bagian belakangnya. Ada sejumlah pelindung di bagian kedua siku sampai ke tangan dan juga kedua kakinya. Sepatu bot besinya yang mengkilap menunjukan jika perlengkapan yang dikenakannya adalah buatan professional. Sabuk coklat pada pinggangnya memastikan jika pedang yang ada pada pinggang kirinya tidak akan terjatuh. Kuda coklat yang ditungganginya juga bukan kuda biasa, melainkan kuda khusus yang dikembangbiakkan untuk perang. Pada bagian samping kuda tersebut, terpasang tombak yang merupakan senjata pribadi dari penunggangnya.
Di samping dan belakang perempuan tersebut, ada beberapa orang yang mengenakan jubah besi. Mereka juga menunggangi kuda perang. Pada awalnya beberapa orang berpikir jika mereka mungkin militer Middlelan Empire tetapi setelah diperhatikan baik-baik, orang-orang yang mengawal perempuan tadi memiliki logo perisai emas; sebuah logo yang menandakan mereka adalah Royal Guards.... Para penjaga elit yang bertugas melindungi keluarga kerajaan. Semua orang tahu, orang-orang yang menjadi Royal Guards adalah orang-orang berbakat, veteran perang, berpengalaman, dan merupakan orang-orang dengan status tinggi.
"Apakah dia adalah Tuan Puteri Reliana?"
"Ya, perempuan itu adalah Tuan Puteri Reliana. Bagaimana caranya kau bisa tidak tahu? Orang bodoh siapa di dunia ini yang tak kenal dengannya?"
Perempuan berambut emas hanya tersenyum pada orang-orang yang bersorak-sorak menyebutkan namanya. "Reliana".
Roselia dari pagi-pagi buta sudah menunggu di depan gerbang bersama banyak orang. Tetapi karena dia pendek, dia terpaksa mengambil sebuah kotak tak terpakai dari tempat sampah dan berdiri di atas kotaknya hanya demi melihat Reliana.
Kedua mata Roselia tertuju pada Reliana yang melewati jalan di depannya. Kedua mata Roselia berkaca-kaca, jantungnya berdebar-debar melihat idolanya itu.
"R-R-R-....Reliana-samaaaaa!!!!" teriak Roselia sambil melambaikan tangan dan melompat-lompat kegirangan
Reliana sebenarnya tidak mendengar suara Roselia ditengah-tengah keramaian tetapi pemandangan seorang perempuan berambut merah dengan pakaian kusam dan melompat-lompat sambil melambaikan tangan seperti orang gila sudah pasti sangat sulit untuk dilewatkan oleh Reliana. Reliana tersenyum dan melambaikan tangan kanannya pada Roselia.
"Oooh! Dia membalas lambaianku" gumam Roselia. "Kyaaaa, hari ini Dewi Vydia benar-benar memberkatiku"
Roselia mengelus-ngelus kedua pipinya dan bergoyang ke kiri dan ke kanan sampai-sampai orang-orang di sekitarnya hanya heran kenapa dia ada diantara mereka.
"Benar-benar sebuah kehormatan beliau datang ke kota ini" komentar salah satu pedagang yang berdiri di samping Roselia
"Benar. Tetapi kenapa beliau datang ke tempat ini?"
"Kau tidak dengar? Beliau dan Royal Guards baru saja kembali dari ekspedisi lho"
"Ooooh, pasti mereka pergi ke tempat itu lagi ya? Luar biasa sekali"
Mendengar percakapan tadi, Roselia duduk pada kotak tempat dia berdiri kemudian memberanikan diri untuk bertanya pada pedagang yang di sampingnya.
"Paman, ekspedisi itu ... Apa ya?" tanya Roselia
"Ah? Kau tidak tahu ekspedisi? Ya ampun, apa yang kau lakukan waktu kau di sekolah?" balas pedagang di sebelahnya. "Nak, ekspedisi itu bisa memiliki 2 arti. Yang pertama, menjelajah area yang belum pernah di temukan. Yang ke-dua, mengirimkan sekelompok orang untuk membersihkan suatu daerah dari ancaman yang bisa mengancam kelangsungan hidup"
Roselia menganggukan kepalanya. Dia kembali menatap Reliana yang sudah jauh dari tempat dia berdiri dengan penuh rasa kagum. Memang benar jika dilihat-lihat lagi, perlengkapan dan pakaian yang dikenakan oleh Reliana dan rombongannya terlihat sedikit kotor dengan debu dan memiliki banyak goresan di sana-sini.
"Aku dengar kali ini dia mengalahkan Golem raksasa sendirian"
"Wooh, luar biasa sekali Tuan Puteri Reliana ya..."
"Heh, ayolah, beliau bahkan bisa mengalahkan satu regu pasukan elit dari kerajaan Sogelia pada umur 10 tahun. Benar-benar pahlawan yang hebat!"
Roselia hanya tersenyum.
Berpetualang mengelilingi dunia, mengalahkan monster, dan diakui sebagai pahlawan.... pikir Roselia. Aku benar-benar iri... Andai saja aku bisa melakukan hal yang sama. Aku ingin sekali suatu hari nanti berdiri di sampingnya dan bertarung sebagai kawan seperjuangan dengan Reliana-sama
Roselia menggelengkan kepalanya sebelum dirinya terlalu terbawa khayalannya yang baginya tidak akan pernah terjadi. Dia turun dari kotak kayu dan tanpa berpikir panjang berlari menuju distrik elit; di mana para bangsawan sudah menyiapkan acara penyambutan.
Meskipun sebenarnya pesta penyambutan bukanlah sebuah kewajiban, hal itu sudah seperti menjadi semacam adat diantara kaum bangsawan yang ingin mendekatkan diri dengan keluarga kerajaan. Demi bisa mendapatkan posisi di kerajaan, kaum bangsawan akan rela menghamburkan banyak uang demi mencapai tujuan itu.
Semenjak perang dunia pertama yang berkobar beberapa puluh tahun yang lalu, banyak orang-orang penting di Middleland Empire terbunuh entah di medan perang atau dibunuh oleh saingan politik sehingga setelah perang dunia pertama, ada begitu banyak posisi penting yang kosong. Tak heran banyak orang ingin mengisi posisi-posisi tersebut.
Keuntungannya tentu saja bukan hanya kenaikan status sosial, tetapi juga kekuasaan dan kekayaan.
Para penjaga kota dengan tertib berhasil memastikan rute yang akan dilalui oleh Reliana dan rombongannya bersih serta memastikan tidak akan ada pengacau diantara kerumunan orang. Seorang penjaga kota Lakia berlari ke tengah-tengah jalan.
"Buka jalan untuk Tuan Puteri Reliana! Sang pewaris tahta sah Middleland Empire!" teriaknya dengan lantang
Setelah berteriak dia kembali berlari ke tepi jalan. Pintu gerbang terbuka lebar. Warga kota Lakia bisa melihat segerombolan orang masuk sambil menunggangi kuda.
Diantara mereka, yang paling depan ada seorang perempuan berambut emas dengan mata berwarna biru seperti samudera. Dia mengenakan jubah berwarna putih dengan logo Middle Empire terlukis di bagian belakangnya. Ada sejumlah pelindung di bagian kedua siku sampai ke tangan dan juga kedua kakinya. Sepatu bot besinya yang mengkilap menunjukan jika perlengkapan yang dikenakannya adalah buatan professional. Sabuk coklat pada pinggangnya memastikan jika pedang yang ada pada pinggang kirinya tidak akan terjatuh. Kuda coklat yang ditungganginya juga bukan kuda biasa, melainkan kuda khusus yang dikembangbiakkan untuk perang. Pada bagian samping kuda tersebut, terpasang tombak yang merupakan senjata pribadi dari penunggangnya.
Di samping dan belakang perempuan tersebut, ada beberapa orang yang mengenakan jubah besi. Mereka juga menunggangi kuda perang. Pada awalnya beberapa orang berpikir jika mereka mungkin militer Middlelan Empire tetapi setelah diperhatikan baik-baik, orang-orang yang mengawal perempuan tadi memiliki logo perisai emas; sebuah logo yang menandakan mereka adalah Royal Guards.... Para penjaga elit yang bertugas melindungi keluarga kerajaan. Semua orang tahu, orang-orang yang menjadi Royal Guards adalah orang-orang berbakat, veteran perang, berpengalaman, dan merupakan orang-orang dengan status tinggi.
"Apakah dia adalah Tuan Puteri Reliana?"
"Ya, perempuan itu adalah Tuan Puteri Reliana. Bagaimana caranya kau bisa tidak tahu? Orang bodoh siapa di dunia ini yang tak kenal dengannya?"
Perempuan berambut emas hanya tersenyum pada orang-orang yang bersorak-sorak menyebutkan namanya. "Reliana".
Roselia dari pagi-pagi buta sudah menunggu di depan gerbang bersama banyak orang. Tetapi karena dia pendek, dia terpaksa mengambil sebuah kotak tak terpakai dari tempat sampah dan berdiri di atas kotaknya hanya demi melihat Reliana.
Kedua mata Roselia tertuju pada Reliana yang melewati jalan di depannya. Kedua mata Roselia berkaca-kaca, jantungnya berdebar-debar melihat idolanya itu.
"R-R-R-....Reliana-samaaaaa!!!!" teriak Roselia sambil melambaikan tangan dan melompat-lompat kegirangan
Reliana sebenarnya tidak mendengar suara Roselia ditengah-tengah keramaian tetapi pemandangan seorang perempuan berambut merah dengan pakaian kusam dan melompat-lompat sambil melambaikan tangan seperti orang gila sudah pasti sangat sulit untuk dilewatkan oleh Reliana. Reliana tersenyum dan melambaikan tangan kanannya pada Roselia.
"Oooh! Dia membalas lambaianku" gumam Roselia. "Kyaaaa, hari ini Dewi Vydia benar-benar memberkatiku"
Roselia mengelus-ngelus kedua pipinya dan bergoyang ke kiri dan ke kanan sampai-sampai orang-orang di sekitarnya hanya heran kenapa dia ada diantara mereka.
"Benar-benar sebuah kehormatan beliau datang ke kota ini" komentar salah satu pedagang yang berdiri di samping Roselia
"Benar. Tetapi kenapa beliau datang ke tempat ini?"
"Kau tidak dengar? Beliau dan Royal Guards baru saja kembali dari ekspedisi lho"
"Ooooh, pasti mereka pergi ke tempat itu lagi ya? Luar biasa sekali"
Mendengar percakapan tadi, Roselia duduk pada kotak tempat dia berdiri kemudian memberanikan diri untuk bertanya pada pedagang yang di sampingnya.
"Paman, ekspedisi itu ... Apa ya?" tanya Roselia
"Ah? Kau tidak tahu ekspedisi? Ya ampun, apa yang kau lakukan waktu kau di sekolah?" balas pedagang di sebelahnya. "Nak, ekspedisi itu bisa memiliki 2 arti. Yang pertama, menjelajah area yang belum pernah di temukan. Yang ke-dua, mengirimkan sekelompok orang untuk membersihkan suatu daerah dari ancaman yang bisa mengancam kelangsungan hidup"
Roselia menganggukan kepalanya. Dia kembali menatap Reliana yang sudah jauh dari tempat dia berdiri dengan penuh rasa kagum. Memang benar jika dilihat-lihat lagi, perlengkapan dan pakaian yang dikenakan oleh Reliana dan rombongannya terlihat sedikit kotor dengan debu dan memiliki banyak goresan di sana-sini.
"Aku dengar kali ini dia mengalahkan Golem raksasa sendirian"
"Wooh, luar biasa sekali Tuan Puteri Reliana ya..."
"Heh, ayolah, beliau bahkan bisa mengalahkan satu regu pasukan elit dari kerajaan Sogelia pada umur 10 tahun. Benar-benar pahlawan yang hebat!"
Roselia hanya tersenyum.
Berpetualang mengelilingi dunia, mengalahkan monster, dan diakui sebagai pahlawan.... pikir Roselia. Aku benar-benar iri... Andai saja aku bisa melakukan hal yang sama. Aku ingin sekali suatu hari nanti berdiri di sampingnya dan bertarung sebagai kawan seperjuangan dengan Reliana-sama
Roselia menggelengkan kepalanya sebelum dirinya terlalu terbawa khayalannya yang baginya tidak akan pernah terjadi. Dia turun dari kotak kayu dan tanpa berpikir panjang berlari menuju distrik elit; di mana para bangsawan sudah menyiapkan acara penyambutan.
Meskipun sebenarnya pesta penyambutan bukanlah sebuah kewajiban, hal itu sudah seperti menjadi semacam adat diantara kaum bangsawan yang ingin mendekatkan diri dengan keluarga kerajaan. Demi bisa mendapatkan posisi di kerajaan, kaum bangsawan akan rela menghamburkan banyak uang demi mencapai tujuan itu.
Semenjak perang dunia pertama yang berkobar beberapa puluh tahun yang lalu, banyak orang-orang penting di Middleland Empire terbunuh entah di medan perang atau dibunuh oleh saingan politik sehingga setelah perang dunia pertama, ada begitu banyak posisi penting yang kosong. Tak heran banyak orang ingin mengisi posisi-posisi tersebut.
Keuntungannya tentu saja bukan hanya kenaikan status sosial, tetapi juga kekuasaan dan kekayaan.
*************
Sesampainya Roselia di distrik elit, dia hanya bisa melongo melihat begitu banyak tenda telah terpasang sepanjang jalan. Tiap tenda memiliki meja makanan dengan begitu banyak makanan dan minuman mewah berjejer di atasnya.
Selama ini, perempuan berambut merah ini hanya memakan makanan bekas dan terkadang makanan basi, jika tak beruntung, dia tidak akan makan sama sekali. Hanya melihat begitu banyak makanan dan minuman mewah saja sudah ibaratkan menemukan harta karun yang tak ternilai harganya.
Roselia memandangi orang-orang sekelilingnya. Kemanapun dia memalingkan pandangannya, dia selalu melihat orang-orang berpakaian rapi berjalan dan berbicara dengan aksen yang biasanya digunakan oleh bangsawan. Ada juga beberapa orang dari distrik lain tetapi mereka semua berpakaian rapi.
Roselia menyentuh baju yang dikenakannya yang bernoda dan berlubang. Rasa tidak percaya diri mulai tumbuh dengan luar biasa.
Apakah aku harus ada di sini? pikirnya dalam hati
Dia teringat kembali ucapan Hardric padanya kemarin; "Dengar ya Roselia, orang-orang di distrik elit itu, akan mencoba sebaik
mungkin untuk menarik perhatian keluarga pewaris tahta yang sah. Kau
bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk masuk dan makan sepuasnya".
Roselia mengumpulkan sedikit keberanian dan memberanikan diri untuk bergabung di kerumunan orang-orang dan mendekati meja makanan.
Di luar dugaanya, orang-orang distrik elit sangat ramah padanya hari ini. Mereka yang biasanya melemparinya dengan batu, menyiraminya dengan air panas, memakinya, menendangnya dan mengusirnya hari ini malah datang dan memeluknya seperti sahabat baik dan tersenyum ramah padanya. Tentu saja, mereka sengaja bertindak seperti demikian karena Reliana juga ada di sekitar meskipun dia sendiri disibukkan berbicara dengan sejumlah pengawalnya.
Roselia hanya menahan hati melihat senyuman palsu yang diterimanya. Dia merasa sangat malu pada dirinya sendiri apalagi Reliana ada di distrik elit. Roselia dengan cepat mengambil sejumlah makanan dan minuman kemudian berpamitan dan berlari meninggalkan distrik elit secepat mungkin.
Ketika sampai di altar di pesisir pantai, Roselia berhenti sesaat untuk mengatur nafasnya. Dengan senyuman kecil di wajahnya, dia meletakan separuh makanan dan minuman yang di dapatnya di samping mangkok yang terletak di depan pedang berkarat.
"Dewi Vydia, mohon maaf jika selama ini aku hanya bisa memberikanmu makanan bekas" gumam Roselia sambil menahan air matanya. "Terimakasih atas berkatmu hari ini, Dewi"
Roselia duduk di samping altar dan kemudian mulai melihat makanan dan minuman yang diambilnya tadi. Sepiring nasi dengan daging sapi panggang yang dipanggang dan diberikan bumbu dengan sangat baik. Minumannya adalah anggur kualitas terbaik yang harganya sudah pasti selangit. Ditambah lagi, baik piring maupun sendok dan garpu yang diambil Roselia terbuat dari perak; semua orang di Lakia tahu, jika perak sangat sulit untuk dibersihkan.
Dengan menggunakan perak, kaum bangsawan bisa menyewa pembantu untuk membersihkannya sekaligus memamerkan kekayaan mereka. Ditambah lagi, jika perabotan perak ini terkena racun, maka perabotannya akan berubah warna.
Roselia mencoba menggunakan sendok tetapi dirinya sama sekali tidak tahu cara menggunakan sendok dengan baik.
"Fuuuh" gerutu Roselia. "Aku penasaran bagaimana caranya orang-orang menggunakan sendok ya..... Apakah seperti ini?"
Roselia memegang sendok dalam kondisi terbalik. Dia merasa jika cara dia menggunakan sendok benar-benar salah. Roselia menghela napas dan menggaruk kepala. Dia mulai berpikir untuk kembali ke distrik elit untuk memperhatikan bagaimana orang-orang menggunakan sendok dan garpu.
Dia menghabiskan waktu beberapa menit lamanya, berpikir apakah dia harus kembali ataukah tidak. Akhirnya dia mengambil keputusan; dia akan kembali.
Sebelum dia bangkit berdiri, dia mendengar suara seseorang di belakangnya. Sebuah suara yang sangat halus.
"Apakah kau sedang kebingungan?"
Bulu badan Roselia langsung berdiri. Dengan perlahan dia melihat ke belakang. Reliana sudah berdiri di belakangnya. Roselia melongo melihat idolanya berdiri tepat di altar, menatapnya. Jantungnya langsung berdebar-debar, keringat dingin mulai bercucuran dan sekujur tubuhnya gemetaran dengan kuat.
Melihat reaksi Roselia, Reliana langsung menjadi khawatir.
"Anu... Apakah kau baik-baik saja?" tanya Reliana
"T-T-T-T-T-T-T-T-.....T-....Tuan Puteri Reliana?!" ucap Roselia
"Ya. Apakah kau baik-baik saja? Kau sedikit pucat"
"Reliana .....-sama....... K--k-k-k-k-k-k-k....K..... Kenapa..... K......"
"Ahahah.... " Reliana tertawa kecil. "Tenanglah sedikit"
Wajah Roselia menjadi merah. Tanpa disadarinya, dia sudah berbalik badan dan berlari sambil berteriak histeris. Reliana hanya kebingungan melihat tingkah Roselia.
Reliana memalingkan kepalanya pada pedang berkarat kemudian menyadari jika kondisi altar ini lumayan bersih untuk altar pemujaan yang sepertinya tidak punya penyembah dan jarang dikunjungi.
Dia benar-benar menjaga altar ini dengan baik meskipun dia tidak memiliki apa-apa. Pikirnya dalam batin sambil tersenyum
Roselia hanya menahan hati melihat senyuman palsu yang diterimanya. Dia merasa sangat malu pada dirinya sendiri apalagi Reliana ada di distrik elit. Roselia dengan cepat mengambil sejumlah makanan dan minuman kemudian berpamitan dan berlari meninggalkan distrik elit secepat mungkin.
Ketika sampai di altar di pesisir pantai, Roselia berhenti sesaat untuk mengatur nafasnya. Dengan senyuman kecil di wajahnya, dia meletakan separuh makanan dan minuman yang di dapatnya di samping mangkok yang terletak di depan pedang berkarat.
"Dewi Vydia, mohon maaf jika selama ini aku hanya bisa memberikanmu makanan bekas" gumam Roselia sambil menahan air matanya. "Terimakasih atas berkatmu hari ini, Dewi"
Roselia duduk di samping altar dan kemudian mulai melihat makanan dan minuman yang diambilnya tadi. Sepiring nasi dengan daging sapi panggang yang dipanggang dan diberikan bumbu dengan sangat baik. Minumannya adalah anggur kualitas terbaik yang harganya sudah pasti selangit. Ditambah lagi, baik piring maupun sendok dan garpu yang diambil Roselia terbuat dari perak; semua orang di Lakia tahu, jika perak sangat sulit untuk dibersihkan.
Dengan menggunakan perak, kaum bangsawan bisa menyewa pembantu untuk membersihkannya sekaligus memamerkan kekayaan mereka. Ditambah lagi, jika perabotan perak ini terkena racun, maka perabotannya akan berubah warna.
Roselia mencoba menggunakan sendok tetapi dirinya sama sekali tidak tahu cara menggunakan sendok dengan baik.
"Fuuuh" gerutu Roselia. "Aku penasaran bagaimana caranya orang-orang menggunakan sendok ya..... Apakah seperti ini?"
Roselia memegang sendok dalam kondisi terbalik. Dia merasa jika cara dia menggunakan sendok benar-benar salah. Roselia menghela napas dan menggaruk kepala. Dia mulai berpikir untuk kembali ke distrik elit untuk memperhatikan bagaimana orang-orang menggunakan sendok dan garpu.
Dia menghabiskan waktu beberapa menit lamanya, berpikir apakah dia harus kembali ataukah tidak. Akhirnya dia mengambil keputusan; dia akan kembali.
Sebelum dia bangkit berdiri, dia mendengar suara seseorang di belakangnya. Sebuah suara yang sangat halus.
"Apakah kau sedang kebingungan?"
Bulu badan Roselia langsung berdiri. Dengan perlahan dia melihat ke belakang. Reliana sudah berdiri di belakangnya. Roselia melongo melihat idolanya berdiri tepat di altar, menatapnya. Jantungnya langsung berdebar-debar, keringat dingin mulai bercucuran dan sekujur tubuhnya gemetaran dengan kuat.
Melihat reaksi Roselia, Reliana langsung menjadi khawatir.
"Anu... Apakah kau baik-baik saja?" tanya Reliana
"T-T-T-T-T-T-T-T-.....T-....Tuan Puteri Reliana?!" ucap Roselia
"Ya. Apakah kau baik-baik saja? Kau sedikit pucat"
"Reliana .....-sama....... K--k-k-k-k-k-k-k....K..... Kenapa..... K......"
"Ahahah.... " Reliana tertawa kecil. "Tenanglah sedikit"
Wajah Roselia menjadi merah. Tanpa disadarinya, dia sudah berbalik badan dan berlari sambil berteriak histeris. Reliana hanya kebingungan melihat tingkah Roselia.
Reliana memalingkan kepalanya pada pedang berkarat kemudian menyadari jika kondisi altar ini lumayan bersih untuk altar pemujaan yang sepertinya tidak punya penyembah dan jarang dikunjungi.
Dia benar-benar menjaga altar ini dengan baik meskipun dia tidak memiliki apa-apa. Pikirnya dalam batin sambil tersenyum
*************
Pada saat yang sama pada distrik perumahan dekat gerbang masuk, Roselia sedang dalam posisi bersujud di depan tembok pada sebuah gang kecil antara 2 rumah. Kedua tangannya menggenggam rambutnya dengan erat.
"Buaaah!!!! bodoh! bodoh! bodoh! bodoh! bodoh! booodoooooh!" gerutunya
Roselia menghantamkan kepalanya di tanah beberapa kali dengan perlahan. Dia merasa sangat malu dan sangat kesal pada dirinya.
"Kenapa aku malah lari?! padahal tadi mungkin adalah satu-satunya kesempatan dalam seumur hidupku untuk berbicara dengan Reliana-sama, ditambah lagi aku melarikan diri tanpa berkata sepatah katapun... Reliana-sama pasti tersinggung! MOOOUHHHH!!"
Roselia mulai berguling-guling di tanah sambil menangis karena dia merasa sedih dengan sikapnya tadi di hadapan orang yang paling diidolakannya sejagad raya. Setelah berguling-guling di tanah beberapa menit lamanya, dia akhirnya membulatkan tekadnya.
"Aku tidak akan lari lagi! apapun yang terjadi, aku tidak akan lari lagi dari Reliana-sama!"
DUAR!!! Gerbang kayu tiba-tiba meledak dengan hebat. Roselia bangkit berdiri karena terkejut. Di balik asap dan debu yang menutupi gerbang depan, dia bisa melihat banyak bayangan hitam dengan berbagai macam ukuran berbaris masuk.
Bayangan-bayangan tersebut bukanlah manusia. Ketika asap dan debu mulai menghilang, terlihat jelas sudah sosok-sosok yang berjalan masuk. Monster-monster berbagai jenis, sebagian besar adalah semut-semut berukuran besar; sebesar manusia.
Diantara kerumunan monster yang menyerbu masuk, ada sesosok makhluk yang menyerupai manusia. Dia mengenakan pakaian yang terbuat dari baja tetapi sudah berkarat dan desainnya juga terlihat sangat kuno. Pedang yang digenggam orang itu berwarna hitam tetapi memiliki cahaya biru yang entah kenapa hanya dengan menatapnya saja membuat hati merasa sangat gelisah. Sosok itu.... tidak lebih dari kerangka manusia yang berjalan.
Orang-orang yang ada di sekitar gerbang langsung berlari begitu mereka melihat para monster mulai bergerak menyebar dengan cepat. Kepanikan menyebar dengan cepat.
Beberapa pasukan penjaga kota berlarian, dengan gagah berani mereka menyerang para monster yang menyebar. Suara pertempuran bisa terdengar di segala penjuru distrik. Monster yang mengamuk, teriakan orang yang terbunuh, suara dari senjata yang saling menghantam satu sama lain.
Roselia masih berdiri diam di tempat. Kedua kakinya gemetar dengan hebat. Sosok kerangka dengan baju besi menoleh ke arah Roselia. Melihat itu, Roselia mundur beberapa langkah dan langsung berlari secepat mungkin menjauhi monster yang menatapnya.
Beberapa mosnter semut merayap mengikutinya. Karena ukuran mereka yang besar, mereka cukup cepat untuk bisa menyusul Roselia. Hanya dalam waktu singkat saja, Roselia sudah disusul dan dihadang oleh 2 ekor semut raksasa di depan.
Salah satu semut menyeruduk Roselia dengan kepalanya. Buagh!
"Uagh!"
BAGH! Roselia terlempar dan menghantam tembok gang. Tubuhnya menghantam kotak-kotak kayu dengan kuat sampai-sampai kotak-kotak kayu tersebut hancur semuanya. Kedua semut dengan cepat mendekatinya.
Kedua semut membuka lebar-lebar penjepit di depan mulut mereka yang tajam; bersiap untuk menggigit putus kepala Roselia. Di tengah-tengah kepanikan, Roselia meraba-raba ke kiri dan ke kanan, mencari apa saja yang bisa digunakannya sebagai senjata.
Tangan kanannya menggapai bongkahan kayu dari kotak kayu yang hancur karena badannya tadi. Roselia menggengam kayu tersebut dan menghantam salah satu semut di depan sekuat tenaga. BRAK! Kayu tersebut langsung hancur begitu menghantam kepala semut yang ada di depannya sekaligus membuat semut tersebut menggelengkan kepalanya akibat hantaman.
Roselia bangkit berdiri dan melompat melewati semut satunya lagi dan memaksa kedua kakinya berlari jauh lebih cepat.
"Mengesankan..... " gumam sosok tengkorak yang hanya menatapnya dari tadi dari depan gerbang.
Mayat berjalan ini mengulurkan tangannya ke arah Roselia. Dalam sekejap, aliran energi magis berkumpul di telapak tangannya dan kemudian energi-energi tersebut berubah menjadi bola api yang melesat ke arah Roselia.
BLEDAR! Bola api tersebut meledak ketika hampir sampai pada Roselia. Gelombang ledakannya membuat Roselia terlempar ke depan.
"Ahak!"
Roselia tak sengaja memuntahkan darah dari mulutnya. Beberapa api mulai menyebar pada pakaiannya yang kusam. Panik, Roselia berguling-guling di tanah untuk memadamkan api karena tidak tahan dengan panasnya.
Ketika Roselia berhasil memadamkan apinya, sosok kerangka tadi sudah ada di hadapannya, menatapnya. Tatapannya yang tak memiliki bola mata itu terkesan seperti sebuah pisau tajam yang menusuk jiwa Roselia.
Hanya dengan melihatnya saja, sekujur tubuh Roselia bergetar dengan sangat hebat. Dia merasa sangat ketakutan dan mulai meneteskan air mata. Dia ingin memaksakan dirinya untuk bergerak, tetapi ketakutannya yang luar biasa membuatnya merasa sangat lumpuh.
Kerangka manusia itu mulai menghunus pedangnya dan mencekik Roselia dengan tangan kirinya kemudian mengangkatnya ke udara. Roselia meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan cekikan sosok monster yang sangat mengerikan tetapi apa daya, dia terlalu lemah.
"Apakah Reliana ada di sini?" tanya mosnter kerangka
"Uhhlkk.... kkkk..... "
Sosok kerangka mengangkat Roselia ke udara dan mengayunkannya ke tanah. BUAGH!!! Hantamannya sangat kuat sampai-sampai jalan bebatuan di tanah berlubang sedikit.
"Uhaaaaak!"
Darah mulai keluar dari mulut Roselia seperti sungai. Dia merasa sekujur tubuhnya sangat kesakitan. Roselia hanya bisa menangis dan berteriak kesakitan.
Sosok kerangka dengan cepat menikam tangan kiri Roselia dengan pedangnya. JLEB! Pedang itu menembus tangan Roselia dan menancap di tanah dengan mudah sehingga Roselia tidak bisa lari ke mana-mana.
"AAAAAAAAHHHH!!!" teriak Roselia. "Sakit.... Hiks.... Sakit... "
Roselia melihat tangan kirinya. Rasa takutnya semakin bertambah ketika dia melihat sendiri bagaimana darah dalam jumlah banyak mulai mengalir keluar dari lukanya.
"Kutanya sekali lagi.... apakah Reliana ada di sini?" tanya sosok keranka tersebut. "Ya ataukah tidak?"
Roselia mengabaikan pertanyaan tersebut karena seluruh pikirannya terfokus pada rasa sakit yang dirasakannya. Air mata sudah membasahi seluruh wajahnya.
Hiks.... tolong aku..... seseorang.... siapa saja..... tolong.... sakit..... sakit sekali. Gumamnya dalam hati. Aku tidak mau mati.... tidak mau.... aku tidak mau mati! SESEORANG TOLONG AKU!!!
Roselia menundukan kepalanya dan menutup kedua matanya karena terlalu takut. Dia menangis sambil terus berteriak kesakitan.
Sosok kerangka hanya diam sesaat. Merasa dia tidak akan mendapatkan jawaban, dia mengepalkan kedua tangannya untuk mematahkan kepala Roselia.
Sebelum kedua tangannya yang hanya tulang belulang bisa menyentuh pipi Roselia, sebuah cahaya terang datang dari samping dan menghantam dirinya dengan hebat. Hanya dalam waktu singkat, seluruh tulang belulang yang ada padanya mulai menghilang sehingga hanya tersisa pakaian dan perlengkapannya saja.
Roselia membuka matanya sedikit dan terkejut melihat sosok mengerikan di depannya tidak ada lagi. Dengan cepat, dia bisa melihat ada orang berdiri di depannya; seorang perempuan berambut emas yang memegang tombak dengan logo Middleland Empire pada bagian belakang pakaiannya.
"Reliana..... -sama" gumam Roselia
Reliana dengan lihai mengayunkan tombaknya dan memotong putus kepala kedua semut raksasa yang ada di hadapannya. Hanya dalam sekejap mata, kedua semu tersebut sudah tergeletak di tanah dalam kondisi tak bernyawa.
Reliana membalikan badannya dan mencabut pedang yang menancap pada tangan kiri Roselia kemudian membuat pedang tersebut.
"Bertahanlah! pengawalku akan datang untuk menolongku!" ucap Reliana dengan tegas
Roselia hanya bisa menatap kedua mata Reliana yang penuh dengan ketegasan dan keberanian. Tidak ada sedikitpun rasa takut dalam dirinya. Tak lama kemudian, Roselia bisa mendengar suara langkah kaki sepatu besi mendekatinya. Para pengawal Reliana telah datang!
"Tuan Puteri!" teriak mereka
"Aku baik-baik saja, bawa orang ini ke tempat evakuasi dan rawat dia!" perintah Reliana
"Siap laksanakan!" balas para pengawal Reliana
"Reliana.... -sama" gumam Roselia
Reliana hanya tersenyum pada Roselia.
"Tenang saja. Selama aku masih bernafas, tidak akan kubiarkan satupun monster menyakiti wargaku" ucapnya. "Aku bersumpah, aku akan melindungi wargaku sampai akhir hayatku"
Roselia tersenyum sambil menahan rasa sakit. Perlahan dia kehilangan kesadaran. Pandangannya menjadi gelap.
*************
Bersambung
Part selanjutnya, Keberanian Setangkai Mawar!
Dia yang tak ingin menyentuh duri, tak boleh mendambakan setangkai
mawar! Roselia, akhirnya menunjukan sebuah tekad yang sangat mengerikan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar