Minggu, 05 Februari 2017

Guardians Symphony Prologue

  Tahukah kamu? Kita tidak hidup sendirian... Banyak yang tak menyadarinya. Mereka selalu ada di sekitar kita; mengawasi, menjaga, dan melindungi kita. Mereka adalah Guardians; entitas supranatural yang tak terlihat oleh sebagian besar orang.

Namun, ada sedikit orang yang memiliki kemampuan untuk melihat dan berinteraksi dengan mereka serta menjadi jembatan penghubung antara manusia dan guardians.

Kedua ras ini telah lama membuat hubungan harmonis yang tak bisa terpisahkan. Manusia memerlukan kekuatan Guardians dan Guardians memerlukan wadah untuk mengalirkan semua kekuatan mereka. Dengan menjadikan manusia sebagai wadah bagi Guardians, kedua ras dapat bekerja sama membangun dunia yang damai.

Namun kedamaian tersebut terancam akan hancur...  Suatu hari, sebagian besar Guardians secara tiba-tiba tewas. Takut jika mereka kan punah, para Guardians yang tersisa menjauhkan diri mereka dari manusia dan bersembunyi di tempat-tempat yang tak bisa dijangkau oleh manusia.

Bencana pun mulai menimpa seluruh belahan dunia dan banyak monster mulai berlarian memenuhi segala tempat. Ditambah dengan munculnya rumor tentang keanehan yang datang dari belahan dunia sebelah Utara...

Ini adalah kisah tentang seorang lelaki yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan apapun yang barusan kukatakan pada kalian.




****************
Guardians Symphony
Prologue
Manusia dan Guardian

  Baiklah!!! Mesin tua ini masih dalam kondisi yang masih bisa bekerja hanya saja beberapa komponennya berkarat dan berantakan. Mungkin karena sudah ribuan tahun tak dipakai. Aku mengambil kunci inggris dari dalam saku kecilku dan mulai membenahi beberapa mur yang longgar.

Hanya perlu sedikit mengencangkan yang longgar di sini dan di sana... Oke. Aku berjalan menuju tuas tua yang tak jauh. Dengan sedikit mengerahkan kekuatan, aku mendorong tuas tersebut.

  "HNGG!!!"

KLAK! Suara tersebut disusul dengan suara mesin yang mulai bekerja. Dalam waktu singkat, reruntuhan kuno ini menjadi sedikit terang. Beberapa api menjalar pada tembok menuju obor-obor yang menempel di sepanjang tembok dengan rapi. Hahah! Siapa sangka mesin-mesin tua yang berada dalam reruntuhan kuno ini masih bisa bekerja?

Aku duduk di tanah memandang mesin-mesin tua itu dengan rasa puas. Kalau dipikir-pikir lagi... Karya dari para Guardian hebat juga... Mampu bekerja dengan baik bahkan setelah ribuan tahun tak dirawat.

  "Sepertinya aku kalah cepat kali ini"

Suara halus perempuan yang kudengar sedikit mengagetkanku. Aku melihat ke samping seorang perempuan dengan rambut pendek merah dan mata berwarna merah sedang berdiri menatapku sambil tersenyum ramah.

Pakaiannya yang dominan berwarna merah dengan beberapa garis-garis putih dan celana panjangnya yang warna putih terlihat sedikit kotor karena debu. Sepatunya yang berwarna merah mengkilap juga kali ini sedikit dipenuhi lumpur.

Aku hanya tertawa kecil melihatnya.

  "Sepertinya kau masuk kubangan lumpur di suatu tempat kali ini" balasku
  "Kejam!" balasnya

  Aku bangkit berdiri. Perempuan ini, namanya Reeds. Dia adalah Guardian yang memiliki afinitas api. Dia juga sahabat baikku. Yah.... Kami berdua ditemukan oleh sekelompok Guardian ketika mereka sedang mencari tumbuhan herbal untuk penduduk di desa yang sedang terkena wabah.

Kami dibesarkan sama-sama dan tumbuh sama-sama sehingga tak heran aku bisa melihat dan berinteraksi dengannya. Dia memang sedikit pemalu, tetapi dia adalah orang yang sangat aku percayai dan merupakan satu-satunya keluarga bagiku.

  "Pekerjaan kita selesai di sini. Ayo Reeds!"
  "Hmmm, secepat itu?" balasnya sedikit kecewa. "Kukira kau suka menjelajahi tempat yang belum dijelajahi sebelumnya"
  "Memang benar, tetapi kita tidak tahu apa yang ada di lantai bawah reruntuhan kuno ini kan? Lagipula, apa kau lupa? Kita bahkan tak bawa makanan"
  "Ahahah... Baiklah~baiklah, jika kau berkata demikian" dia menutup kedua matanya dan tersenyum

Bisa dikatakan kami cukup beruntung ditemukan oleh kelompok ekspedisi dari kerajaan ketika aku dan Reeds sedang mengutak-atik pintu masuk reruntuhan kuno ini. Semua ahli mesin mereka menggaruk-garuk kepala ketika melihatku dapat memecahkan masalah mesin tua di pintu masuk reruntuhan tanpa banyak masalah.

Sebenarnya solusinya sederhana saja. Sebagian besar orang menganggap mesin buatan Guardian sebagai tak lebih dari sekedar alat. Tetapi aku melihat sebuah mesin dari Guardian sebagai semacam cara mereka meninggalkan pesan.

Seperti mesin yang baru saja kuperbaiki tadi. Mesin tadi adalah mesin yang membangkitkan sumber penerangan di reruntuhan ini. Sangat aneh para Guardian yang terdahulu meninggalkan mesin seperti itu pada lantai 1 dan mesin penerangan itu sedikit berbeda dari yang pernah kutemui; biasanya mesin seperti itu ada di lantai paling atas atau bawah dari reruntuhan kuno tergantung dari desain reruntuhannya. Jika reruntuhannya adalah menara tanpa basement, maka bisa diasumsikan jika para Guardian akan meletakan mesin penerangan di lantai 2 atau ke atas. Jika reruntuhannya adalah labirin bawah tanah, maka mereka akan meletakannya di lantai yang paling bawah.

Jika para Guardian terdahulu meletakan barang seperti itu di lantai 1...

  "Hal?" panggil Reeds mengagetkanku
  "Hm? Ah? Ya? Ada apa?" balasku
  "Apa kau baik-baik saja?"
  "Ya, aku hanya berpikir... Pintu masuk reruntuhan ini dijaga oleh mesin yang gampang diperbaiki... Kemudian lampu penerangan ada di lantai 1. Ini pertama kalinya aku menemui hal seperti ini"
  "Benar juga..."

Reeds mulai meletakan tangan di dagunya sebagai tanda dia sedang berpikir keras. Dia biasanya hampir tidak pernah serius dalam berpikir sehingga terkadang aku bisa terkejut ketika melihatnya menjadi serius seperti ini.

  "Yah, lebih baik jangan terlalu dipikirkan Reeds. Bagaimana jika kita kembali lagi besok atau lusa untuk menjelajah? Tentu saja setelah kita punya uang untuk membeli persediaan lagi"

Reeds menganggukan kepalanya. Aku juga ingin pergi menjelajah tetapi menjelajah tanpa persiapan? Itu sama saja dengan bunuh diri. Aku tak mau meresikokan nyawaku ataupun nyawa Reeds hanya untuk mengobati rasa penasaranku dan kesenangan menjelajah.

Karena ini adalah lantai 1, menemukan jalan kembali ke luar masih sangat mudah. Sesampainya kami di luar, kami dibayar dan memujiku karena aku berani masuk sendirian. Aku hanya tertawa saja.

Aku ingin sekali mengatakan jika Reeds selalu bersamaku tetapi untuk sekarang sebagian besar manusia sangat takut atau marah pada Guardian dan lagipula, hanya sedikit orang yang bisa melihat mendengar dan berinteraksi dengan Guardian.

Reeds paham dan mengerti. Ditambah lagi, dia itu cenderung menghindari orang yang tak dikenalinya dan... Mungkin satu-satunya orang yang dikenalinya hanya aku dan para Guardian dari kelompok yang mengadopsi dan memelihara kami berdua.

  Setelah mendapat bayaran, aku dan Reeds pergi meninggalkan kelompok ekspedisi tersebut. Tujuan kami hanya 1; kota Caam.

Kota Caam sendiri adalah sebuah kota di bawah kekuasaan Kerajaan Riksland. Kotanya memang tidak sebesar ibukota Kerajaan tapi hey, itu adalah kota favorit kami berdua! Kotanya damai, dipenuhi dengan banyak bar. Minuman dan makanan dari kota Caam adalah yang terbaik di dunia!

Biasanya orang akan memilih mengikuti jalan setapak yang memutari hutan karena lebih aman. Tetapi aku dan Reeds? Kami berdua sudah terbiasa di hutan. Kelompok Guardian yang membesarkan kami sudah mengajari kami bagaimana cara bertahan hidup di hutan sehingga melewati hutan adalah hal yang sangat mudah bagi kami; tak peduli seberapa lebat atau berbahayanya hutan tersebut.

Aku sangat khawatir terhadap Reeds tiap kali kami harus melewati hutan. Dia adalah Guardian dengan afinitas terhadap api. Dia bisa saja secara tak sengaja membakar seluruh hutan.

Hanya perlu sekitar 3 jam perjalanan bagi kami untuk tiba di kota Caam. Aku merentangkan kedua tanganku ke atas.

  "Hoaaaammmhmm! Tidak ada tempat yang lebih baik daripada kota ini!" ucapku
  "Ya!" Reeds menganggukan kepalanya sambil menepuk kedua tangannya sekali dan tersenyum bahagia
  "Uang yang kita dapatkan hari ini lumayan banyak, jadi ayo kita pesan makanan mahal!" usulku
  "Heee? Kenapa harus yang mahal?"
  "Yah... Kita tiap hari selalu memakan jamur atau daun. Jika kita beruntung, kita bisa mendapatkan daging dari hasil berburu. Jarang sekali kita dapat uang untuk membeli makanan mewah, jadi apa salahnya?"

Reeds menundukan kepalanya sesaat. Tak lama kemudian dia meletakan tangan pada dagunya. Aku hanya menggelengkan kepalaku melihatnya berpikir sangat keras. Aku juga ingin hemat, tetapi tak ada salahnya memanjakan diri sesekali.

Kami langsung mendatangi kedai makanan favorit kami. Seperti biasanya, kedai itu selalu ramai dengan pengunjung. Aku melihat ada banyak kereta berkuda terpakir di depannya dan ada banyak orang mengerumuni kereta kuda itu.

  "Apa mereka mengalami gangguan?" tanya Reeds
  "Entahlah. Penasaran?" balasku
  "Sedikit... Kalian manusia selalu membuat hal-hal aneh yang membuatku geleng-geleng kepala"
  "Ahahaha" Aku menggaruk kepalaku. "Kau... Tidak menganggapku aneh juga kan?"

Reeds hanya menahan tawanya saja sebagai sebuah balasan singkat. Kami menghampiri kereta kuda yang dikerumuni orang. Sepertinya salah satu rodanya lepas dan pemiliknya sedang mencoba memperbaiki roda kereta yang rusak.

Aku memperhatikan orang yang memperbaiki roda kereta kuda tersebut. Seragam coklat yang terbuat dari kulit hewan dan logo burung merpati.... Asosiasi dagang? Aku sering mendengar rumor tentang mereka tapi tak pernah bertemu mereka sebelumnya.

Mereka adalah orang-orang keren yang selalu mengelilingi dunia. Bayangkan saja, mereka pergi ke berbagai macam tempat, bertemu dengan berbagai macam orang, dan pastinya mereka bisa mendapatkan banyak barang-barang bernilai tinggi! Membayangkannya saja membuatku merasa iri.

Tak heran kenapa orang-orang di sini datang mengerumuni mereka. Ayolah! Kita sedang berbicara tentang Asosiasi Dagang Merpati!

  "Asosiasi Dagang Merpati" gumam Reeds sambil tersenyum. "Aku penasaran apakah mereka bisa menemukan calon istri untukmu Hal"

  Aku menggaruk-garuk pipiku. Calon istri? Hahah! Mustahil! Itu benar-benar mustahil! Selama ini aku hanya bergaul dengan Guardians saja. Memang benar aku masih menyempatkan diri berbicara dengan sesama manusia tetapi aku tak pernah dekat dengan satupun manusia. Hanya sebatas kenalan saja.

Lagipula kalau dipikir-pikir lagi, aku rasa tak ada satupun perempuan yang menyukaiku. Maksudku, kalau dari sepengtahuanku tentang manusia, mereka itu makhluk realistis; mereka memiliki obsesi dan tujuan masing-masing dalam hidup yang ingin mereka capai. Sementara Guardians tidak seperti itu. Guardians sangat sederhana; mereka menjalankan hidup yang harmonis dan percaya bahwa kunci untuk kehidupan adalah membantu satu sama lain.

Karena aku dibesarkan oleh Guardians, aku memiliki mindset seperti mereka bukan seperti manusia. Jadi aku ragu-ragu apakah ada perempuan yang menyukaiku di dunia.

  "Hal, kalau kau mendengar suaraku, berhentilah melamun" bisik Reeds padaku

Bisikan Reeds membawaku kembali ke dunia ini. Sudah ada seseorang di hadapanku. Soerang perempuan dari asosiasi dagang jika kulihat dari penampilannya. Dia memiliki rambut merah yang indah. Sama indahnya dengan rambut milik Reeds. Kedua bola matanya yang berwarna hijau memperhatikanku dengan serius. Jika kulihat mimik wajahnya, dia sepertinya sudah memanggilku dari tadi tetapi tidak kuperhatikan karena aku sedang melayang-layang di alam pikiranku.

Meskipun mimik wajahnya terlihat sedikit kelelahan, dia tetap memberikan senyuman ramah sama seperti pedagang pada umumnya padaku.

  "Apakah kau baik-baik saja? Dari tadi kau terlihat seperti mayat hidup" komentarnya
  "Ah, iya! Aku baik-baik saja! Maaf sudah membuat kalian khawatir" balasku

Perempuan ini memperhatikanku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Glek, aku merasa seperti sedang diinspeksi oleh pasukan kerajaan saja. Tetapi sepertinya ada sesuatu dariku yang membuatnya  memperhatikanku seperti itu. Jarang sekali pedagang terkenal dari Asosiasi Dagang Merpati akan datang memperhatikan seseorang yang tak mereka kenal seperti ini.

  "Kau adalah petualang kan?" ucapnya dengan penuh keyakinan sambil melihat mataku
  "Wow!" aku kagum. "Bagaimana kau bisa tahu?"
  "Tehehehe"

Perempuan itu membuat huruf V dengan tangan kanannya dan menunjukannya padaku dengan wajah penuh keceriaan dan semangat.

  "Mataku ini tak pernah salah dalam menilai orang" ucapnya
  "Sebenarnya dia tahu karena bau badanmu seperti debu kuil kuno" bisik Reeds
  "Namaku Amaryllis, tetapi orang-orang lebih sering memanggilku Lily. Salam kenal!"
  "Namaku Weryn, tetapi biasa dipanggil Hal" balasku
  "Hal ya?" gumamnya sambil meletakan tangan kanannya di pinggang. "Aku yakin kau sudah pernah mendengar Asosiasi Dagang Merpati kan?"

Aku menganggukan kepalaku sebagai balasan singkat. Entah kenapa, ada sesuatu dari perempuan ini yang menyita seluruh perhatianku. Semua pikiranku terfokus pada wajahnya dan entah kenapa mendengarnya berbicara saja sudah membuatku nyaman.

Aku menyadari Reeds mencoba menahan tawanya disampingku. Melihat ekspresi wajahnya yang menahan tawa ingin membuatku tertawa juga karena memang wajahnya lucu sekali tetapi masalahnya adalah dia adalah Guardian! Sejauh ini tidak ada satupun orang di sini yang bisa melihatnya ataupun berinteraksi dengannya kecuali aku. Jika aku tertawa, orang-orang pasti akan mengira aku ini gila. Aku sendiri tak yakin kenapa dia menahan tawanya.

  "Setiap petualang memerlukan peralatan yang banyak kan? Kami memiliki banyak sekali barang-barang bagus di karavan kami. Kualitas dan harga terbaik!"

Aaaah, promosi .... Tetapi kenapa dia harus sampai datang kepadaku hanya untuk promosi? Maksudku, dia juga anggota dari kelompok dagang terkenal. Mereka tak perlu bersusah payah harus memberi tahu dari mulut ke mulut. Mereka sudah punya nama kan? Siapapun yang melihat logo merpati saja langsung akan mengenali mereka.

  "Kami akan tinggal di kota ini untuk sementara waktu, jadi pastikan kau tidak melewatkan tawaran menarik kami!" sambungnya sambil mengedipkan mata kirinya

*************

  Setelah menolak tawaran dari Lily tadi, aku beranjak pergi meninggalkan kerumunan dan membeli makanan untuk aku dan Reeds. Sore ini, kami memutuskan untuk tidak makan di dalam kedai, melainkan kami akan menyantap makanan yang kami beli di taman di bagian Barat kota.

Taman itu adalah taman favorit kami! Lapangan rumput hijau yang luas yang memiliki sejumlah pepohonan rindang ditambah dengan sebuah air mancur di tengah-tengah taman! Kami berdua tak sering datang ke sana,

Reeds hanya mengendus-ngendus uap yang mengepul-ngepul dari bunguksan makanan. Perutnya dari tadi terus mengeluarkan suara-suara keroncongan. Kedua matanya terus tertuju pada bunguksan makanan yang kupegang.

  "Omeleeet .... Omeleeeet ...." gumam Reeds
  "Bisakah kau berhenti bergumam seperti itu? Kau menyeramkan jika sedang lapar" komentarku
  "Habisnya ini pertama kali dalam 3 bulan terakhir aku makan omelet kesukaanku!" gerutunya. "Biarkan aku memegang omeletku!"
  "Tidak boleh! Orang-orang akan panik melihat kantong makanan terbang dengan sendirinya!"
  "Aaaaah kejaaaaaaam!" Reeds langsung cemberut. "Kumoohoooon, biarkan aku memegang omelet!

Reeds mencoba mengambil kantong makanan dari tanganku tetapi karena dia pendek jika dibandingkan denganku, aku hanya memegang kepalanya dengan tangan kiriku untuk membuat jarak sambil mengangkat tinggi-tinggi makanan di tangan kanannku.

Beruntung jalan yang kami lewati ini sangat sepi. Tidak ada satupun orang di sekitar kami. Jika tidak, mereka pasti akan menyangka aku gila berpose seperti ini.

  "Aku mau~aku mau~aku mau~aku mau!!!!!!! Omeletkuuuuuu!"
  "Berisik! Kalau ada orang di sini, aku akan terlihat seperti orang aneh!"

Sesaat setelah kami seperti ini, Reeds tiba-tiba berhenti. Tatapan wajahnya menandakan jika dia merasakan adanya kehadiran seseorang di sini. Reeds menunjuk pada sebuah kotak kayu yang ada di pinggir jalan. Aku melihat ke arah tersebut. Ada semacam bayangan di tanah yang menunjukan jika memang ada seseorang di balik kotak kayu tersebut. Jika dilihat dari ukuran bayangannya, orangnya tidak besar.

Aku langsung berlari ke belakang kotak kayu tersebut. Apa yang kulihat selanjutnya membuatku merasa sangat terluka secara mental. Seorang anak kecil..... tergeletak di tanah begitu saja dengan pakaian yang kumuh dan sobek-sobek. Aku menghampirinya dan langsung mengecek apakah dia masih bernapas ataukah tidak.

Syukurlah ternyata dia masih bernapas. Sekujur tubuhnya memiliki bekas luka di sana-sini... seperti dicakar hewan. Ini aneh... aku yakin satu-satunya jenis hewan yang dipelihara di sekitar sini adalah ayam. Tidak mungkin seekor ayam bisa membuat luka seperti ini.

  "Reeds!"

Reeds menganggukan kepalanya padaku kemudian dia memegang kedua telapak tangan anak itu. Aku bisa melihat cahaya terang mulai bersinar pada tangan Reeds. Reeds memanglah bukan seorang Guardian yang ahli dalam penyembuhan tetapi kita tidak bisa diam begitu saja kan?

Yang membuatku sangat khawatir adalah siapa atau apa yang menyerangnya? Aku tidak bisa menemukan bekas perlawanan sedikitpun di sekeliling kami. Memang kota Caam memiliki sedikit oknum kriminal tetapi mereka tak lebih dari sekedar pencopet yang jarang sekali menyakiti korbannya.

  "Lukanya tidak biasa. Ada sesuatu yang salah dengan anak ini. Kemampuan penyembuhanku terasa seperti dihalang oleh semacam kekuatan aneh" ujar Reeds dengan wajah yang sangat khawatir
  "Akan kubawa dia pulang ke rumah"

Reeds langsung menatapku.

  "Kau yakin? Semuanya akan memarahi kita"
  "Aku tahu itu Reeds! tapi aku tak bisa membiarkan anak ini di sini begitu saja kan? Aku ragu-ragu ada manusia di sini yang mampu menyembuhkan lukanya. Jika kita membawanya pulang, kita bisa meminta semuanya untuk merawatnya"

Reeds terdiam sesaat. Dia kemudian menganggukan kepalanya perlahan padaku.

  "Kalau begitu, aku akan berbicara pada ketua nanti" ucapnya
  "Terimakasih Reeds" balasku. "Maaf sudah merepotkanmu"
  "Maaa~.... Hal tetaplah Hal" balas Reeds

****************
Bersambung

  Part selanjutnya, Hutan Suci Guardians.

Hal: Aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada anak perempuan ini...

Reeds: Aku juga. Bagaimana kalau aku yang menggendong anak itu saja?

Hal: Jangan. Di mata semua orang, anak itu malah terlihat seperti mengambang di udara begitu saja. Lebih baik aku saja yang melakukannya

Reeds: Kalau begitu aku saja yang memegang makanannya

Hal: Tidak boleh. Selain nanti orang-orang malah melihat makanannya mengambang, jika kau memegangnya aku yakin kau juga akan langsung memakan jatahku juga

Reeds: Aku tidak serakus itu!!

Hal: Reeds, sudah bertahun-tahun kita berteman dan kau selalu mengambil makananku di setiap kesempatan

Reeds: A~aku tidak mengambil makananmu! Aku hanya mengambil sampel dari makananmu!!

Hal: Mengambil seluruh piringku bukanlah sebuah sampel Reeds. Lagipula, saking rakusnya kau sampai-sampai kau juga melihat cuplikan part selanjutnya

Reeds: Itu tidak benar! Aku tidak melihat cuplikan part selanjutnya!!

Hal: Pembohong...

Reeds: Serius! Aku tidak tahu apa-apa soal judul part selanjutnya! Aku tidak tahu kalau judulnya adalah Hutan Suci Guardian! Jangan lewatkan ya!

Hal: ..... -.-"

Reeds: Uuupppsss......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar