Kamis, 21 Desember 2017

Sacred Tree Part-4

  Episode sebelumnya,

  Leisha dan Eva ditugaskan untuk mengawal Priestess Agung Fira. Dalam perjalanan mereka menuju altar batu kuno untuk berhubungan dengan Priestess Agung lainnya, mereka berhasil menangkal serangan dari komplotan bandit yang mungkin saja bertanggung jawab atas sepinya kuil Mira.

Bandit biasanya tidak mau menyentuh Holy Priestess karena mereka dianggap sebagai utusan Dewa dan Dewi namun apa yang membuat mereka berani bertindak menyerang Holy Priestess? Ditambah lagi para Priestess Agung lainnya semuanya dipanggil untuk pertemuan darurat. Sudah jelas ada sesuatu yang sangat buruk sedang terjadi pada dunia ini.




*****************
Sacred Tree
Part-4
Kebangkitan

  Tyn menggaruk kepalanya mencoba memahami penjelasan dari Lilysha. Pada dasarnya, iblis dan Holy Priestess memang saling bermusuhan tetapi dalam kasusnya Tyn dan Lilysha, mereka harus saling melindungi satu sama lain.

Tyn selaku wadahnya Lilysha mau tidak mau harus mempelajari cara melindungi dirinya sendiri karena akan ada saat-saat dimana Lilysha tidak akan bisa melindungi Tyn. Contohnya seperti situasi mereka saat ini; kuil Mira dipenuhi dengan banyak sekali pelindung suci dan dengan kekuatan Lilysha yang saat ini, dia tidak akan bisa melindungi Tyn jika terjadi sesuatu.

Tyn sendiri tidak keberatan diajari oleh sesosok iblis karena dia juga ingin bertarung hanya saja Leisha selalu melarangnya. Tyn merasa ini adalah kesempatan yang bagus untuk belajar, lagipula dia punya alasan yang bagus sekarang untuk belajar cara bertarung.

Kebetulan di dalam kuil ada beberapa pedang kayu yang tidak terpakai. Mereka berdua memutuskan untuk memakai lapangan kosong di dalam kuil sebagai tempat untuk latihan.

Latihan yang diberikan oleh Lilysha bukan hanya berat tetapi juga sangat sulit. Meskipun demikian, Tyn menyadari Lilysha tidak ingin menyiksa Tyn melainkan ingin memastikan dia bisa melindungi dirinya sendiri supaya jangan Lilysha terkena efek samping akibat kontrak antara mereka berdua.

  "Kau ini... harus berapa kali kukatakan padamu?" keluh Lilysha
  "Maaf, ini pertama kalinya aku mempelajari mantra ini" balas Tyn
  "Ayolah manisku, pedang kayu itu sangat mudah untuk dienchant. Pada dasarnya kau hanya perlu mengalirkan sedikit sihir berelemen ke dalam pedang tersebut" 

Enchantment, jenis sihir yang memperkuat senjata biasa dengan sihir. Biasanya digunakan oleh para petualang. Jenis sihir ini bisa menjadi peluang bisnis yang bagus tetapi enchantment tidak pernah bertahan lama kecuali jika senjata tersebut terekspos pada kekuatan sihir yang luar biasa.

Salah satu contoh senjata legendaris yang ada adalah pedang suci yang disegel di Pohon Keramat. Pedang yang digunakan oleh pahlawan saat invasi iblis pertama. Pedang tersebut memiliki kekuatan suci yang luar biasa dan tidak akan habis.

BLAR!

Sebuah petir keluar dari tangan Tyn menyambar pedang kayu yang dipegangnya, pedang tersebut patah dan terbakar sehingga Tyn terpaksa menjatuhkannya di tanah.

  "Sayangku, itu bukanlah enchantent. Itu menggunakan mantra seperti biasa" keluh Lilysha

Tyn menggaruk kepalanya sesaat, kemudian dia menyadari jika dia baru saja menggunakan mantra elemen petir sementara selama ini dia belum pernah menggunakan mantra elemen petir sebelumnya. Hal yang terlintas di pikiran Tyn ini langsung bisa dibaca oleh Lilysha sebagai efek dari kontrak antara mereka berdua.

  "Lilysha, apakah kau bisa menggunakan elemen petir?" tanya Tyn
  "Oooh, apapun yang bukan elemen suci bisa kugunakan manisku" jawab Lilysha dengan bangga
  "Lalu apakah mungkin..."
  "Benar" sela Lilysha. "Mungkin saja kekuatanku yang ada di dalam tubuhmu yang rapuh itu sedikit berbaur denganmu sehingga kau bisa menggunakannya"

Tyn mengelus-ngelus dagunya. Dia penasaran apakah itu berarti dia mampu menggunakan semua elemen sekarang ataukah tidak. Dia menatap Lilysha, menantikan sebuah jawaban. Lilysha menganggukan kepalanya dengan penuh rasa bangga akan dirinya sendiri.

  "Itulah kekuatan kontrak kita manisku" ucap Lilysha. "Bayangkanlah semua kekuatan yang tubuhmu akan dapatkan ketika aku telah pulih sepenuhnya"

Tyn terdiam sesaat mencoba membayangkan berapa banyak reruntuhan kuno yang bisa dikunjunginya dengan menggunakan kekuatan baru yang akan didapatkannya jika Lilysha sudah pulih sepenuhnya.

Lilysha yang sudah bisa membaca isi pikiran Tyn terlihat sangat kecewa dengan apa yang terlintas di pikiran Tyn. Spontan, dia menepuk kepalanya sendiri dan menggeleng-gelengkannya seperti orang tua yang kecewa karena anaknya mendapatkan nilai merah.

  "Kau akan memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menaklukan dunia dan kau ingin menggunakannya hanya untuk menjelajahi reruntuhan kuno?!" protes Lilysha
  "Eh? Apakah ada yang salah dengan itu?"
  "Manisku, kau ini benar-benar tidak ambisius. Apakah kau benar-benar baik-baik saja hidup hanya untuk melihat bongkahan gedung kuno?"
  "Yaaah..." Tyn menggaruk kepalanya. "Tapi coba bayangkan nilai-nilai sejarah yang ada di dalamnya Lilysha! Coba bayangkan ekspresi para leluhur kita ketika mereka melihat kita berhasil menemukan pesan-pesan yang mereka tinggalkan pada kita!"

Lilysha memijit keningnya.

  "Aku tidak percaya ada manusia yang tidak ambisius seperti ini" gumamnya dalam hati

Vie berjalan menghampiri mereka berdua. Lilysha langsung berubah menjadi bola energi dan masuk ke dalam Tyn. Tyn melambaikan tangannya pada Vie.

  "Maaf, apa aku mengganggu kakak latihan?" tanya Vie canggung
  "Tidak kok" balas Tyn sambil tersenyum. "Ada apa Vie?"
  "Anu, kakak. Ada beberapa pedagang di luar kuil. Jalur mereka dihalangi oleh pohon yang tumbang dan mereka berharap ada orang di sini yang mampu menolong mereka"
  "Hee, baiklah. Bawa aku ke sana"

Vie menganggukan kepalanya. Mereka berdua berjalan keluar dari dalam kuil. Mereka hanya menelusuri jalan setapak selama beberapa menit saja dan rombongan kereta berkuda sudah bisa terlihat dengan jelas.

Tyn memperhatikan satu per satu anggota rombongan, pakaian mereka benar-benar terkesan elegan dan mewah. Ada beberapa diantara mereka yang bersenjata juga tapi dilihat dari ekspresi wajah mereka yang kesal, sudah jelas mereka tidak bisa menggunakan sihir sama sekali.

Pada bagian paling depan rombongan terdapat sebuah batang pohon besar. Beberapa orang, ada laki-laki dan perempuan sama-sama mencoba mendorong batang pohon besar yang menghalangi jalan karavan mereka. Biasanya para pedagang akan mencoba mencari rute lain tetapi mereka menolak untuk memilih rute lain mengingat mereka dikejar deadline.

Seorang laki-laki dengan pakaian mewah yang terlihat kelelahan langsung bangkit berdiri begitu dia melihat Tyn dan Vie berjalan menghampiri mereka.

  "Ah, salam Holy Priestess!" sapanya
  "Salam" balas Tyn sambil memperhatikan batang pohon yang tumbang
  "Maaf telah merepotkan kalian tetapi bisakah kalian membantu kami menyelesaikan masalah kecil ini?"

Tyn terdiam untuk sesaat. Dia hanya berpikir untuk mencoba menggunakan kekuatan barunya meskipun dia sendiri tidak tahu kekuatan macam apa yang didapatkannya sebagai efek samping kontraknya dengan Lilysha.

Lilysha yang sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh Tyn langsung memutuskan untuk ikut campur karena dia khawatir Tyn akan melukai dirinya sendiri.

  "Jangan coba-coba sayangku. Kau bisa saja tak sengaja membuat tornado atau api yang sangat besar atau banjir hebat. Aku sih tidak peduli jika mereka semua mati tetapi aku tidak ingin kau terluka sedikitpun" ucap Lilysha melalui telepati

Tyn menghela nafas sesaat. Dia menganggukan kepalanya pada orang yang tadi. Dia berlari menghampiri orang-orang yang sedang mencoba mendorong batang pohon besar yang menghalangi jalan.

Tyn menyentuh batang pohon dengan kedua tangannya. Saat dia baru saja mendorong sedikit, tiba-tiba saja batang pohon tersebut terguling dengan mudahnya. Anggota rombongan pedagang yang tadinya mencoba mendorong batang pohon kini terdiam dengan mulut mereka terbuka lebar, shock melihat Tyn yang badannya paling kurus diantara mereka dan terlihat tidak kuat sama sekali mampu mendorong batang pohon raksasa dengan begitu mudahnya.

  "Wow" gumam Vie dengan mata terbuka lebar
  "Demi Dewi Api... aku tahu Holy Priestess itu kuat tapi aku tidak menyangka mereka akan sekuat ini" bisik salah satu pedagang

Tyn sendiri diam tak berkutik untuk sesaat. Dia sekali lagi mencoba mendorong batang pohon tersebut dengan kedua tangannya. Batang pohon tersebut terguling dengan mudahnya. Alhasil, Tyn memindahkan batang pohon tersebut keluar dari jalan.

  "Wooow" ucap Tyn

Rombongan pedagang juga diam sesaat untuk takjub pada kekuatan Tyn. Mereka pun mulai memuja-muja Dewa-Dewi yang mereka sembah untuk sebentar kemudian berterimakasih pada Tyn dan Vie sebelum melanjutkan perjalanan mereka.

Tyn yang masih diam berdiri di samping jalan hanya memperhatikan kedua telapak tangannya dengan penuh rasa heran sementara Vie melambaikan tangan pada rombongan pedagang yang sudah mulai berjalan jauh dari posisi mereka.
Lilysha yang bersembunyi di dalam tubuh Tyn kini mulai tersenyum.

  "Lebih cepat dari yang kuduga..." gumam Lilysha
  "Eh? Lilysha?"
  "Sepertinya tubuhmu itu mulai terbiasa dengan kekuatanku dan bisa melebur dengan sebagian kecil kekuatanku. Jujur saja, aku tidak menyangka tubuhmu bisa beradaptasi secepat ini. Kau benar-benar... spesial"

Tyn menelan ludah dan mulai berpikir jika dia harus mulai berhati-hati dari sekarang. Orang-orang di Holy Order akan curiga padanya jika mereka tahu tubuhnya menjadi lebih kuat tiba-tiba.

  "Ahaahahahah! Ooooh manisku, aku tidak sabar ingin mendidikmu menjadi lebih kuat lagi dan kemudian akan kutunjukan pada iblis lainnya; permata yang mereka ingin buang begitu saja"
  "Guuh.... entah kenapa aku malah punya feeling buruk soal ini" keluh Tyn
  "Tenang saja, kau punya aku; Azaelilysha Kylith! Penguasa mutlak menara kesengsaraan! Kujamin kau sudah memilih majikan yang tepat"
  "Aku tidak ingat kapan kau menjadi majikanku" bisik Tyn
  "Kakak Tyn? Apakah kakak mengatakan sesuatu?" tanya Vie

Tyn menggelengkan kepalanya. Vie pun hanya menggaruk telinganya sebagai respon dan menganggap jika dia hanya salah dengar.

  "Tidak kok" ucap Tyn
  "Be-begitu ya" balas Vie. "Kakak, hari ini biar aku saja yang menyiapkan sarapan"
  "Hee, apa yang kau masak hari ini Vie?"
  "Hihihi, krepes!"

***************

  Malamnya pada hari yang sama di dalam kamar Tyn yang sunyi, Tyn mengeluarkan kotak kayu yang dititipkan oleh Holy Order padanya. Lilysha yang sedang bersandar pada tembok hanya memperhatikan Tyn dari tadi.

  "Sejauh ini kita cukup beruntung karena belum terjadi penyerangan langsung ya?" tanya Tyn
  "Benar, aku terkejut pelakunya belum menyerang kita secara langsung" balas Lilysha

Tyn menghela nafas untuk menenangkan pikirannya. Berhari-hari dia tinggal di kuil Mira dan tiap malamnya, Lilysha harus membatalkan sihir mimpi buruk yang menyerang mereka. Meskipun bagi Lilysha ini hanyalah hal sepele, mereka berdua khawatir jika siapapun yang melancarkan sihir mimpi buruk akan menyerang secara langsung.

Tyn masih belum bisa sepenuhnya menguasai kekuatan baru yang didapatnya. Meskipun menurut Lilysha tubuhnya Tyn kini jauh lebih kuat melebihi standar manusia biasa, tubuhnya masih belum terbiasa sepenuhnya dan jika Tyn tidak berhati-hati, Tyn akan menjadi kelelahan lebih cepat dari biasanya.
TOK! TOK! Suara pintu kamar Tyn diketuk.

  "Kakak Tyn? Kakak masih bangun?" tanya Vie
  "Ya, masuklah" balas Tyn

Vie membuka pintu. Kedua matanya terlihat sangat berat dan dia mengenakan baju tidurnya dan memeluk bantalnya dengan tangan kanannya.

  "Maaf kakak, aku merasa sedikit kedinginan malam ini. Bisakah aku tidur dengan kakak Tyn malam ini?"

Tyn menjeling pada Lilysha. Lilysha hanya mengangkat bahunya sebagai respon. Tyn menganggukan kepalanya pada Vie.

  "Tentu saja, mengapa tidak?"

Vie tersenyum puas mendengar hal itu. Dia masuk ke dalam, menutup pintu kamar dan langsung berlari ke samping Tyn yang masih memegang kotak kayu yang dititipkan oleh Holy Order. Kedua matanya tertuju pada isi kotak tersebut untuk sesaat.

  "Aku penasaran kenapa kristal ini berwarna hitam ya?" tanya Vie
  "Ah, itu karena pengaruh dari energi yang ada di dalam kristal ini" jawab Tyn
  "Aku paham itu karena kakak Tyn pernah menjelaskannya padaku tapi yang tidak aku pahami adalah kenapa harus warna hitam?"
Tyn terdiam sesaat untuk menelaah maksud dari pertanyaan Vie.
  "Persepsi dan kepercayaan" ucap Lilysha
  "Eh?" Vie memiringkan kepalanya sedikit
  "Sebagian besar dunia ini menganggap kekuatan iblis dan nekromansi itu berwarna hitam. Magic pada dasarnya juga dipengaruhi oleh kehidupan, jika banyak orang percaya pada hal tersebut maka tak heran kristal itu yang mengandung kekuatan iblis juga berwarna hitam"  jelas Lilysha
  "Ooh! Mengikuti trend ya?" gumam Vie kagum
  "Kurang lebih seperti itu"

Tyn mengelus dagunya. Dia berpikir untuk mempertanyakan hal itu pada Leisha nanti jika dia kembali ke ibukota.

  "Waah, kristalnya bersinar!" komentar Vie. "Aku tahu itu kekuatan iblis tapi indah sekali!"

Mendengar itu, Lilysha langsung dengan cepat berjalan menghampiri mereka berdua. Dia melihat kristal hitam di dalam kotak kayu tersebut yang merupakan relik iblis kuno mulai mengeluarkan cahaya hitam.

Lilysha langsung tersenyum dan tertawa sedikit.

  "Ahahaha! Jadi begitu rupanya! Tentu saja!! Ahahahaha!" ucap Lilysha

Tyn dan Vie memandang satu sama lain kemudian menatap Lilysha. Lilsyha berhenti tertawa ketika dia menyadari Tyn dan Vie tidak mengerti mengapa dia tertawa.

  "Malam ini, aku sengaja tidak membatalkan mantra mimpi buruk" ucap Lilysha
  "Daan... kristal ini bereaksi pada mantra itu?" sambung Vie masih bingung
  "Benar!"
  "Berarti.... mantra mimpi buruk ini disebabkan oleh iblis?!" sela Tyn khawatir
  "Salah dan benar"

Tyn mengangkat alis matanya.

  "Mantra mimpi buruk masih tetap masuk dalam kategori sihir mental tetapi penggunanya, siapapun dia mencampurkan sedikit kekuatan iblis di dalamnya" jelas Lilysha
  "Eeeh, tapi ada begitu banyak pelindung suci di sini. Mustahil jika kekuatan iblis bisa masuk ke-"
  "Apakah kau benar-benar yakin akan hal itu?" sela Lilysha. "Pelindung suci hanya mampu mendeteksi sesuatu yang murni kekuatan iblis. Mantra sihir mimpi buruk memiliki elemen netral di dalamnya, kekuatan iblis dengan mudah dapat berbaur dengan elemen itu. Tak heran kenapa pelindung suci yang dipasang tidak bekerja"

Rasa kantuk yang dirasakan oleh Vie langsung hilang. Kedua kakinya gemetaran.

  "Berarti... ada iblis yang berniat menyerang tempat ini?" gumam Vie
Melihat Vie yang gemetaran, Tyn menutup kotak tersebut, menyimpannya dalam pocket dimension miliknya dan kemudian memeluk Vie sambil mengusap-usap kepala Vie perlahan.
  "Tenang saja, kami ada di sini" bisik Tyn
  "Tapi... iblis itu kuat kan? Aku bahkan belum bisa menggunakan sihir sama sekali!"
  "Tenang saja, aku akan melindungimu" bujuk Tyn. "Lagipula Dewi Kehidupan tidak akan meninggalkan kita. Percayalah"

Selagi Tyn sibuk menenangkan Vie yang mulai takut dan gemetaran. Lilysha mulai berpikir keras. Dia menganggap ini sebagai pertanda awal invasi iblis ke-2 sudah semakin dekat. Dengan kondisinya yang sekarang, dia tidak akan bisa melindungi dunia yang ingin dikuasainya dari sesama iblis.

Dia mulai mencari cara alternatif untuk mengembalikan kekuatannya secepat mungkin sambil mengulur waktu. Baginya, mustahil untuk menghentikan invasi iblis sekarang, yang bisa dia lakukan hanyalah menunda pelaksanaanya tetapi dia tidak tahu caranya bagaimana.

Vie tiba-tiba seperti kaget. Dia langsung memeluk Tyn erat-erat.

  "Kakak! Ada orang yang masuk ke dalam kuil!" bisiknya ketakutan
  "Eh? Jangan-jangan mereka adalah senior-seniormu?" balas Tyn
  "Bu-bukan... aura kekuatan mereka berbeda"

Tyn menggaruk kepalanya karena bingung. Dia memandang Lilysha untuk mendapatkan penjelasan.

  "Vie adalah anggota kuil ini kan? Pelindung suci yang dipasang pasti terhubung dengan otaknya. Jika ada kekuatan tak dikenal masuk ke dalam, dia pasti tahu. Yah, meskipun pelindungnya jelas-jelas tidak bekerja sama sekali terhadap mantra mimpi buruk" komentar Lilysha

Tyn menelan ludahnya. Tiba-tiba saja, mereka bertiga dapat meraskan kekuatan yang luar biasa. Vie semakin ketakutan.

  "Tyn! Segera keluar dari sini! SEKARANG!" perintah Lilysha sambil berubah menjadi bola energi dan masuk ke dalam Ty

Tyn langsung memikul Vie yang ketakutan dan berlari keluar dari dalam kamar. Ketika dia baru keluar dari dalam kamar, dia melihat beberapa orang tak dikenal dengan senjata lengkap berjalan menyusuri lorong-lorong yang gelap.

Mereka melihat Vie dan Tyn dan langsung berlari mengejar mereka berdua. Tyn tanpa ragu-ragu berlari menjauhi pengejarnya.

BRUAGH! BLAR!!

Beberapa ledakan bisa didengar yang kemudian disusul oleh beberapa suara seperti gedung yang runtuh. Tak lama kemudian, seluruh kuil mulai diselimuti api dan asap hitam yang tebal.

Sambil menggendong Vie, Tyn terus berlari tanpa arah yang jelas. Kemanapun mereka pergi, mereka bertemu dengan orang-orang bersenjata lengkap yang tak dikenal atau malah bertemu dengan api membara yang sangat besar.

Meskipun Tyn jauh lebih cepat dan tidak merasa lelah karena efek dari kontraknya dengan Lilysha telah memperkuat tubuhnya, akhirnya Tyn menemui jalan buntu di aula gedung kuil utama.

  Di sana, dia dikepung oleh orang-orang tak bersenjata berpakaian serba hitam. Keringat dingin mulai membasahi seluruh badan Tyn. Lilysha tidak bisa berbuat apa-apa karena pelindung suci mencegahnya untuk keluar dari tubuh Tyn maupun bergerak bebas di luar tubuh Tyn.

Salah satu dari orang tak dikenal mengayunkan pedangnya pada Tyn, tetapi Tyn dengan gesit menunduk sambil menggendong Vie dan mendorong orang tersebut dengan kepalanya. BRUGH! Satu dorongan dari Tyn membuat orang tersebut terlempar 1 meter ke belakang.

Tiba-tiba seluruh tubuh Tyn terasa sangat berat. Dia pun terjatuh ke tanah, begitu juga dengan Vie yang digendongnya. Vie jatuh tepat di sebelah Tyn.

  "Ini.... mantra gravitasi?!" gumam Tyn

Mantra gravitasi, mantra yang memanipulasi gravitasi dalam area tertentu. Tak herang mengapa Tyn dan Vie sama sekali tidak bisa bangkit berdiri karena gravitasi yang sangat hebat.

Salah satu diantara orang-orang tak dikenal tersebut berjalan mendekati mereka berdua. Dengan satu lambaian lembut tangan kanannya, Vie langsung terlempar ke arah orang tersebut; orang tersebut menghunus sudah meletakan pisaunya di depan leher Vie, siap untuk memotong putus leher Vie kapan saja.

  "Di mana relik iblis itu?"

Suaranya yang menyerupai perempuan membuat Tyn sedikit terkejut.

  "Kakak!" rengek Vie ketakutan
  "Cih, suara ini.... kurang ajar kau Karen! Beraninya kau mengirimkan anak buahmu juga ke sini!" geram Lilysha yang bersembunyi di dalam Tyn

Jantung Tyn mulai berdebar-debar. Dia mulai ragu-ragu apakah dia harus menyerahkan relik iblis ke tangan orang-orang tak dikenal ini hanya demi menyelamatkan Vie ataukah haruskah dia mengorbankan Vie demi orang-orang lain?

Siapapun orang-orang ini, mereka tampaknya tidak sabar. Mereka mulai menggores leher Vie perlahan. Vie langsung mengeluarkan air mata dan berteriak histeris.

  "TUNGGU!" teriak Tyn
  "Di mana relik iblis itu? Serahkan"
  "Akan kuserahkan! Tapi tolong lepaskan dia!"

Dalam sekejap, Tyn bisa merasakan mantra gravitasi yang mempengaruhinya menghilang. Tyn bangkit berdiri tetapi tiap gerak-geriknya diperhatikan secara teliti oleh para penyerang. Dia ingin menangis melihat Vie yang mulai disayanginya ketakutan di hadapannya.

Tyn pun membuka pocket dimension miliknya. Hal itu membuat beberapa penyerang terkesan karena bagaimanapun juga, pocket dimension adalah sihir yang langka. Tyn mengeluarkan kotak kayu yang dititipkan oleh Holy Order padanya dan membuka kotak tersebut, dia menunjukan isi dari kotak tersebut pada sosok tak dikenal yang menyandera Vie.

  "Hmm, periksa itu" perintah sosok itu

Salah satu orang tak dikenal berjalan mengambil kotak tersebut dari tangan Tyn dan memperhatikan kristal hitam yang merupakan relik iblis kuno dengan teliti. Dia menganggukan kepalanya untuk memverivikasi jika kristal tersebut memang apa yang mereka cari.

  "Aku sudah menuruti kemauan kalian kan?" tanya Tyn. "Sekarang lepaskan Vie! Kumohon!"

Sosok yang menyandera Vie melepaskan Vie. Dia juga melepaskan topeng yang dikenakannya. Tyn pun bisa melihat jelas muka dari sosok tersebut; seorang perempuan dengan mata merah seperti darah dan memiliki pupil mata seperti sesosok iblis.

  "I...iblis?" gumam Tyn
  "Bukan. Itu adalah salah satu anak buah dari Karen; mantan pelayanku yang mengkhianatiku" balas Lilysha. "Grrr, jika bukan karena pelindung suci ini pasti sudah kucabik-cabik dia!"
  "Kupikir iblis tidak bisa begerak bebas di sini" bisik Tyn
  "Dia itu bukan iblis. Dia itu setengah iblis" balas Lilysha

Sosok itu mengambil kristal hitam. Sebuah senyuman puas bisa terlihat merias wajahnya. Vie bangkit berdiri dan berlari ketakutan menghampiri Tyn.

Salah satu dari penyerang yang dekat dengan Vie langsung mengayunkan pedangnya ke arah kepala Vie. BASH! Kedua bola mata Tyn terbuka lebar melihat kepala Vie terputus dari badannya.

BLUGH. Badan Vie yang tak bernyawa jatuh ke tanah. Kepalanya terbang sesaat dan mendarat beberapa meter di depan Tyn.

  "Tugas kita selesai, ayo kita pergi" ucap sosok setengah iblis dengan puas

Tyn mengepakan kedua tangannya melihat kepala Vie yang masih menunjukan ekspresi ketakutan.

  "Mengapa?" gumam Tyn. "MENGAPA KALIAN MEMBUNUHNYA?! KALIAN SUDAH BERJANJI TADI!!"

Sosok setengah iblis berhenti berjalan dan berbalik memandang Tyn dengan rasa jijik.

  "Aku berjanji untuk melepaskannya, tetapi membunuhnya atau tidak, tidak pernah ada di dalam perjanjian kita"

Tyn bangkit berdiri dan berlari mencoba menyerang sosok itu dengan tangan kosong. Tetapi baru selangkah saja, sebuah pisau melayang menancap pada kakinya. Tyn jatuh di tanah. Sebelum dia bisa berdiri, sosok itu menginjak pipinya dengan sepatunya.

  "Menyedihkan..."
  "Mengapa?! MENGAPA?!" rengek Tyn yang masih tidak percaya dengan kematian Vie
Sosok setengah iblis itu mengeluarkan dua pisau dan menikam kedua tangan Tyn. Tikamannya cukup dalam untuk menembus sampai ke tanah sehingga Tyn tidak bisa bangkit lagi dari tanah. Sosok tersebut kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan Tyn.
  "Lagi.... Terjadi lagi.... mengapa?" rengek Tyn. "Dewi Kehidupan.... apakah kau benar-benar telah membuangku?"

Tyn mulai mengeluarkan air mata. Beberapa bongkahan kayu yang terbakar mulai jatuh mengelilingi Tyn.

  "Mengapa semua orang yang mulai kusayangi.... selalu diambil?" gumam Tyn. "Tidak akan.... tidak akan kumaafkan mereka..."

Lilysha yang dari tadi hanya diam di dalam Tyn akhirnya bisa merasakan sesuatu dari Tyn. Dia tersenyum puas.

  "Akan kuhabisi mereka... akan kuhabisi mereka" gumam Tyn
  "Akhirnya kau menyadarinya juga manisku" ucap Lilysha. "Katakan padaku, apakah kau sudi melihat orang-orang itu pergi?"
  "Tidak.... TIDAK!"
  "Apakah kau sudi memaafkan orang-orang itu seperti yang diajarkan oleh Dewimu itu?"
  "TIDAK!!!" teriak Tyn penuh emosi
  "AHAHAHAHA BAGUS!"

Dalam sekejap Tyn merasa ada yang sangat aneh dari dalam dirinya. Tubuhnya merasa sangat kesakitan karena kekuatan iblis Lilysha mulai mengalir menyelimuti seluruh tubuhnya.

  "AAAARRRGHHH!!!" teriak Tyn kesakitan
  "AHAHAHAHAHA! YA!!! YAAA!!!! JANGAN LAWAN! BIARKANLAH KEKUATANKU MENGALIR!"

Teriakannya yang menggelegar seperti guntur juga melepaskan energi sihir yang luar biasa hingga kayu-kayu yang mengelilingi Tyn terlempar ke segala arah. Sosok setengah iblis tadi beserta para penyerang berhenti dan berbalik melihat Tyn yang mulai bergerak perlahan di tanah.

Api-api berwarna biru gelap mulai menyala membakar pisau-pisau yang menancap pada Tyn hingga tak berbekas. Tyn memegang kepalanya dengan kedua tangannya karena rasa sakit di kepalanya yang luar biasa.

  "AAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Rambutnya mulai memutih layaknya salju. Kulitnya mulai memutih seperti kulit yang dimiliki oleh Lilysha.

  "AHAHAHAHA! BANGKITLAH! WADAHKU! AKAN KUBERIKAN KAU KEKUATAN YANG KAU INGINKAN!!!"

Rasa sakit pada kepala Tyn mulai semakin menguat, rasanya seperti kepalanya akan meledak. Tyn meraung-raung kesakitan. Api biru gelap pekat mulai muncul pada kepalanya dan membentuk tanduk iblis.

Melihat itu, sosok setengah iblis terkejut setengah mati.

  "M-mustahil... kekuatan ini..." gumamnya

Kedua bola mata Tyn berubah warna menjadi merah seperti darah. Pupilnya mulai berubah juga menyerupai pupil yang dimiliki oleh para iblis pada umumnya. Suara milik Tyn yang tadinya enak untuk didengar mulai terdirtorsi.

Tidak hanya itu, sebuah ekor iblis juga mulai tumbuh diiringi dengan sepasang sayap iblis hitam. Aura kebencian dan amarah yang luar biasa pun bisa terasa di udara.

  "Lith?! Mustahil! Mana mungkin Lith bisa hidup" ucap sosok setengah iblis

Tyn yang kini berubah menjadi iblis bangkit berdiri. Ketika dia berteriak histeris, kekuatan iblis milik Lilysha meledak. Ledakan kekuatan iblis milik Lilysha yang membanjiri Tyn begitu kuat hingga seluruh kuil pun hancur lebur. Semua pelindung suci yang ada di dalam kuil pun hancur berkeping-keping.

Bongkahan-bongkahan kuil pun terbang ke segala arah. Segala sesuatu yang berada di dalam jangkauan ledakan kekuatan iblis pun seketika mulai menunjukan tanda-tanda efek samping dari kontaminasi iblis; segala tanda-tanda kehidupan yang ada mulai layu dengan cepat dan mengeluarkan aura iblis.

Satu-satunya orang yang selamat dari ledakan kekuatan tersebut hanyalah sosok setengah iblis tadi yang kini tertimbun oleh puing-puing kuil Mira.

  "Heah!"

BLAR! Sosok tersebut mendorong puing-puing yang menimpanya dengan mudah. Ketika dia bangkit berdiri, dia mulai gemetaran ketakutan melihat Tyn yang sudah menjadi iblis sepenuhnya. Dia tidak takut pada fakta dia berhadapan dengan iblis sesungguhnya, melainkan dia takut karena dia merasa familiar dengan kekuatan iblis yang dihadapinya; Azaelilysha Kylith.

  "Tidak mungkin... mustahil Lith masih hidup. Dia seharusnya mati karena dibunuh" gumamnya

Tyn yang sudah sepenuhnya dikendalikan oleh hasrat membunuh dan rasa marah melunjur ke depan, dalam kejapan mata, dia sudah ada tepat di depan sosok setengah iblis. Sebelum dia bisa bereaksi, Tyn mencengkram kepalanya dengan tangan kanannya kemudian mendorong sosok itu ke tanah.

BUAAGGH!!

Hantamannya begitu kuat sampai-sampai menimbulkan lubang kawah yang sangat besar bagaikan sebuah meteor yang menghantam bumi. Gelombang kekuatan yang ditimbulkan oleh hantaman itu juga membuat gempa bumi yang lumayan besar dan membuat begitu banyak debu terbang ke langit.

Satu serangan itu saja membuat sosok itu mengalami patah tulang. Seharusnya dia sudah mati tetapi karena dia setengah iblis, dia masih hidup meskipun tubuhnya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Melalui sela-sela jari Tyn yang mencengram wajahnya begitu kuat, dia melihat kedua mata Tyn yang memang sudah mirip dengan Lilysha.

  "T-terukutklah kau Lith.... berani-beraninya kau mengkhianati bangsamu sendiri dan berpihak pada makhluk rendahan yang seharusnya kita mus-"

KRAK!! Tyn memperkuat cengkramannya hingga bola mata dari sosok itu keluar. Sebelum dia bisa berteriak kesakitan, Tyn mulai menyerap seluruh kekuatan sosok itu dengan cepat. Dalam sekejap, sosok itupun tidak tersisa sedikitpun; tidak sedikitpun tulang atau pakaian yang dikenakannya ataupun debu-debu yang menempel padanya.

Tyn berhenti bergerak untuk sesaat. Tubuhnya perlahan mulai kembali pada wujud manusianya yang semula. Ketika dia kembali pada wujud manusianya, Tyn terlihat sangat kebingungan namun tak lama kemudian, pandangannya mulai menjadi kabur dan dia pun jatuh pingsan.

GLUDUG.

Lilysha yang bersembunyi di dalam tubuh Tyn keluar dan memungut kristal hitam yang merupakan relik kuno iblis yang diambil oleh sosok setengah iblis tadi sambil tersenyum.

  "Yaah, tadi itu menyenangkan" gumamnya puas

Dia menyimpan relik tersebut dalam dimension pocket miliknya kemudian menjeling pada Tyn yang pingsan di tanah.

  "Aku tidak menyangka tubuhnya ternyata cocok juga. Tidak hanya itu, dia berhasil kembali ke wujud manusia semulanya" pikirnya

Lilysha menutup sebelah wajahnya dengan tangannya kemudian tersenyum sesaat. Dia mulai tertawa puas mengetahui apa yang telah ditemukannya di dunia manusia.

  "Ahahaha! Sempurna! SEMPURNA!!!" teriaknya bahagia

Lilysha menglurukan tangannya ke langit dan seperti mencengkram udara dengan senyuman lebar yang menandakan jika Tyn mungkin saja adalah apa yang dia perlukan untuk mewujudkan semua rencananya menjadi realita.

  "Lihatlah kalian! Kekuatan dari Azaelilysha Kylith! Penguasa mutlak menara kesengsaraan! Akan kutunjukan jika namaku adalah nama yang tidak pernah mengenali kekalahan dan bukanlah nama yang pantas kalian injak-injak seperti itu! Tunggulah pembalasanku! AHAHAHAHAHAHAHA!!!"

*****************
Bersambung

  Episode selanjutnya,

  Tyn akhirnya terbangun dan dia dipertemukan kembali dengan Leisha. Namun apa yang telah dilaluinya membuatnya menjadi sedikit "rusak". Sementara itu, masalah baru mulai bermunculan di perbatasan dan para Priestess Agung mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres ketika Priestess Agung Serenia masih belum juga tiba di lokasi dan juga penyerangan-penyerangan misterius oleh kelompok tak dikenal di berbagai lokasi keramat.

Pada saat bersamaan, Lilysa yang juga dikenal sebagai "Lith" oleh rekan-rekan iblisnya mulai merencanakan sesuatu dengan relik yang dititipkan pada Tyn. Apa yang sebenarnya terjadi pada dunia ini?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar