Minggu, 22 Desember 2013

Zano & Kawanan : Epidemik Part-3

  "Zano & Kawanan : Epidemik" adalah salah satu episode dari cerita berseri "Zano & Kawanan" karya Green Leaper.

Part sebelumnya, Setelah Hiromi dan Stella diubah menjadi zombie, Zano cukup beruntung untuk berhasil menyelamatkan diri. Dia sekarang harus memberi tau hal ini pada Kawanan dan penjaga desa sebelum terlambat!

Happy Reading, semoga terhibur!


**************
Zano & Kawanan
Epidemik
Part-3
Menyebarnya epidemik

  "Semuanya! Epidemik zombie telah nyebar!"
  "Zan? Mana Rini sama Hiromi?"
  "Mereka udah jadi zombie kampret!!! Cepat, kita harus beritau.... Yang lain mana?"

  Gue liat sekeliling gue. Masa di tempat BBQ cuma ada Juita doang? Yang lain mana?

  "Oh, tadi karena kalian bertiga pergi kelamaan mereka semua jadi pergi buat nyari kalian. Aku sama Sesil disuruh untuk tinggal buat jaga-jaga kalau kalian bertiga balik ke sini" jawab Juta dengan tenang
  "Sesil?! Mana dia?! Mana adik gue! Gawat! Kita mesti beritau penjaga desa sama yang laen!"

PLAK!!

Gue ditampar. Meskipun Juita adalah cewek. Tapi tamparannya bener-bener kuat! Gue saja yang udah terbiasa terlibat tawuran (melawan gerombolan anjing liar) aja bisa merasa pusing hanya dengan sekali ditampar sama Juita.

  "Zan! Kamu mabuk ya?! Datang langsung teriak-teriak gak jelas gitu" tanya Juita
  "Kampret! Kagak lah! Sini! Gue jelasin nanti!"

Gue menarik Juita dan langsung berlari ke kamarnya Sesil. Syukurlah, ternyata para zombie belum sampe di penginapan. Sekarang hanya masalah waktu aja. Gue cepet-cepet menceritakan apa yang terjadi. Sedikit susah emang untuk meyakinkan Juita. Sesil? Dia langsung percaya. Setelah beberapa menit gue mencoba meyakinkan Juita (plus ditampar beberapa kali sama dia), akhirnya dia percaya juga setelah Sesil yang bercerita. Kuda!!! Gue udah puyeng!

PLAK! Juita menampar gue sekali lagi...

  "Apa salah gue?!" keluh gue sambil menahan rasa sakit
  "Kenapa gak bilang dari tadi?!" protes Juita
  "Elu kenapa gak percaya dari tadi?!" protes gue
  "Anu... Ini bukan waktu yang bagus buat berkelahi... Kita harus cari yang lain dan memperingatkan penjaga desa" kata Sesil

Sesil menyalakan handphonenya. Tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya. Gak ada sinyal di sini. SIAL!

  "Tapi untuk meyakinkan orang-orang di sini dan juga Kawanan yang sedang pergi, kita perlu bukti yang kuat" kata Juita
  "Soal warga desa yang tinggal di pulau ini dan Kawanan, serahkan sama gue. Tapi... Pegawai penginapan?" tanya gue
  "Hm... Serahin aja sama kita berdua" balas Juita
  "Oke, jadi gue akan pergi mencari Kawanan dan penjaga desa. Kalian berdua meyakinkan orang-orang di sini. Ju, tolong jagain adik gue ya"
  "Tenang saja. Kau juga, jaga dirimu baik-baik"
  "Oke! Ayo bergerak!" 

****************

    Setelah berlari beberapa menit, gue akhirnya berhasil mencapai desa. Tapi gue terlambat. Seisi desa udah jadi zombie semuanya.... Termasuk penjaga desa. Gue melihat dalang dari bencana ini. Dia sedang duduk di sebuah kursi yang diletakan di atas rumah. Kampret! Tunggu aja balasan gue makhluk sialan!

Gue berhasil menyelinap keluar dari kampung tanpa ketahuan. Sekarang gue hanya perlu mencari para Kawanan. Gue dengan hati-hati bergerak di antara pohon-pohon dan semak-semak. Gue berusaha sebaik mungkin untuk menghindari kontak dengan para zombie yang berkeliaran di hutan.

Syukurlah sejauh baru Hiromi dan Stella doang yang jadi zombie. Ini berarti Kawanan yang lain masih hidup. Tapi gue khawaktir. Gue berdiri di bawah pohon yang lumayan tinggi. Kabut tipis mulai menyelimuti pulau. Kampret, jarak pandang gue jadi berkurang.

Meskipun gue bukan pemanjat pohon yang baik, gue tetep memanjat pohon sebaik mungkin. Dari atas ini, gue punya area pandang yang lebih luas. Gue perhatikan setiap detil baik-baik. Ada seseorang yang bersembunyi di atas pohon lain.

Gue turun lalu mendekati pohon itu. Gue (terpaksa) manjat lagi. Ternyata Andi sama Anton... Anton hebat juga dalam sembunyi. Gue gak tau kalo dia ada di situ!

  "Syukurlah, kalian selamat!" bisik gue
  "Zan! Gue kira lu mati" bisik Anton
  "Mana yang lain? Adik gue baik-baik aja kan?" tanya Andi
  "Sori Di... Hiromi dan Stella jadi korban juga" gue menggelengkan kepala
  "Sial... Mana kita terpisah dari para cewek lagi" keluh Anton
  "Udah, yang penting gue udah nemuin kalian berdua. Sekarang gue bawa kalian ke penginapan dulu. Di sana, gue yakin Sesil sama Juita udah berhasil menghasut orang-orang situ untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk" balas gue
  "Gak! Gue gak akan pergi ke sana sampe gue nemuin cewek gue!" balas Anton
  "Gue gak mungkin ninggalin pacar gue di tengah-tengah hutan sendirian kan?" balas Andi
  "Okelah, terserah lu aja"

Kami bertiga turun dari pohon. Berdasarkan petunjuk dari kedua temen gue ini, kami bertiga menyusup lebih dalam lagi ke hutan. Sepertinya para zombie membuat barisan layaknya tentara. Tentu aja, dipimpin oleh dalang mereka.

  "Hm... Gue penasaran apa yang akan mereka lakukan" bisik Anton
  "Lho? Andi... Bukannya itu pacar lu?" tanya gue

Gue menunjuk ke Nat yang berbaris dia antara para zombie. Sial! Dia rupanya sudah jatuh juga ke dalam kendali penyihir sialan itu! Sekarang hanya tinggal Akina dan Novi yang masih tidak diketahui keberadaanya.

  "Pssst, Zano, Andi, Anton!"

Kami menoleh ke semak-semak di belakang. Akina dan Novi melambaikan tangan mereka. Syukurlah! Mereka selamat. Anton keliatan seneng banget... Andi? Ya.... Galau dikit tapi gue yakin dia gak apa-apa kok.

Kami berlima keluar dari hutan dan kembali ke penginapan yang sekarang sudah dipenuhi dengan jebakan. Kayaknya Sesil dan Juita sukses menghasut semua orang. Gue sudah menjelaskan situasinya ke semua orang yang sekarang sedang berkumpul di dalam penginapan.

  "Cih, bagaimana ini?" tanya resepsionis. "Aku tidak menyangka legenda lokal benar-benar jadi kenyataan"
  "Ehm... Menurut legenda lokal, untuk membuat segala sesuatu kembali normal. Kita harus membunuh dalang dari bencana ini" kata Sesil
  "Tapi yang jadi masalah itu jumlah mereka" keluh Anton
  "Jangan takut. Meski kita kalah jumlah tapi kita punya orang-orang yang cukup untuk memenangkan pertempuran" kata Juita

Suasana menjadi hening sesaat.

  "Aku sudah mendengar semuanya dari Kawanan. Saudara-saudari, biarkan aku memperkenalkan para Kawanan kepada kalian" Juita menunjuk ke gue dan para Kawanan yang tersisa. "Aku yakin kalian pasti sudah mendengar nama mereka"
  "Ha?" gue mangap.

Apakah Kawanan begitu terkenal ya?

  "Pertama, kita punya Andi" kata Juita
  "Bukankah dia yang punya toko batik dan toko bangunan di deket rumahmu?" bisik salah satu pegawai penginapan.
  "Andi adalah orang yang lumayan jago dalam berkelahi. Dia mungkin bisa mengajarkan sedikit teknik supaya kalian bisa menjaga diri masing-masing" sambung Juita

Hm... Oke, gue maklumin kalo Andi terkenal karena hal itu... Andi cuma menangguk sambil memasang tampang bangga.

  "Kedua, kita punya Novi dan pacarnya Anton"
  "Novi kan kalo gak salah mahasiswi yang ngajar adik lu buat bahasa Jerman kan? Terus kalo Anton itu kan si gila mesin yang memperbaiki generator di hotel tempat lu kerja sebelumnya kan?" bisik salah satu pegawai ke pegawai lainnya.
  "Novi, dia merupakan orang yang bisa tidur kapan saja yang dia mau. Jadi dia bisa membantu untuk mengawasi di saat kita semua tidur. Anton, dengan kecintaanya terhadap mesin, mungkin saja dia bisa membuat barikade dari mesin-mesin yang gak dipake" sambung Juita

Novi dan Anton mengangguk. Oke..... Ternyata mereka terkenal juga...

  "Lalu, kita punya Sesil"
  "Oooh! Artis baru itu ya?" tanya salah satu pegawai
  "Benar. Dia pendek dan sangat cepat. Tentu saja, kita perlu dia" sambung Juita

Sesil cuma tersenyum. Gue tau adik gue memang terkenal.....

  "Lalu ada Akina"
  "Yang punya toko bunga di Jakarta dan pernah ikut kejuaraan panah tingkat internasional kan?" tanya salah satu pegawai
  "Yap. Dari info yang kudapat, matanya sangat tajam dan dengan pengalamannya, dia hanya perlu sebuah busur panah dan beberapa anak panah untuk pertarungan jarak jauh" sambung Juita


Oh... Gue baru tau kalau Akina rupanya pernah ikut kejuaraan panah....

  "Lalu ada aku... Juita. Mungkin kalian yang pernah berbuat kriminal pernah mendengar namaku"
  "Eh... Terakhir kali ente menangkap temen ane" keluh salah satu pegawai
  "Ya, maaf tentang itu. Panggilan tugas. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membantu di depan"

Ha?! Juita menangkap seseorang?! Jangan bilang dia itu sama kayak Screamer! Pemburu bayaran! Gilaaa..... Tapi ini bagus. Kalo begini, kita bisa menang. Selanjutnya, giliran gue yang diperkenalkan. Gue penasaran apakah gue terkenal apa kagak.

  "Lalu, yang terakhir... Dia adalah pemain inti dari rencana yang sudah kususun. Pimpinan dari para Kawanan... Zano!" Juita menunjuk ke gue

Suasana menjadi hening sejenak...

  "Siapa dia?"
  "Astaga, jelek banget ya"
  "Dia manusia apa bukan sih?"
  "Gak kenal dia. Emangnya dia penting ya?"
  "Eh,

KAMPRET!!! Gue diremehin sama semua orang! Mending gue gak usah diperkenalkan aja kalo akhirnya jadi gini!

  "Jadi apa rencananya?" tanya gue
  "Hihi" Juita tersenyum. "Inti dari rencanaku ini, bukanlah untuk secara langsung memenangkan pertempuran. Tetapi...."

Bersambung
**************

  Part selanjutnya, Juita... Meskipun baru berkenalan dengan Kawanan dan situasi buruk yang sedang terjadi tapi dia sudah menyusun rencana. Apakah rencananya? Apakah akan berhasil?

Tunggu kelanjutannya!

2 komentar:

  1. hahaha ceritanya seru dan juga kocak :D

    paling suka yang bagian: menunjuk zano teruspada gak kenal ada yang ngomong "astaga, mukanya jelek banget ya". Haha.

    BalasHapus