"The Revenge" adalah salah satu dari hasil karya Green
Leaper AKA Leaper. Seperti biasa, entah apa yang memotivasi Leaper untuk
menulis cerita ini.
Part sebelumnya
Happy Reading!
Happy Reading!
***********
The Revenge
Part-12
Mendekati Akhir
"Aku tidak akan gagal di sini... Aku sudah berjuang sampai di sini, aku tidak akan mundur... Aku tidak akan menyerah. Mereka sudah mengambil semuanya dariku... Hari ini juga, aku akan mendapatkan pembalasan dendamku"
"MENGHINDAR!"
Teriakan dari Zalinsky mengejutkan Miyuki. Hlik mengayunkan pentungan raksasanya ke arah jip yang dikendarai Livy tetapi jip yang dikendarai Livy terlalu cepat sehingga pentungan raksasa hanya mengenai tanah. Terjadi guncangan yang sangat kuat. Tanah tempat dimana pentungan tersebut mendarat mulai retak dan sedikit jadi lebih rendah.
Meskipun guncanganya kuat, tetapi Miyuki tidak kehilangan keseimbangan sama sekali apalagi dia sedang menunggangi Wereshadow. Pasukan kegelapan sebenarnya ingin menyerang tetapi tidak berani bertindak sedikitpun ketika Hlik sedang mengamuk. Mereka hanya menonton saja.
"Zalinsky!" Teriak Livy. "Apa ada saran untuk mejatuhkan si besar gila itu?"
"Sebenarnya, ada sebuah kawat yang mungkin bisa dipakai. Kita hanya perlu mengitari kaki dari tulang raksasa itu berulang-ulang dan dia akan jatuh!" balas Zalinsky sambil mengangkat sebuah gulungan tebal kawat
"Zalinsky, kita ini melawan tulang raksasa dan kau hanya punya 1 ide itu saja?"
"BEBEK!!!"
"Kwek!"
Livy melihat kedepan. Ada seekor bebek berdiri di tengah jalan. Livy spontan menginjak rem. Jip berhenti tepat di depan bebek tersebut. Entah kenapa, Zalinsky mengangkat bebek tersebut.
"Zalinsky! Jauhkan itu!" teriak Livy histeris
"Kau ini kenapa? Kita tidak bisa membiarkan seekor bebek ditindas begitu saja kan?"
"A-Aku alergi bebek! Hatchi!"
"Kakak! Jika kita ribut, raksasa tulang itu akan terus menyerang kita" ucap Alice
"Ah, benar juga... Hatchi!" balas Livy
Livy menginjak pedal gas. Jip melesat menjauh dari Hlik.
"Eh... Ada yang bisa mengatakan rencana kita lagi?" tanya Zalinsky
"Kita akan pergi ke markas kecil tersembunyi Black Operatives yang tidak terlalu jauh dari sini.... Hatchi. Markas tersebut sudah lama diabaikan... Tetapi isinya belum sepenuhnya dipindahkan ke markas lain. Hatchi!"
"Lalu apa isi markas tersebut?" tanya Zalinsky
"Kau lupa ha-hatchi! Kau lupa semuanya? Markas itu dipenuhi oleh eksperimen robot. Jika Alice bisa menyalakan kembali robot-robot itu, kita bisa memakai mereka untuk mengecoh perhatian dari raksasa tulang itu"
"Tunggu... Itu siapa?" tanya Alice sambil menunjuk ke depan
Livy menginjak rem lagi. Livy, Alice dan Zalinsky memperhatikan baik-baik siapa yang berdiri tengah jalan depan jip mereka. Karena kabut sedikit tebal, pandangan mereka jadi sedikit teranggu. Memang ada sebuah bayangan misterius beridiri di situ.
"Aku harap aku dilengkapi sistem identifikasi yang lebih baik" keluh Alice
"Kutemukan juga..." ucap sosok itu
Sosok itu mendekati jip sampai akhirnya dia cukup jelas untuk terlihat.
"KAU!" teriak Livy
"Ya... Aku adalah Narshk... Kurahap kau tidak lupa dengan pertemuan kita tadi hari"
"Kwek!"
Bebek yang dipegang Zalinsky langsung kabur dan menghilang di tengah-tengah kabut. Narshk menatap Livy. Livy terlihat benar-benar kesal.
Narshk menghunus pedangnya dan mengacungkanya pada Livy kemudian menancapkannya ke tanah. Seekor ular yang hanya merupakan tulang belulang keluar dari bawah tanah dan menghantam jip sebelum Livy, Zalinsky, dan Alice bisa bereaksi.
Jip tersebut terlempar. Alice, Livy dan Zalinsky terlempar ke tanah. Narshk langsung mengambil pedangnya dari tanah dan berlari ke arah mereka dengan cepat. Dalam hitungan detik, dia sudah berada di depan mereka.
"Matilah kalian bertiga!" ucap Narshk
"Gawat!" ucap Zalinsky
Zalinsky menutup matanya. Alice tidak bisa menolong karena dia belum bisa menemukan posisi Narshk dengan benar. Narshk mengayunkan pedangnya dengan cepat.
"Cih, keluarlah!" teriak Livy
KLANG!!!
"Begitu ya..." ucap Narshk
Di depan Livy, Alice dan Zalinsky ada sesosok monster berwujud komodo menangkis hantaman pedang Narshk dengan lidahnya yang juga terbuat dari pedang.
Tepat di bawah monster komodo itu, ada sebuah kertas. Di kertas itu, ada tulisan-tulisan aneh yang merupakan tulisan tangan Livy. Livy berada dalam posisi jongkok dengan lutut sebelah kirinya menyentuh tanah. Tangan kananya menyentuh tanah sementara tangan kirinya dikepalkan dan sejajar dengan matanya. Mata Livy yang berwarna merah menjadi sedikit bercahaya.
"Di satu sisi Livy sangat mempersona... Tapi di sisi lain dia juga sangat menakutkan" pikir Zalinsky yang baru membuka matanya
Narshk mengambil beberapa langkah mundur. Dia melihat, tepat di sebelah tangan kanan Livy ada sebuah buku catatan. Halaman buku yang dilihatnya dipenuhi dengan tulisan-tulisan tak jelas.
"Ternyata kau sudah siap" ucap Narshk
Livy tersenyum. Taringnya bisa sedikit terlihat.
"Tehehehe" Livy hanya tertawa
"Sihir macam apa ini?" tanya Zalinsky
"Aku pernah mendengar tentang klan vampir yang mempunyai kemampuan untuk membuat dan memanggil monster atau makhluk dan menggunakannya untuk kepentingan mereka. Memang klan tersebut sudah punah tetapi... Aku tidak tau masih satu yang tersisa di sini" ucap Narshk
"Hm? Biarkan aku berpikir sebentar" bisik Zalinsky pada dirinya sendiri
Pertama, Livy adalah seorang vampir murni yang merupakan satu-satunya vampir yang tersisa dari para vampir yang tinggal di dekat pulau kehidupan. Kedua, Salah satu prajurit kegelapan pernah mengatakan bahwa komando tertinggi mereka akan datang. Apakah Livy adalah vampir dari klan yang musnah itu?
"Zalinsky"
"Ya?"
"Pergilah dengan Alice... Aku akan menahan Narshk"
"Baiklah"
Zalinsky dan Alice berlari meninggalkan Livy sendirian. Meskipun Narshk bisa mengejar mereka berdua, tetapi dia memilih untuk tidak menghiraukan mereka.
"Kau tidak mengejar mereka?" tanya Livy
"Aku kurang tertarik untuk membunuh individu-individu yang memiliki kekuatan yang tidak seimbang denganku" balas Narshk. "Lagipula, kau adalah pembuat masalah"
"Kakak! Jika kita ribut, raksasa tulang itu akan terus menyerang kita" ucap Alice
"Ah, benar juga... Hatchi!" balas Livy
Livy menginjak pedal gas. Jip melesat menjauh dari Hlik.
"Eh... Ada yang bisa mengatakan rencana kita lagi?" tanya Zalinsky
"Kita akan pergi ke markas kecil tersembunyi Black Operatives yang tidak terlalu jauh dari sini.... Hatchi. Markas tersebut sudah lama diabaikan... Tetapi isinya belum sepenuhnya dipindahkan ke markas lain. Hatchi!"
"Lalu apa isi markas tersebut?" tanya Zalinsky
"Kau lupa ha-hatchi! Kau lupa semuanya? Markas itu dipenuhi oleh eksperimen robot. Jika Alice bisa menyalakan kembali robot-robot itu, kita bisa memakai mereka untuk mengecoh perhatian dari raksasa tulang itu"
"Tunggu... Itu siapa?" tanya Alice sambil menunjuk ke depan
Livy menginjak rem lagi. Livy, Alice dan Zalinsky memperhatikan baik-baik siapa yang berdiri tengah jalan depan jip mereka. Karena kabut sedikit tebal, pandangan mereka jadi sedikit teranggu. Memang ada sebuah bayangan misterius beridiri di situ.
"Aku harap aku dilengkapi sistem identifikasi yang lebih baik" keluh Alice
"Kutemukan juga..." ucap sosok itu
Sosok itu mendekati jip sampai akhirnya dia cukup jelas untuk terlihat.
"KAU!" teriak Livy
"Ya... Aku adalah Narshk... Kurahap kau tidak lupa dengan pertemuan kita tadi hari"
"Kwek!"
Bebek yang dipegang Zalinsky langsung kabur dan menghilang di tengah-tengah kabut. Narshk menatap Livy. Livy terlihat benar-benar kesal.
Narshk menghunus pedangnya dan mengacungkanya pada Livy kemudian menancapkannya ke tanah. Seekor ular yang hanya merupakan tulang belulang keluar dari bawah tanah dan menghantam jip sebelum Livy, Zalinsky, dan Alice bisa bereaksi.
Jip tersebut terlempar. Alice, Livy dan Zalinsky terlempar ke tanah. Narshk langsung mengambil pedangnya dari tanah dan berlari ke arah mereka dengan cepat. Dalam hitungan detik, dia sudah berada di depan mereka.
"Matilah kalian bertiga!" ucap Narshk
"Gawat!" ucap Zalinsky
Zalinsky menutup matanya. Alice tidak bisa menolong karena dia belum bisa menemukan posisi Narshk dengan benar. Narshk mengayunkan pedangnya dengan cepat.
"Cih, keluarlah!" teriak Livy
KLANG!!!
"Begitu ya..." ucap Narshk
Di depan Livy, Alice dan Zalinsky ada sesosok monster berwujud komodo menangkis hantaman pedang Narshk dengan lidahnya yang juga terbuat dari pedang.
Tepat di bawah monster komodo itu, ada sebuah kertas. Di kertas itu, ada tulisan-tulisan aneh yang merupakan tulisan tangan Livy. Livy berada dalam posisi jongkok dengan lutut sebelah kirinya menyentuh tanah. Tangan kananya menyentuh tanah sementara tangan kirinya dikepalkan dan sejajar dengan matanya. Mata Livy yang berwarna merah menjadi sedikit bercahaya.
"Di satu sisi Livy sangat mempersona... Tapi di sisi lain dia juga sangat menakutkan" pikir Zalinsky yang baru membuka matanya
Narshk mengambil beberapa langkah mundur. Dia melihat, tepat di sebelah tangan kanan Livy ada sebuah buku catatan. Halaman buku yang dilihatnya dipenuhi dengan tulisan-tulisan tak jelas.
"Ternyata kau sudah siap" ucap Narshk
Livy tersenyum. Taringnya bisa sedikit terlihat.
"Tehehehe" Livy hanya tertawa
"Sihir macam apa ini?" tanya Zalinsky
"Aku pernah mendengar tentang klan vampir yang mempunyai kemampuan untuk membuat dan memanggil monster atau makhluk dan menggunakannya untuk kepentingan mereka. Memang klan tersebut sudah punah tetapi... Aku tidak tau masih satu yang tersisa di sini" ucap Narshk
"Hm? Biarkan aku berpikir sebentar" bisik Zalinsky pada dirinya sendiri
Pertama, Livy adalah seorang vampir murni yang merupakan satu-satunya vampir yang tersisa dari para vampir yang tinggal di dekat pulau kehidupan. Kedua, Salah satu prajurit kegelapan pernah mengatakan bahwa komando tertinggi mereka akan datang. Apakah Livy adalah vampir dari klan yang musnah itu?
"Zalinsky"
"Ya?"
"Pergilah dengan Alice... Aku akan menahan Narshk"
"Baiklah"
Zalinsky dan Alice berlari meninggalkan Livy sendirian. Meskipun Narshk bisa mengejar mereka berdua, tetapi dia memilih untuk tidak menghiraukan mereka.
"Kau tidak mengejar mereka?" tanya Livy
"Aku kurang tertarik untuk membunuh individu-individu yang memiliki kekuatan yang tidak seimbang denganku" balas Narshk. "Lagipula, kau adalah pembuat masalah"
*********
Sementara itu pada saat bersamaan di gerbang dimensi...
Sesosok prajurit tengkorak datang dan berlutut di belakang Blackheart. Suara pertempuran dan raungan Hlik masih bisa terdengar. Kabut tebal masih menutupi kota dan bunga-bunga aneh masih terus-menerus turun seperti sebuah hujan.
"Blackheart! Pasukan gabungan milik Zarg dan manusia menggempur barisan timur! Kita sudah digempur habis-habisan dari segala arah. Apa perintah anda?"
"Bukankah beberapa puluh menit yang lalu di bagian timur tidak terjadi masalah?" tanya Blackheart
"Ya... Tetapi Kopral Haunter beserta tim elitnya datang kemudian mengumpulkan pasukan manusia yang terpencar-pencar kembali"
Blackheart terlihat benar-benar frustrasi...
"Ini buruk... Kalau begini terus kita bisa kalah" pikir Blackheart
***********
DOR! DOR!
Beberapa zombie jatuh setelah kepala meleka terkena tembakan dari Zalinsky. Alice mencoba menemukan posisi markas tersembunyi yang dicari oleh mereka berdua dari tadi.
"Alice! Cepatlah sedikit. Jumlah zombie di sini terlalu banyak" keluh Zalinsky
"Ah! Ketemu!" ucap Alice sambil menunjuk ke sebuah supermarket yang sudah rubuh. "Markasnya tepat di bawah gedung itu"
"Aku tidak menyangka Black Operatives akan mendirikan markas rahasia dibawah supermarket tengah-tengah kota" keluh Zalinsky
Mereka berdua berlari ke dalam supermarket dan mulai mencari-cari jalan ke markas rahasia. Dengan bantuan scanner Alice, mereka berhasil menemukan jalan ke markas rahasia.
Di dalam markas itu, banyak sekali robot-robot perang yang tampaknya tidak terurusi. Markasnya penuh dengan debu dan sarang laba-laba.
"Baiklah, mari kita hidupkan mereka semua!" ucap Zalinsky
"Kakak, aku mendeteksi banyak sekali zombie mengikuti kita ke sini" ucap Alice
"Gawat.... Kalau begitu, aku akan memperlambat mereka. Alice, kau bisa menghidupkan sesamamu kan?"
"Akan kucoba"
***********
Kembali pada Livy...
Banyak sekali mayat monster dan makhluk-makhluk aneh tersebar dimana-mana. Narshk membunuh satu per satu monster buatan Livy yang datang. Kadang-kadang jika ada celah, Narshk menyerang Livy tapi dia selalu bisa menghindar.
"Kakomi ; Chungou Cunga... Keluarlah!" teriak Livy
Beberapa tulisan dari buku milik Livy "melompat" keluar dari halaman dan mendarat di tanah kemudian hilang lalu monster-monster keluar dari bawah tanah tepat di mana tulisan-tulisan tersebut mendarat. Narshk hanya diam melihat monster-monster yang baru keluar.
"Tidak akan ada habisnya kalau begini... Livy... Pertarungan ini tidak akan selesai" ucap Narhsk
"Lalu kenapa?" tantang Livy sambil tersenyum
"Kau tidak mengerti? Tidak ada gunanya kita bertarung jika pertarungan tidak akan pernah selesai..."
"Atau kita bisa terus bertarung sampai salah satu dari kita menyerah... Tehehehe" balas Livy
Narshk diam untuk sesaat. Tatapan Livy kali ini benar-benar tenang. Aura membunuhnya bisa terasa menyelimuti udara.
"Boleh juga kata-katamu barusan... Kau berhasil membuat salah satu komando tertinggi pasukan kegelapan terkesan" balas Narshk
"Tehehehe, akan kupastikan kau akan lebih terkesan lagi dengan kemampuan klanku. Aku juga akan memastikan aku mendapat balas dendamku" ucap Livy
Narshk terlihat seolah-olah tersenyum. Sementara itu dari kejauham. Korg hanya mengawasi dari langit.
"Sepertinya, kita punya masalah besar di sini" pikirnya sambil terbang kembali ke arah Blackheart. "Dan aku benci bunga-bunga ini..."
Bersambung
**************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar