Kamis, 31 Oktober 2013

The Revenge Part-11

"The Revenge" adalah salah satu dari hasil karya Green Leaper AKA Leaper. Seperti biasa, entah apa yang memotivasi Leaper untuk menulis cerita ini.

  Part sebelumnya

Happy Reading! 



*************
 The Revenge
Part-11
Detik-detik menuju akhir!

  Miyuki membuka matanya dan melihat-lihat sekelilingnya. Dia berada di sebuah gurun pasir. Dia terkejut melihat tangan kanan dan kakinya yang putus sudah tumbuh kembali. Luka-luka yang seharusnya ada telah hilang tanpa jejak.

Dia berdiri dan sangat kebingungan.

  "Ah? Apa yang dilakukan makhluk hidup di sini?"

Suara gaib mengagetkan Miyuki. Dia menoleh ke belakang. Dia melihat sesosok arwah. Arwah tersebut memakai baju perang abad pertengahan serta topi jerami seperti petani. Arwah tersebut memegang sebuah sabit besar. Terlebih lagi, arwah tersebut hanya merupakan tulang-belulang manusia dan tidak memiliki. Arwah tersebut mengambang 1 meter dari permukaan tanah.

Miyuki menghunus pedang warisan Ayahnya yang entah mengapa bisa ada di sampingnya.

  "Kau!" Miyuki menatap arwah tersebut dengan tatapan garang
  "Tenanglah nona... Aku bukan pencabut nyawa meskipun nama sebutanku ketika aku hidup adalah Mortis" balas arwah tersebut. "Aku hanya arwah yang terjebak di sini. Kau boleh memanggilku Gis'jar"
  "Apapun yang kau katakan, aku tidak percaya!" balas Miyuki
  "Hm... Tingkah itu. Kau pasti Miyuki Rica kan?" tanya Gis
  "Aku tidak tau bagaimana kau bisa tau namaku tetapi kau jangan coba-coba mendekat" jawab Miyuki
  "Kau adalah satu-satunya orang yang selamat dari invasi pertama pasukan kegelapan. Kau sangat populer di kalangan mereka" balas Gis

Sesosok prajurit tengkorak mendekat. Setelah prajurit tersebut melihat Miyuki, prajurit tersebut berlari untuk mencoba menyerang. Sebelum Miyuki menghabisi prajurit tersebut, Gis'jar sudah menebas prajurit tersebut dengan sabit miliknya. Prajurit tersebut pecah berkeping-keping.

  "Kau lebih baik berhati-hati Miyuki. Ini adalah daerah kekuasaan mereka" ucap Gis
  "Sebenarnya, aku dimana? Apa yang terjadi? Bukanya aku sudah dibunuh?" tanya Miyuki
  "Tidak-tidak, kau belum mati. Kau masih hidup. Hanya saja kesadaranmu di sini. Dirimu yang satunya berada pada dunia kenyataan, tidak bergerak dan bernapas. Tetapi kesadaranmu ada di sini... Dunia kematian versi pasukan kegelapan" jawab Gis.
  "Tidak masuk akal" Miyuki menggelengkan kepalanya
  "Setiap orang yang dibunuh oleh pasukan kegelapan arwahnya akan dibuang ke dunia buatan tuan mereka ini. Mereka akan dikutuk untuk membenci makhluk hidup dan dikirim kembali ke dunia nyata sebagai pasukan tambahan sementara jasad mereka juga dipakai demikian" Balas Gis
  "Dan kau sendiri?" tanya Miyuki
  "Meskipun aku memang mati, tetapi kebencianku terhadap pasukan kegelapan masih bertahan. Itulah yang membuatku masih normal untuk takaran arwah yang ada di sini. Kau.... Kau masih hidup Miyuki, tempatmu bukan di sini"

Gis'jar berbalik arah dan menuju ke utara. Miyuki kebingungan. Meskipun dia tidak suka undead, tetapi Gis'jar mengetahui tempat ini dengan sangat detail. Miyuki ingin keluar dari tempat ini sehingga dia memutuskan untuk mengikuti Gis'jar.

  "Kalau memang tempatku bukan di sini, lalu apa ada cara untuk keluar dari sini?" tanya Miyuki
  "Ada sebuah portal dimensional yang menghubungkan dunia ini dengan dunia nyata. Portal tersebut dijaga oleh pasukan kegelapan. Jika kau bisa memusnahkan mereka, maka selain kau bisa kembali ke duniamu dan melanjutkan pembalasan dendam pribadimu, kau juga bisa menghentikan pasokan prajurit tambahan mereka" jawab Gis'jar
  "Tolong, bawa aku ke sana. Aku akan menghabisi mereka" pinta Miyuki
  "Sebelum kau ke sana, apakah kau sudah tau jati dirimu yang sebenarnya?" tanya Gis'jar

  Miyuki mengangkat alis matanya. Dia bingung dengan maksud pertanyaan yang tadi. Gis'jar menggelengkan kepalanya.

  "Aku mendengar kau pernah digigit oleh salah satu perwira tertinggi pasukan kegelapan pada invasi pertama. Apakah kau kepikiran kenapa kau tidak berubah menjadi salah satu dari mereka?" tanya Gis'jar
  "Tidak" jawab Miyuki singkat
  "Rasa cintamu terhadap orang-orang yang kau sayangi membuatmu masih hidup sebagai manusia. Rasa bencimu terhadap pasukan kegelapan dan pedang warisan Ayahmu membuatmu tidak bisa dibunuh" balas Gis'jar
  "Maksudmu?" tanya Miyuki
  "Pedang keramatmu itu, adalah pedang yang memilih majikanya sendiri.... Hal yang langka. Kenapa pasukan kegelapan bersikeras ingin membunuhmu? Bukan karena kau pembuat masalah. Tetapi menurut legenda dari dimensi mereka berasal, hanya barang-barang tertentu saja yang bisa memusnahkan tuan mereka"
  "Jadi maksudmu pedangku ini adalah salah satu dari barang yang bisa memusnahkan tuan mereka?"
  "Benar. Pedangmu, dan tekadmu untuk tetap hidup... Membuatmu tidak bisa dibunuh oleh mereka. Kau menari di antara ambang kematian dan kehidupan"
  "Kau tau? Kata-katamu sangat membingungkan Gis..."
  "Ketika kau digigit, seharusnya kau sudah jadi salah satu dari mereka. Tapi kau malah tetap jadi manusia. Kau adalah manusia yang bisa berubah menjadi undead dan kembali lagi menjadi manusia..." jawab Gis

Miyuki terdiam beberapa saat. Dia sepertinya mengerti kenapa luka-luka yang diterimanya bisa sembuh lebih cepat daripada biasanya. Rupanya karena dia sebenarnya menyimpan kekuatan aneh tersebut.

  "Sekarang kau sudah dirimu yang sebenarnya... Kau adalah orang yang ditakdirkan untuk menghentikan pergerakan pasukan kegelapan yang berani datang ke dunia nyata. Selanjutnya, aku akan membawamu ke portal tersebut"

Gis'jar melayang ke utara. Miyuki hanya mengikutinya. Sepanjang perjalanan ada beberapa prajurit kegelapan yang menyerang. Tetapi prajurit kegelapan bukanlah tandingan untuk mereka berdua. Di tengah-tengah perjalanan, Miyuki melihat bayangan dari keluarganya memanggilnya.

  "Ayah? Ibu?" tanya Miyuki

  Miyuki berjalan ke arah bayangan keluarganya. Tetapi Gis'jar menebas bayangan keluarga Miyuki dengan sabit. Miyuki terkejut ketika melihat bayangan keluarganya berubah jadi brain suckers... Makhluk yang berpihak pada pasukan kegelapan.

  "Brain suckers mempunyai kemampuan untuk memanipulasi pikiran. Sayangnya, hal itu tidak bekerja untuk yang sudah mati" ucap Gis. "Mari, perlu kita lanjutkan perjalanan kita? Ataukah kau ingin duduk sementara di sini mengenang kenangan pahit?" tanya Gis.
  "Kenapa kau membantuku?" tanya Miyuki
  "Aku membenci mereka... Selain itu, aku tidak suka terus-menerus dikurung di sini... Aku ingin keluar dari sini dan membasmi setiap pasukan kegelapan yang ada. Cuma kau yang bisa membantuku..." jawab Gis

Miyuki terdiam sebentar. Dia memikirkan sesuatu.

  "Hm... Apa kita bisa bergerak lebih cepat?" tanya Miyuki
  "Aku bisa, karena aku adalah arwah. Tapi kau? Kau tidak akan bisa mengikuti kecepatanku"
  "Wereshadow!"
  "Siapa?"

*************

  Pada saat bersamaan di dunia nyata...

  Suara pertempuran masih terdengar. Haunter dan tim elit yang diturunkan menyelinap ke garis belakang pasukan kegelapan dan membunuh setiap perwira yang mereka temui. Untuk setiap perwira pasukan kegelapan yang dibunuh, beratus-ratus pasukan kegelapan yang pangkatnya di bawah jadi kacau balau.

Zarg dan pasukan miliknya menambah masalah untuk pasukan kegelapan. Banyak orang yang melihat hal tersebut jadi bingung karena baru pertama kali mereka melihat perang antara orang-orang yang sudah mati secara langsung.

Pasukan gabungan militer, polisi dan Black Operatives naik ke tempat yang lebih tinggi untuk menembaki pasukan kegelapan sementara Zarg dan pasukanya memenuhi jalanan. Suara perperangan ala jaman pertengahan dapat terdengar dimana-mana.

  "Markas. Di sini Awan 64, kami akan menjatuhkan bawaan kami pada koordinat yang telah ditentukan" ucap pilot pesawat
  "Dimengerti, lepaskan bawaan kalian pada prajurit kegelapan dan buka jalan untuk pasukan kita" balas Kapten Venom dari markas





Beberapa Heli AH-64 mulai melepaskan roket ke arah barisan pasukan kegelapan yang memenuhi kota. Ledakan-ledakan membuat barisan pasukan kegelapan jadi kacau balau. Zarg dan pasukanya beserta pasukan gabungan manusia menerobos masuk.

  "Awan 64 pada markas, target dihancurkan. Pasukan sekarang sedang mendekati Monas. Kami akan melakukan putaran untuk memusnahkan blokade mereka yang tersisa" ucap pilot
  "Dimengerti, setelah itu aku perlu kalian pada sektor lain"
  "Ehm... Markas. Ini Tera 7 dari kavaleri 43. Kami tidak bisa berjalan ke barisan depan. Terlalu banyak orang mati memenuhi jalanan. Perintah?"
  "Biarkan angkatan udara dan infantri membantu barisan depan. Kalian amankan barisan belakang dan titik-titik evakuasi"
  "Dimengerti"

  Sementara itu Afflid dan Mok hanya diam di tempat. Mereka masih berdiri pada pos mereka padahal mereka ingin terjun ke pertempuran. Mereka melihat 2 tengkorak bersayap sedang berkelahi di udara.

  "Ini konyol! Undead melawan undead?!" ucap Mok
  "Pasti ulah para penentang tuan kita" balas Afflid.

Tiba-tiba saja kabut tebal menyelimuti seluruh kota. Kabut tersebut membuat pasukan gabungan manusia tidak bisa berkutik karena mereka tidak bisa melihat sasaran untuk ditembak. Pasukan milik Zarg dipukul mundur perlahan-lahan.

Meskipun Zarg dan pasukanya sesama undead, tetapi dia dan pasukanya tidak terbiasa bertarung di tengah-tengah kabut tebal tidak seperti pasukan kegelapan yang berasal dari tempat yang dipenuhi kabut tebal.

  "Zarg! Ini buruk! Blackheart, sudah mengeluarkan kabut tebal! Kita tidak terbiasa bertarung dalam kondisi seperti ini" lapor sesosok bawahan Zarg
  "Sudah kuduga, terus bertarung! Kita akan terus bertarung sampai mereka mati atau kita semua tewas!" perintah Zarg
  "Siap!"

  Pada saat bersamaan di depan gerbang dimensional besar...

  Blackheart dengan penglihatanya yang tajam sedang melihat pertempuran yang terjadi dari sebuah batu tinggi yang dibuatnya dengan mantra. Kabut tebal sama sekali tidak menghalangi pemandangan di matanya. Dia bisa melihat menembus kabut tebal tersebut.

  "Blackheart!"

Korg mendarat di belakang Blackheart.

  "Miyuki Rica sekarang hanyalah sebuah sejarah" lapornya
  "Bagus, sekarang kita hanya perlu membereskan Zarg dan para penentang. Tapi hanya tinggal masalah waktu sebelum manusia disini bisa menemukan seluruh posisi pasukan kita"
  "Jikalau kau menginjinkan, aku akan memanggil si pemusnah" ucap Korg
  "Panggil dia! Semakin cepat kita selesai, semakin bagus"

Korg mendekati gerbang dimensi tersebut. Dia mengangkat kedua tangannya ke udara. Mulutnya komat-kamit sebentar.

  "DATANGLAH! SELURUH PASUKAN KEGELAPAN MEMERLUKANMU!" teriak Korg

Tak lama kemudian, tanah mulai bergetar seolah-seolah ada makhluk sangat besar yang sementara datang. Tiba-tiba sebuah tulang dari tangan manusia yang berukuran raksasa keluar dari dalam gerbang.

  "Sial!" teriak Korg sambil terbang ke belakang secepat mungkin

Tangan raksasa tersebut menyentuh tanah dengan sangat kasar. Tanah pun berguncang dengan sangat hebat seperti gempa bumi. Tangan yang satu lagi menyusul. Kemudian sebuah tengkorak raksasa keluar dari dalam gerbang.

  "KRAAAAAAAAAAAH!!!!!!!" raung tulang raksasa itu dengan sangat keras

Saking kuat raunganya, Bahkan jendela-jendela kaca yang ada pada gedung pecah. Beberapa pasukan kegelapan yang berada di dekat makhluk itu terlempar.... Termasuk Blackheart.

  "Habisi para pengkhianat dan setiap manusia yang kau lihat! Hlik!" perintah Korg
  "KRAAAAAAAH!!!!!!!!" balas Hilk sambil menyeret pentungan kayu raksasa dan sebuah mayat raksasa yang hanya tinggal tulang belulang saja keluar dari gerbang dimensional.

Tulang belulang raksasa manusia ini sebenarnya adalah gabungan dari banyak sekali tulang-belulang manusia. Tingginya kira-kira 72 meter. Posisi berjalanya sedikit membungkuk. Makhluk besar ini memegang pentungan kayu raksasa dengan tangan kananya dan menyeret mayat raksasa yang lebih kecil dengan tangan kirinya. Setiap langkah kakinya membuat tanah berguncang.

  "Si pemusnah datang! Buka jalan! Bongkar formasi!" teriak salah satu prajurit tengkorak yang melihat Hlik mendekat.

Walaupun lambat, tetapi Hlik akhirnya sampai di barisan depan. Ketika sampai di depan, dia langsung menyerang setiap bawahan Zarg dan pasukan gabungan manusia yang ditemuinya. Entah dengan menginjak mereka dengan tubuhnya yang besar, atau membanting mayat dan pentungan besar miliknya ke mereka. 

  "Huaah! Makhluk apa itu?!" tanya seorang pilot tank
  "Tidak peduli! Kelilingi dia dan tembak!" balas komandan tank

Tank-tank mulai melepaskan tembakan ke arah mahkluk besar ini. Meskipun tepat sasaran tetapi sepertinya tidak mempan. Malah satu per satu tank dihancurkan oleh amukan makhluk besar bodoh ini. Seluruh pasukan milik Zarg pun jadi takut untuk maju walaupun mereka undead. Pasukan kegelapan tidak ada yang berani mendekat ketika si pemusnah sedang mengamuk.

  "Awan 64 di sini, kami akan mencoba menjatuhkan musuh besar kita ini" ucap seorang pilot

  Beberapa heli AH-64 memutari raksasa itu sambil melepaskan tembakan. Gerakan Hlik terlalu lambat untuk mengenai helikopter-helikopter.

  "Haha! Dia terlalu lambat. Hanya masalah waktu sebelum kita bisa menemukan titik kelemahanya" ucap seorang pilot
  "KRAAAAAAH!!!!!!"

Hlik menyemburkan api dari mulutnya. Beberapa helikopter terkena semburan api tersebut dan meledak di udara. Hlik kemudian menyemburkan beberapa tulang-belulang kecil yang tajam dalam jumlah yang sangat banyak.

  "Menghindar! Menghindar!" teriak salah satu pilot helikopter

Banyak sekali helikopter yang jatuh karena terkena tulang-belulang yang entah bagaimana bisa menembus baja. Seluruh pasukan manusia dan pasukanya Zarg mundur dan berlarian. Pasukan kegelapan mengikuti mereka tentu saja, sambil menjaga jarak dari Hlik yang sedang mengamuk.

Sementara itu, Blackheart hanya bisa tertawa dengan senang.

  "Hari ini juga... Kota ini akan menjadi area kekuasaan tuan kita" ucapnya dengan rasa bangga. "Bau apa ini?" tanya Blackheart sambil menoleh ke Korg
  "Aku tidak tau" jawab Korg sambil menggelengkan kepalanya.

Bunga-bunga misterius berwarna pink berjatuhan dari udara. Karena ada kabut tebal (ulahnya Blackheart sendiri), Semua orang dan makhluk tidak tau apa yang menyebabkan hujan bunga ini. Baunya sangat harum (setidaknya untuk makhluk hidup dan undead yang entah bagaimana masih memiliki indra penciuman).

Blackheart menangkap salah satu bunga tersebut. Bunga misterius ini rupanya sedang mekar tetapi ketika kelopaknya mekar, malah kelopaknya terlihat seperti tengkorak manusia jika dilihat dari depan.

  "Apa ini?" tanya Korg

***************

  Pada saat bersamaan, di sebuah mall...

  Haunter dan timnya baru saja memusnahkan setiap zombie dan pasukan kegelapan yang ada di situ. Haunter melihat keluar. Banyak sekali bunga-bunga berjatuhan dari langit. Salah satu bunga terbang ke dalam gedung.

Haunter mengambil bunga tersebut dan dilihatnya baik-baik. Bentuk kelopaknya terlihat sama seperti tengkorak manusia jika dilihat dari depan.

  "Wow, aku tidak tau di Indonesia ada fenomena aneh seperti ini" ucap salah seorang prajurit elit Black Operatives sambil memungut salah satu bunga yang jatuh di dalam. "Hey Kopral, apakah hal-hal aneh seperti ini biasa terjadi?"
  "Ayo kita selesaikan ini. Apakah humvee kita sudah diletakan di luar?" tanya Haunter
  "Sudah Kopral! Baru saja tiba" jawab prajurit elit yang lain
  "Baiklah, Suarez! Solovoski! Gex! Ayo kita bergerak! Barisan depan memerlukan kita!"

***************

   Pada saat itu juga, Afflid dan Mok sangat bosan. Meskipun mereka bingung dengan turunya hujan bunga misterius ini. Mok memungut salah satu bunga tersebut.

  "Hah? Bunga apa ini? Aku belum pernah melihat bunga ini sebelumnya" ucap Mok
  "Aku tidak tau dan tidak peduli, aku sangat benci baunya" balas Afflid sambil menutup lubang hidungnya

  "Itu adalah bunga kematian"

Mok dan Afflid menoleh ke belakang. Serempak, mereka terkejut melihat apa yang mereka lihat.

  "T-Tidak mungkin!" ucap Mok sambil menghunus pedangnya
  "KAU!!!" ucap Afflid sambil mengarahkan tombaknya

*************

  Beberapa menit kemudian, di barisan depan...

  Pasukan gabungan manusia beserta Zarg dan anak buahnya dipukul mundur oleh amukan dari Hlik, si raksasa. Pasukan kegelapan sendiri tidak berani maju mendekati Hlik. Mereka takut jadi korban amukan raksasa tulang ini.

  "Aku tidak tau apakah hujan bunga ini merupakan pertanda bagus atau buruk" ucap Zalinsky sambil mengkokang MG yang ada pada jip
  "Ini bunga apa?" tanya Alice
  "Aku tidak tau, tapi baunya sungguh harum" jawab Livy
  "Livy! Satu makhluk jelek penyusup!" seru Zalinsky sambil menembak jatuh sesosok prajurit kegelapan yang menyelinap dengan MG

Tanah masih terasa berguncang dan raungan dari Hlik masih didengar. Banyak sekali pasukan berlari mundur. Seorang prajurit Black Operatives berlari menghampiri Zalinsky.

  "Kau! Siapa namamu prajurit?" tanya pasukan tersebut
  "Zalinsky pak!" jawab Zalinsky
  "Oke. Aku Letnan satu Kurovosky. Aku ingin kau -"

  "Letnan Kurobosky. Di sini checkpoint 55, sesosok undead menunggangi kuda tulang-belulang baru saja melewati perimeter dan sedang menuju ke barisan depan!" radio milik Kurovosky berbunyi
  "Ugh, bagaimana caranya dia bisa menembus kalian?" tanya Kurovosky
  "Pak! Dia seolah-olah tau segala taktik dan strategi yang kita gunakan!"
  "Bagaimana ciri-cirinya?"
  "Wanita, berambut panjang, kulitnya biru gelap. Matanya merah menyala, mempunyai seragam seperti Black Operatives dan memakai jaket hitam bertopi. Tangan kanan dan kaki kirinya hanya sisa tulang. Dia menunggangi tulang-belulang kuda. Dia membawa sabit besar, 2 sabit kecil, sebuah pistol dan sebuah pedang Pak!"
  "Ahm, aku memikirkan seorang wanita yang biasa membawa pedang" keluh Zalinsky
  "Baiklah, kalian urusi saja tugas kalian di sana. Aku masih mempunyai beberapa bawahan di barisan depan" balas Kurovosky pada radio
  "MENGHINDAR DARI JALAN!" teriak seorang personil militer

  Sesosok undead perempuan yang menunggangi kuda tulang-belulang berlari ke arah jip Zalinsky. Tiba-tiba undead tersebut melompat. Spontan, Zalinsky, Kurovosky, Livy dan Alice tiarap. Undead wanita tersebut menghunus sebuah pedang. Ternyata undead wanita tersebut menebas sesosok hantu yang berada di samping jip. Hantu tersebut musnah dan berubah jadi tumpukan debu.

Undead wanita tersebut mendarat di samping jip. Kudanya mendarat tidak terlalu jauh. Zalinsky, Livy dan Alice mengankat muka mereka dan menatap sosok tersebut baik-baik. Deskripsi dari radio yang mereka dengar benar-benar sama persis dengan apa yang mereka lihat.

Sosok tersebut menyimpan pedangnya dan memegang sabit besar miliknya kemudian berjalan ke arah Zalinsky dan timnya. Bunga-bunga misterius masih terus turun dari langit dan kabut tebal masih menyelimuti kota.

  "Sersan?! Itukah kau?" tanya Zalinsky
  "Miyuki Rica?" tanya Livy dengan tidak percaya
  "Yah... Aku belum mati. Aku hanya menari di ambang kematian dan kehidupan" ucap sosok itu yang sebenarnya Miyuki Rica
  "Wow...." ucap Zalinsky. "Aku tidak tau harus senang atau sedih"
  "Terserah kau saja Zalinsky. Mari kita jatuhkan raksasa itu" ajak Miyuki
  "Tapi... Bagaimana dengan Letnan satu ini? Kita ditugaskan untuk menjaga konvoi" tanya Livy
  "Gis'jar, kau di situ?" tanya Miyuki

Gis'jar muncul secara tiba-tiba di belakang Miyuki.

  "Ya nona?" tanya Gis
  "Kau bisa menolong Letnan itu menjaga konvoi dari musuh bebuyutanmu?" tanya Miyuki
  "Tenang saja, akan kupastikan tidak ada pasukan kegelapan yang berani mendekati konvoi tersebut" jawab Gis sambil kembali menghilang.
  "KRAAAAAAAAH!!!!!"

Zalinsky menutup telinganya.  Miyuki menunggangi kudanya. Setelah diperhatikan baik-baik oleh Livy, dia sadar itu adalah Wereshadow.

  "Ayo tim, kita jatuhkan raksasa tulang itu" ucap Miyuki sambil menatap ke depan.
  "Ayo! Zalinsky! Alice!" ucap Livy sambil menyalakan mesin jip
  "Yaha!" balas Zalinsky sambil memegang MG

Alice hanya mengangguk-ngangguk saja. Kurovosky kebingungan dengan apa yang terjadi. Miyuki dan timnya langsung bergerak ke arah Hlik yang sedang mengamuk.

Bersambung
***************

  Part selanjutnya, Dengan kembalinya Miyuki sebagai undead (setengah zombie, setengah manusia, setengah tengkorak) yang diikuti juga dengan kembalinya Wereshadow sebagai kuda tulang-belulang. Semangat Zalinsky, Livy dan Alice untuk bertarung naik. Bersama-sama mereka akan menjatuhkan Hlik dan akan membunuh Blackheart.

Tunngu kelanjutanya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar