Sabtu, 19 Oktober 2013

Zano & Kawanan : Rumah Sakit Berhantu Part-2

  "Zano & Kawanan : Rumah Sakit Berhantu" adalah salah satu episode dari cerita berseri "Zano & Kawanan" karya Green Leaper.

Part sebelumnya

Happy Reading!



**********
Zano & Kawanan
Rumah Sakit Berhantu
Part-2
Masa lalu yang kelam

  "Begini... Apa kau tau cerita tentang ruangan 13 di lantai 2 rumah sakit ini?" tanya Akina
  "Mana gue tau? Gue baru pertama kali ke sini" jawab gue
  "Dulu ada seorang suster muda. Dia cantik, pintar dan baik. Dia begitu populer di rumah sakit ini"
  "Hm. Terus?"
  "Pada suatu hari, dia ditemukan tewas mengenaskan di ruangan nomor 13 lantai 2" sambung Akina
  "Apa? Kenapa tuh suster bisa mati? Apa penyebabnya Akina? Apa karena harga tempe?"
  "Dia dibunuh" jawab Akina

  Gue menggigil seketika. Gue sendiri gak tau kenapa tapi gue merasa udara tiba-tiba jadi dingin. Setelah gue lihat-lihat sekeliling, gue sadar kalau ac di ruangan terlalu dingin buat gue.

  "Semenjak hari itu. Kejadian-kejadian demi kejadian aneh terus terjadi di rumah sakit ini. Diduga kalau arwah dari yang dibunuh tidak bisa beristirahat dengan tenang sampai pembunuhnya berhasil ditemukan" sambung Akina
  "Eeeeehhhhh..."  Gue jadi ngantuk
  "Lalu tentang Miranda"

Gue udah merasa seperti jadi detektif berotak (dan bertampang) di bawah standar yang sedang menjenguk seorang turunan Einstein.

  "Aku curiga itu... Bukan manusia" kata Akina
  "Bentar, lu bisa liat makhluk halus?" tanya gue
  "Ya... Begitulah" jawab Akina
  "Miranda itu sebenarnya bukan manusia. Itu itu arwah juga sih" balas gue
  "Oh...."
  "Jadi kalau dia tau segala sesuatu yang gak beres, itu sih udah biasa..."

Entah kenapa, tapi Akina terlihat sangat takut. Mungkin dia belum terbiasa dengan hantu-hantu di Indonesia. Kasian juga gue ngeliatnya.

  "Tenang aja, 2 hari lagi gue udah kerja di sini. Gue akan pastikan gak ada hantu di rumah sakit ini oke?"
  "Tapi..."
  "Kalo soal Miranda sih, santai aja. Dia baik dan bisa diandalkan kok"
  "Oh iya, soal kuenya Hiromi..."
  "Hm... Gue bakal sembunyiin... Atau musnahin daripada ada korban jiwa lagi"

 Gue mengambil semua kue. Tentu saja bukan untuk gue makan. Gila lu pada kalau gue makan! Gue terlalu muda untuk mati.

*********

  Yeps, hari pertama kerja! Seharusnya gue semangat, tapi tadi pagi Sesil secara gak sengaja meminum jus yang dibuat oleh Hiromi. Kalo bukan karena bantuan Screamer, Sesil mungkin udah sekarat tadi...

Gue segera mengamankan jus yang dibuat Hiromi. Gue gak sempet buang di tempat pemusnahan sampah yang di dekat kampung sebelah karena Hiromi ada di situ. Jadi gue bawa ke rumah sakit, rencananya gue mau minta tolong sama dokter setempat untuk memeriksanya...

Kebetulan tadi gue langsung disuruh oleh Pak Badu (Pemilik Rumah Sakit) buat menyingkirkan tikus-tikus yang entah bagaimana bisa masuk ke dalam rumah sakit.

Gue segera mencampurkan sedikit jus buatan Hiromi dengan keju terus gue meletakan keju-keju tersebut ke berbagai titik strategis (untuk para tikus). Benar-benar pekerjaan yang membahayakan nyawa (karena menyangkut minuman buatan Hiromi).

  Hari pertama selesai. Sebagai sekuriti baru yang juga telah bersedia buat jaga malam, maka sudah jadi kewajiban gue untuk patroli di sekitar rumah sakit untuk memastikan segala sesuatu sesuai dengan peraturan rumah sakit yang berlaku.

Mengingat gue orang baru, gue ditemani oleh sekuriti senior yang bernama Faris. Buat yang bingung, dia laki-laki dan dia lebih tua 2 tahun daripada gue.

  "Okelah, Zan. Berhubung elu adalah orang baru. Gue mau jelasin. Di ruang 13 lantai 2 itu ya. Biasanya kalau jam-jam segini itu jadi lebih dingin" kata Faris
  "Waduh, apa itu pertanda ada setan?" tanya gue
  "Bukan, itu karena staff yang kerja di situ lupa matiin AC" jawab Faris. "Terus toilet yang di lorong gelap ujung sana tuh, biasanya kalo jam segini ada kain putih lewat"
  "Walah, kuntilanak?" tanya gue
  "Bukan, itu jemuran penduduk di sekitar yang kebawa angin" jawab Faris

Kampret... Gue kira apaan! Faris menceritakan tentang keangkeran rumah sakit ini. Dari sinilah gue tau, kalau rumah sakit ini punya masa lalu yang suram... Mulai dari pembunuhan masal, korban penyakit-penyakit mengerikan bahkan tentang harga bahan baku yang naik gila-gilaan! Gila men!

  "Hihihihihihi"
  "Zan, gak lucu tau!" kata Faris
  "Itu bukan gue!" balas gue
  "Yang ada di sini cuma kita berdua doang. Jangan bohong"
  "Emangnya ada hal yang bagus buat diketawain?" tanya gue
  "Kalau bukan kita berdua terus.."

Kami berdua berbalik secara perlahan. Ada sesosok suster berdiri di belakang kami. Pakaianya bersimbah darah dan rambutnya terlalu panjang.

  "Dia staff di sini ya?" tanya gue
  "Bukan" jawab Faris. "SUSTER PISAU!!!!"
  "Masa sih?" tanya gue
  "Kenapa lu malah diem?! LARI!"

Faris udah malah lari mendahului gue. Gue mengeluarkan pensil dan kertas. Dengan penuh keberanian (atau kebegoan, tergantung dari sisi mana kalian memandang gue) gue mendekati sosok itu.

  "Gue gak peduli lu hantu apa kagak, tapi jam segini seluruh staff kecuali sekuriti yang bertugas harus pulang!"
  "Hihihihi" balas sosok itu sambil mengeluarkan pisau
  "BUSET! Lu bakal gue tuntut atas pencemaran nama baik seluruh hantu Indonesia!"

Sosok itu mengayunkan pisau. Oke cukup! Berhubung gue cuma punya 2 tangan, gue memutuskan untuk lari. Sebenarnya kalo ngelawan hantu yang megang pisau sih gue oke-oke aja, cuma berhubung ini Sesil gak dalam bahaya maka gue gak mau ambil resiko tangan gue putus.

  Gue menyusul Faris yang sedang berlari. Gue menoleh ke belakang. Sosok hantu gila itu masih mengejar kami sambil tertawa dengan penuh keanehan. Gue sempat kepleset dan sosok itu memegang kerak seragam gue.

Sebelum gue mati dibunuh, gue langsung membuka baju dan berlari menjauhi sosok itu. Tapi untuk kedua kalinya, gue terpleset lagi... Kali ini gara-gara kulit pisang. Gue gak pernah menyangka masalah lingkungan akan membahayakan nyawa seseorang (dalam hal ini gue)!

Sosok itu memegang kaki celana gue. Gue sebenarnya mau nendang aja muka tuh hantu, cuma gue lupa make rim jadi celana gue malah melorot. Sumpah, gue malu banget! Untung gue masih make celana sebatas lutut yang dari tadi siang gue pake dari rumah.

Sebelum sosok itu mengayunkan pisaunya ke kaki gue, gue lari lagi. Yep, gue benci mengataka ini tapi gue meninggalkan celana sekuriti gue dan hanya berlari memakai celana sebatas lutut.

  "Sial apa gue?! Hari pertama gue udah begini!"
  "Zan! Pake ini aja!"

  Faris melemparkan gue sebuah seragam lengkap. Gue gak sempet periksa sih tapi gue pake aja bajunya dulu. Setelah berlari cukup jauh, kami berhenti. Gue segera memakai... ROK?! Faris ngasih gue rok suster?!

  "Faris! Ini buat cewek!" gue komplain
  "Masih mending, emangnya lu mau lari-lari hanya make celana sebatas lutut doang?" tanya Faris
  "Hihihihi!"
  "Sial, dia nyusul!" kata Faris

Tanpa berpikir panjang gue langsung memakai rok. Sebenarnya gue gak mau tapi...

  "Gue punya ide!" kata Faris. "Menurut cerita-cerita sekuriti yang mendahului kita. Hantu suster pisau akan berhenti mengejar mangsanya kalau mangsanya masuk ke dalam ruangan yang ada wanitanya!"
  "Cuma sisa 1 ruangan aja yang gue belum sempat kunci!" balas gue

Kami berdua masuk ke dalam ruang dimana Akina dirawat. Setelah masuk geu langsung mengunci pintu. Kampret... Akina ternyata masih bangun. Dia terlihat bingung melihat gue dan Faris.

  "Zano... Ternyata kau ini...." kata Akina
  "Lu salah paham!" balas gue
  "Benar! Benar! Anda salah paham!" sambung Faris
  "Ahahaha, bercanda. Aku tau kok Zano itu orangnya normal. Tapi kalian kenapa?" tanya Akina
  "Lu gak denger dari tadi kita lari-lari?"
  "Percuma, setiap ruangan di rumah sakit ini dilengkapi dengan peredam suara" jawab Faris
  "Kenapa gak bilang dari tadi?" keluh gue

Gue dan Faris menunggu selama 10 menit lamanya. Tampaknya hantu itu udah enggak mengikuti kami lagi. Akina hanya diam menatap langit-langit. Faris mengintip dari celah pintu.

  "Oke, kayaknya kita aman. Zan, sebagai orang baru.. Elu yang duluan" kata Faris
  "Elu yang pergi, gara-gara tuh setan gue hampir aja gak berbaju dan bercelana"
  "Bagaimana kalau kita bertiga?" tanya Akina
  "Jangan lah, elu masih sakit. Lu istirahat aja. Sori udah ngeganggu ya"

Gue dan Faris keluar dan mengunci pintu. Gue mengambil kembali seragam gue yang gue tinggalkan sepanjang pelarian dan kembali memakainya lalu kembali berjalan dengan hati-hati mengelilingi area. Secara tidak sengaja kami berpapasan dengan seorang suster. Kali ini manusia.

  "Lho? Nisa? Ngapain di sini?" tanya Faris
  "Ketiduran di ruangan perawat lantai 1. Suara kalian lari-lari tadi membangunganku" jawab Nisa
  "Hm... Memang kita belum sempat mengunci ruangan perawat lantai 1 sih" kata gue
  "Oh, ya udah. Pulang aja dulu. Masih lama baru pagi hari tiba" balas Faris
  "Iya, iya" balas Nisa

Nisa berjalan pergi. Gue dan Faris kembali berpatroli. Gak ada yang mencurigakan sih, kali ini kita memastikan semua ruangan terkunci. Gue mengecek perangkap yang gue siapkan untuk tikus. Lumayan, tapi tikusnya mati sebelum menyentuh perangkapnya.

Gue menarik kesimpulan, tikus tersebut baru saja menjilat keju yang udah gue campur dengan jus buatan Hiromi lalu mati karena keracunan. Ergh... Gue bahkan semakin khawaktir dengan kemampuan memasak Hiromi.

  Hari pertama selesai. Akhirnya matahari terbit juga. Gue dan Faris kembali membuka semua ruangan yang dikunci. Beberapa pegawai rumah sakit mulai datang.

Gue sudah berniat, gue akan mencari tau lebih dalam lagi tentang hantu suster pisau dan masa lalu rumah sakit ini.

Bersambung
************

  Part Selanjutnya, Zano memutuskan untuk mencari tau informasi tentang hantu suster pisau dan masa lalu rumah sakit yang kelam.

Tunggu part selanjutnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar