Jumat, 25 Oktober 2013

The Revenge Part-10

"The Revenge" adalah salah satu dari hasil karya Green Leaper AKA Leaper. Seperti biasa, entah apa yang memotivasi Leaper untuk menulis cerita ini.

  Part sebelumnya

Happy Reading!




**********
The Revenge
Part-10
Invasi kedua!



  "Meriam! Jam 3! Gedung tinggi berlantai 4! Di lantai 2! Deretan pemanah!"
  "Target terkunci!"
  "TEMBAK!"

  Sebuah tank Leopard melepaskan tembakan ke lantai 2 sebuah gedung. Deretan tengkorak pemanah terlempar keluar. Suara perperangan terdengar. Asap-asap hitam memenuhi langit. Seluruh penduduk sementara dievakuasi oleh pasukan gabungan Militer dan Polisi sementara Black Operatives maju untuk berhadapan prajurit kegelapan.

Di salah satu jalan, segerombolan pasukan gabungan Militer, Polisi dan Black Operatives sementara menembaki segerombolan zombie ditambah beberapa prajurit kegelapan. Entah bagaimana caranya, beberapa tengkorak pemanah sudah ada di lantai 3 gedung terdekat. Mereka memecahkan kaca dan membidik penduduk yang sementara dievakuasi.

Sebuah helikopter AH-64 yang kebetulan lewat segera melepaskan tembakan MG ke arah deretan pemanah. Deretan tengkorak pemanah hancur lebur.

  "Elang 2 di sini, kami akan memberi sedikit bantuan da-"

Sesosok tengkorak manusia bersayap memotong baling-baling belakang helikopter tersebut dengan tangannya yang berbentuk seperti pisau perang berukuran besar.

  "Elang 2, Elang 2, kami akan jatuh! Kami ulangi, kami akan jatuh!" 

 Seiring jatuhnya helikopter tersebut, prajurit kegelapan berhasil menembus barisan pertahanan. Tengkorak bersayap tadi mendarat di atas sebuah mobil yang rusak. Sayapnya yang terbuat dari tulang-belulang benar-benar mengintimidasi.

  "Letnan Korg! Manusia memakai mobil, pasukan berkaki kita tidak bisa mengejar mereka. Bala bantuan udara sibuk melawan angkatan udara manusia" lapor sesosok prajurit tengkorak
  "Mana kavaleri kita?" tanya Korg
  "Dalam perjalanan Letnan"

Sekelompok prajurit tengkorak yang menunggangi kuda (yang hanya merupakan tulang-belulang tentu saja). Ada yang memakai panah sebagai senjata mereka, ada juga tombak dan pedang. Salah satu dari mereka menghampiri Korg.

  "Sersan Afflid. Aku datang dengan anak buahku secepat mungkin" lapor prajurit tengkorak berkuda itu
  "Kejar para manusia yang kabur... Senjata kalian cukup kuat dan tajam untuk menembusnya"
  "Segera!" balas Afflid sambil menghunus pedang. "MAJU!"

Afflid dan anak buahnya mengejar mobil yang dipakai untuk evakuasi. Mengingat kuda-kuda yang ditunggangi mereka juga merupakan undead, jadi kuda-kuda tersebut tidak akan merasa lelah. Salah satu prajurit tengkorak menikam pintu belakang mobil dengan tombak panjangnya. Pintu belakang mobil rusak dan dicabut. Penumpang terlihat ketakutan.

  "Matilah kalian makhluk hina!" teriak salah satu prajurit tengkorak sambil membidik para penumpang dengan busur panah.

DOR!

  Prajurit tengkorak yang tadi jatuh dari kudanya. Afflid dan prajuritnya mengalihkan perhatian mereka ke sumber tembakan. Mereka langsung mengenali sosok yang melepaskan tembakan tersebut.

  "Miyuki Rica....." geram Afflid dengan tatapan tajam
  "Sersan, mereka kabur!" lapor salah satu anak buah Afflid
  "Biarkan saja, Miyuki Rica adalah prioritas utama" jawab Afflid. "BUNUH DIA!"

Miyuki mengencangkan tali kekang Wereshadow.

  "Ayo! Cepat!" ucap Miyuki pada Wereshadow

Wereshadow berlari. Tapi belum terlalu jauh, sesosok hantu yang memegang pisau muncul dan memotong kaki Wereshadow hingga putus. Mereka berdua jatuh. 

  "Bertahanlah, aku akan kembali!" bisik Miyuki pada Wereshadow

Miyuki segera berlari ke sebuah gedung. Beberapa anak buahnya Afflid turun dan mengikuti Miyuki dalam. Ada yang masuk dengan kuda mereka. Di dalam benar-benar gelap.

Miyuki bersembunyi di dalam sebuah ruangan. Pistol sudah ada di tanganya. Tetapi dia merasa dia tidak sendirian. Dia memperhatikan sekelilingnya baik-baik. Hanya tumpukan keranjang belanjaan serta barang-barang belanjaan yang berhamburan.

  "Siapapun itu, keluarlah" bisik Miyuki

Seorang laki-laki, tampaknya pegawai toko tersebut keluar dari balik tumpukan baju sambil mengangkat tangan. Miyuki mengira bahwa dia sedang diintai pasukan kegelapan.

  "Ternyata kau..." ucap Miyuki dengan lega
  "Ssssh, Mbak. Tadi kayaknya ada beberapa monster berkeliaran di luar ruang" balas pegawai itu ketakutan. Mungkin karena Miyuki memegang pistol dan pedang.

Miyuki mengintip dari sela-sela pintu. Beberapa anak buah Afflid menikam tumpukan-tumpukan barang dengan tombak mereka.

  "Ini buruk, aku tidak mau menarik banyak perhatian... Apa ada senjata tajam di sini?" tanya Miyuki
  "Ehm... Mbak gak serius kan? Yang ada cuma piso doang" jawab petugas itu
  "Aku perlu yang lebih panjang... Pedangku tidak cukup panjang. Mereka akan menikamku sebelum aku menikam mereka" balas Miyuki
  "Waduh, Mbak. Mending sembunyi aja, bahaya itu mah!" tegur pegawai tadi
  "Tidak, aku akan membunuh mereka semua"

Pegawai toko tersebut diam untuk sesaat...

  "Mbak ini nekat ya... Ada sabit tapi dikit unik di belakang. 1 Gede yang 2 kecil. Saya ambil dari monster yang udah mati. Awalnya mau ngelawan tapi... Saya takut mati Mbak"

Miyuki langsung pergi ke belakang dan mengambil ketiga sabit yang dikatakan pegawai tadi. Sabit yang paling besar benar-benar mendekati ukuranya Grim Reaper. Kedua sabit kecil yang didapatnya merupakan sabit perang... Yang lebih pendek dari semestinya. Ketiga sabit ini mempunyai 1 kesamaan. Peganganya terlihat kokoh dan bilahnya cukup tajam untuk menebas undead. Pegawai toko yang tadi menelan ludah dan jadi gugup.

  "Ehm... Mbak... Hati-hati Mbak"
  "Ini sudah cukup..." balas Miyuki

BRAK!

Sesosok tengkorak mendobrak pintu dengan tombak. Miyuki langsung mengayunkan sabit besar yang baru saja didapatkanya. Tengkorak yang tadi berhasil ditebas dan jatuh ke tanah, hancur berkeping-keping.

  "Edaaan! Mbak ini cantik-cantik tapi nekat!" ucap pegawai toko
  "Diam!" balas Miyuki sambil menebas beberapa prajuritnya Afflid yang mendekat

Sabit besarnya bisa memblokir segala serangan yang dilancarkan prajurit kegelapan. Sementara sabit kecil atau pedang warisanya, dipakai untuk membunuh setiap prajurit kegelapan yang terlalu dekat.

  Pada saat bersamaan, di luar gedung. Afflid mendekati Wereshadow. Beberapa anak buahnya bersiap-siap untuk menikam tombak mereka pada kuda asuhan Miyuki tersebut.

  "Inikah kuda yang dikatakan oleh tuan?" tanya Afflid namun tidak ada yang menjawab. "Kudengar kuda ini tidak bisa mati. Ayo kita buktikan... Lakukan!"

Salah satu anak buah Afflid bersiap menikam Wereshadow dari perut. Sebelum mata tombaknya menyentuh perut kuda itu, sebuah sabit kecil melayang dan menancap di kepala anak buah Afflid. Seluruh pasukan milik Afflid menoleh ke arah datangnya sabit.

Miyuki berdiri tegak dan ngos-ngosan, pakaianya sedikit acak-acakan. Tangan kanannya memegan sabit besar sementara tangan kirinya mengacungkan pistol ke Afflid.

  "Bah, kau memang pembuat masalah!" geram Afflid. "Bantai dia!"

Seluruh pasukan milik Afflid berlari ke arah Miyuki. Satu per satu ditembak jatuh oleh Miyuki. Ketika ada yang terlalu dekat, Miyuki memakai pedang warisanya atau sabit besar ataupun sabit kecil untuk menghabisi lawannya.

Meskipun sempat kewelahan, tapi Miyuki sendirian berhasil menjatuhkan tiap pasukan Afflid yang mendekatinya.

  "Wanita keras kepala!" teriak Korg dari belakang Miyuki
  "Di belakang?!" Miyuki menoleh ke belakang

Sebelum Miyuki bisa bertindak, dia langsung ditikam oleh Korg dari perut dan didorong ke arah tembok. Miyuki sempat muntah darah. Korg mencekik Miyuki.

  "Aku sudah muak mendengarmu selalu menghalangi rencana tuan kami" ucap Korg sambil melepaskan Miyuki.

Miyuki jatuh ke tanah. Dia mencoba untuk berdiri tetapi ditendang oleh Korg dari kepala. Meskipun Korg hanya tulang, tetapi tendanganya terasa sangat kuat bagi Miyuki. Miyuki sekarang terbaring di tanah.

  "Afflid! Potong tangan dan kakinya!" perintah Korg yang melihat Afflid mendekatinya
  "Tapi dia adalah wanita. Apakah dia pantas menerima itu? Dari daerah asalku, kita tidak diperbolehkan berbuat demikian"
  "Aku tidak peduli, kalau kau tidak mau memotongnya maka temukan seseorang yang berani memotongnya!"

Afflid menoleh ke sisa anak buahnya. Seluruhnya hanya menggelengkan kepala. Kebetulan di antara mereka, ada Mok dan Narshk.

  "Kalian berdua! Siapa dari kalian yang mau memotongnya?! Narshk!"
  "Aku tidak peduli dia wanita atau tidak tetapi aku tidak akan memotong lawan yang tidak berdaya" jawab Narshk
  "KENAPA KALIAN SEMUA TAKUT MEMOTONGNYA?!" teriak Korg yang mulai emosi
  "Kenapa Letnan tidak memotongnya sendiri?" tanya Afflid

Seluruh pasukan kegelapan yang ada pun diam. Miyuki mengambil pedang warisanya diam-diam dan mencoba menyerang Korg. Tetapi Korg terlalu cepat untuk Miyuki, hasilnya Miyuki terlihat seperti mencoba menyerang Narshk. Terpaksa, Narsk memotong tangan kanan dan kaki kiri Miyuki hingga putus. Miyuki jatuh ke tanah sambil berteriak kesakitan.

  "Dia akan mati karena kehabisan darah" ucap Narshk dengan tenang
  "Kalau begitu seret dia ke tembok, tancapkan pedang warisanya di perutnya. Jika dia masih hidup, seseorang harus membunuhnya" balas Korg

Afflid menyeret Miyuki ke tembok dan menancapkan pedang Miyuki di perut Miyuki. Miyuki muntah darah dan berteriak kesakitan. Tetapi dia masih hidup.

  "Letnan, dia masih hidup" lapor Afflid. "Aku benci mengakui ini, tapi dia adalah pembuat masalah tertangguh dan paling keras kepala yang pernah kutemui seumur hidup dan kematianku"
  "Hah! Lama!" teriak Mok sambil membidik kepala Miyuki dengan busur
  "Belum selesai..." ucap Miyuki dengan lemas

Sebuah panah melesat tepat ke kepala Miyuki. Miyuki langsung tidak bergerak dan tidak bernapas. Mok juga langsung membunuh Wereshadow.

  "Terlalu lama, masa membunuh perempuan saja kalian tidak sanggup? Kalian memalukan" ucap Mok
  "Mok, kalau begitu kau tinggal di sini saja bersama Afflid. Aku yakin teman-temanya akan mencarinya. Ketika mereka melihat kalian dan mayat Miyuki. Itu akan membuat moral mereka hancur. Yang lain, lanjutkan rencana! Hari ini juga, kota ini akan menjadi milik kita!" teriak Korg

Korg memimpin pasukan pergi untuk melanjutkan perang. Sementara Afflid dan Mok berdiri di depan mayat Miyuki tapi sambil membelakanginya.

  Beberapa saat kemudian, sebuah jip kecil yang dikendarai Zalinsky melewati tempat tersebut. Zalinsky langsung mengacungkan AK-47 miliknya ke Afflid dan Mok. Afflid dan Mok mengangkat perisai, bersiap untuk membalas serangan.

  "Ehm, menyerahlah! Karena.... Ehm... Aku terlalu keren untuk kalian!" teriak Zalinsky

Afflid dan Mok memandang satu sama lain. Mereka bingung dan kaget karena baru pertama kali ada yang berkata demikian. Zalinsky mulai menembak... Tetapi tidak ada satu pun tembakan yang mengenai sasaran. Malah semua tembakan Zalinsky meleset terlalu jauh.

  "Oh... Ternyata meleset..." gumam Zalinsky kecewa
  "Zalinsky! Bidiklah dengan baik!" ucap Livy yang berpindah ke kursi pengemudi
  "Aku sudah membidik dengan baik, tetapi mereka saja yang menghindar!" balas Zalinsky
  "Apa kau baru minum bir?" tanya Livy sambil menutup hidungnya
  "Tidak! Aku bersumpah tidak, aku mabuk demi!" balas Zalinsky
  "Kau... Minum bir.... Dasar idiot" keluh Livy

Afflid dan Mok kembali memandang satu sama lain.

  "Siapa idiot itu?" tanya Afflid
  "Tidak tau, tapi idiot itu tidak pantas untuk dibunuh. Idiot-idiot hanya akan membuang-buang waktu kita" jawab Mok

  Livy bisa mencium bau darah yang familiar untuknya. Dia memperhatikan baik-baik apa yang dijaga oleh Afflid dan Mok. Setelah melihat mayat Miyuki, Livy langsung syok berat. Air matanya keluar secara spontan. Zalinsky? Dia terlalu mabuk untuk memperhatikan apapun.

  "Tidak mungkin..." Livy menutup mulutnya dengan salah satu tanganya. "Ini tidak terjadi kan? Zalinsky, coba kau lihat itu... Miyuki Rica... Dia..."
  "Haaah? Apa?" tanya Zalinsky
  "PERHATIKAN BAIK-BAIK BODOH!" Livy mengarahkan kepala Zalinsky ke arah mayat Miyuki
  "Ah!" teriak Zalinsky. "Sersan?! TIDAAAAAK!"
  "Ayo, kita pergi saja... Area ini semakin tidak aman" ucap Livy menahan tangis sambil melihat banyak zombie di belakang mulai bermunculan.

Jip melaju meninggalkan lokasi. Mok dan Afflid kembali bisa sedikit santai karena ada banyak zombie berarti manusia akan terlalu sibuk untuk menyerang mereka berdua.

Seiring berjalanya waktu, manusia semakin kehilangan kendali dari kota. Sempat tersiar kabar bahwa Jakarta akan jatuh. Meminta bala bantuan pun sia-sia karena rupanya invasi pasukan kegelapan bukan hanya di Jakarta saja melainkan di seluruh dunia pada saat bersamaan.

**********

  Pada saat bersamaan, di langit sebuah hutan yang dekat Jakarta.

  Sebuah Blackhawk berwarna hitam melaju ke arah Jakarta. Di pintu helikopter tersebut tertera logo Black Operatives. Sekelompok prajurit Black Operatives yang di dalamnya sedang duduk diam.

  "Baiklah, ingat. Kondisi dunia sekarang benar-benar gawat..." ucap Haunter. "Seluruh dunia diserang pada saat bersamaan dan kita tidak bisa berada di tempat yang berbeda pada saat yang bersamaan. Jika kita bisa membunuh dalang dari invasi mayat ini, kita akan menghentikan seluruh invasi ini"

Seluruh prajurit dengan serius memperhatikan Haunter yang mengkokang pistol miliknya.

  "Tuan-tuan, menurut informasi dari seorang pengkhianat, dalang dari invasi ini ada di Jakarta. Blackheart namanya. Temukan dia, bunuh dia... lagi. Ciri-cirinya target kita, tengkorak bangsat yang berdiri di tepat depan gerbang dimensional raksasa di kota. Pertanyaan?"
  "Tidak pak!" jawab seluruh prajurit dengan kompak
  "Baiklah, ayo kita selesaikan ini tuan-tuan. Ingat, jangan menembaki para penghkianat undead. Mereka semua akan memakai warna merah. Untuk Black Operatives!"
  "HOOOORAAAH!!!"

************

  Di perbatasan kota Jakarta...

  Banyak sekali pasukan undead yang terlihat seperti pasukan jaman pertengahan berdiri memandangi kota yang sementara diserang. Segala atribut mereka berwarna merah tua terang. Sesosok Lich berdiri. Zarg namanya.

  "Baiklah pasukan! Meskipun ini terdengar aneh tapi nyonya besar ingin kita membantu manusia! Basmi setiap pasukan kegelapan yang kalian lihat! Kematian untuk pemimpin mereka!" teriak Zarg sambil mengangkat tongkatnya ke udara
  "KEMATIAN UNTUK PEMIMPIN PASUKAN KEGELAPAN!" teriak prajurit milik Zarg sambil berlari memasuki kota.

 Bersambung
************

  Part selanjutnya, Miyuki Rica telah gugur dalam pertempuran? Meskipun itu hal yang mengejutkan tetapi Zarg beserta prajuritnya dan Haunter telah datang ke kota untuk bertempur. Apakah reaksi Haunter begitu mengetahui adiknya telah dibunuh? Apakah Zarg beserta bawahanya mampu melawan sesamanya? Dan.... Apakah kota Jakarta akan jatuh ke tangan prajurit kegelapan? Pertarungan ini mendekati titik akhirnya!

Tunggu kelanjutanya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar