Rabu, 02 Oktober 2013

Zano & Kawanan : Comblangin Dong Part-7

  "Zano & Kawanan : Comblangin Dong" adalah salah satu episode dari cerita berseri "Zano & Kawanan" buatan Green Leaper.

Part sebelumnya, Andi menceritakan siapakah Natalia itu

Apa yang akan terjadi? Happy Reading



**********
Zano & Kawanan
Comblangin Dong
Part-7
Pucuk senjata ulam pun tiba
(Pucuk dicinta ulam pun tiba)

  "Senapan?" tanya Andi
  "Cek!" jawab gue
  "Barang-barang buat dijual?"
  "Cek!" jawab gue sambil melihat van
  "Yuria?"
  "Ah... Nanti dia datang kok"

  Itulah percakapan gue dan Andi di stand kami. Yoi, hari H sudah tiba. Ternyata banyak juga yang menjual airsoft. Gue melihat begitu banyak sekali stand berjejer serta replika senapan dimana-mana. Memang akan ada sejenis pamer kemampuan menembak.

Menurut Andi, kalau penembaknya bagus... Kelak, itu bisa menguntungkan untuk toko. Masalahnya begini, meskipun gue udah berteman lama dengan Yuria tapi gue BELUM pernah melihat dia memegan senapan atau sejenisnya atau replikanya.

  "Ah, Di. Gue baru kepikiran" kata gue
  "Paan?"
  "Begini... Setaunya gue, Yuria itu belum pernah megang senjata atau yang berbau begituan. Lagian apakah elu pernah kepikiran kenapa Yuria mau membantu padahal lu kan baru kenalan"
  "Bener juga lo Zan... Tumben otak lu encer. Kenapa ya dia bantu gue. Mungkin karena gue ganteng ya?"
  "ANDI!"

Natalia berlari menghampiri Andi. Andi, entah kenapa spontan sembunyi di belakang gue. Sekarang gue jadi keringat dingin mesti berhadapan dengan fans fanatiknya Andi yang satu ini.

  "Zan! Bentar lagi Yuria datang dan gue gak mau kalau situasinya jadi gawat... Jauhi dia dari gue! Biar stand ini nanti gue dan Rini yang jaga oke?" bisik Andi
  "Gue bakal coba" balas gue

Gue mencoba mendekati Natalia tapi sebelum gue bergerak satu langkahpun. Screamer tiba-tiba menepuk Natalia dari belakang. Gue gak tau dia muncul darimana.

  "Hey, tadi sepertinya dompetmu jatuh" kata Screamer
  "Jangan bercanda, dompetku ada di dalam tas. Lagian bagaimana caranya kau tau itu dompetku?" balas Natalia
  "Aku melihatnya jatuh di tanah dan dipungut oleh petugas. Lebih baik kau pergi ke belakang panggung dan ambil lagi dompetmu" Screamer menunjuk ke belakang panggung

Natalia mengecek isi tasnya kemudian dia jadi panik dan berlari ke belakang panggung. Sekali lagi, Screamer jadi penyelamat.

  "Bagus Mer! Gue gak perlu repot-repot ngatasin dia" puji gue
  "Aku hanya kebetulan lewat. Ada urusan penting yang harus kuselesaikan. Nanti aku kembali"

Screamer berjalan pergi meninggalkan kami. Gue dan Andi jadi sedikit kecewa. Tadi kami kira kalau dia datang untuk membantu dengan penembakan. Tapi paling tidak dia berhasil menjauhkan Natalia dari Andi... Untuk sementara.

Gue curiga Natalia sebenarnya suka sama Andi. Bisa dilihat dari kefanatikanya ke Andi. Tidak lama kemudian Yuria datang. Gue lihat dari kejauhan, Natalia sedang berjalan kemari.

  "Zan, gue serahin yang di sini sama lu!"
  "Yang di sini? Adik lu sama Nat?"

Andi menarik Yuria. Mereka berdua pergi. Gue gak mau tau mereka ke mana  Intinya, Natalia datang dan melihat-lihat ke sekelilingnya.

  "Ehm, selamat datang. Ada yang bisa kami bantu, maka kami bantu jika tidak bisa kami bantu ya... Tolonglah bantu kami" sapa gue (sumpah, gue gak tau man ngomong apa)
  "Ah kamu kan si idiot dari kampung kan? Namamu Zano kan?" tanya Nat
  "Wow... Ternyata berita tentang kebodohan Akang sudah menyebar ke seluruh Indonesia" kata Stella
  "Tch, jangan menaruh garam di lautan Neng..."
  "Yang benar itu jangan menaruh garam pada luka" balas Stella

Untung mereka cewek, coba kalo enggak. Bentar, kalaupun mereka itu laki-laki gue belum tentu mau menghajar mereka.

  "Yoi, gue memang Zano... Tapi gue bukan idiot" jawab gue
  "Aku punya permintaan" balas Natalia
  "Maaf, tapi kalau berhubungan Andi sepertinya gue gak bisa bantu"
  "Tolong, hanya tolong letakan ini di bawah pohon bergores Y pada sungai di kampungmu" pinta Natalia

Natalia memberi gue sebuah ukiran kayu berbentuk setengah hati. Gue gak mau tau apa yang terjadi dengan setengahnya lagi.

  Timbul pertanyaan di benak gue. Memang sih, ada pohon yang memiliki goresan Y di sungai dekat kampung cuma masalahnya bagaimana caranya Nat bisa tau tentang pohon tersebut? Bahkan orang yang udah lama tinggal di dekat sungaipun belum tentu menyadari goresan Y pada pohon tersebut.

  "Tolong Zano! Kabulkan permintaanku yang tadi!" Natalia menundukan kepalanya
  "Haaah" gue menggaruk kepala (kepala gue lah. Masa kepalanya Nat?!). "Ye udah, nanti setelah event iini ya"
  "Terimakasih!"

Natalia kemudian pergi meninggalkan lokasi event. Tak lama kemudian Polisi datang. Mereka berlari seperti mengejar seseorang. Beberapa saat kemudian, mereka menangkap seseorang yang gue gak kenal sama sekali.

Selang bebera saat kemudian (lagi), Andi datang dengan wajah yang lesu.

  "Di? Itu kenapa?" gue menunjuk ke orang yang ditangkap
  "Gue ditolak sama Yuria" jawab Andi
  "Lupakan pertanyaan gue barusan" balas gue

Tak lama kemudian, Yuria datang. Raut wajahnya sih biasa-biasa aja.

  "Yuria, itu kenapa?"
  "Oh, buronan... Dia mencoba menyelundupkan senjata asli lewat event ini" jawab Yuria
  "Nah, itu tipe jawaban yang gue cari" balas gue
  "Kerja bagus Yuria"

Gue melihat ke belakang, Screamer sudah ada. Gue kaget, Andi kaget, Yuria kaget, Stella kaget, tukang jual bakso kaget bahkan makhluk halus dari Belgia pun kaget.

  "Lu kenal sama... Yuria?" tanya Andi
  "Ya. Anggap saja dia memiliki posisi yang sama denganku" jawab Screamer

Hm... Berarti Yuria juga disewa oleh Kepolisian untuk memburu buronan-buronan ya? Wew... Ternyata temen-temen gue lebih jago daripada yang gue kira.

  "Maaf ya Andi, aku sebenarnya cuma pura-pura tertarik aja. Jangan marah ya? Paling tidak berkat bantuanmu kami berhasil menangkap buronan" kata Yuria
  "Ya... Gak apa-apa kok"
  "Terus... Eventnya tetap berlangsung?" tanya gue
  "Tidak, berkemas saja dan pulang. Memang kalian harus meninggalkan barang jualan di sini untuk pemeriksaan tapi serahkan saja padaku. Akan kukembalikan ke toko sebelum malam hari tiba" jawab Screamer

************

  Gue udah mengabulkan permintaan Natalia. Gue berjalan kembali ke rumahnya Andi. Sekarang udah sore. Andi kelihatanya lagi galau berat. Adiknya dari tadi cuma duduk di teras rumah menulis di diary miliknya.

  "Gimana kabar Andi?"
  "Masih galau Kang. Paling-paling nanti baikan sendiri" jawab Stella
  "Yah... Gue jadi merasa kasian juga sama Andi... Tapi gue heran bagaimana caranya Nat bisa tau tentang pohon goresan Y di sungai"

Andi keluar rumah. Gue dan Stella menatap dia.

  "Eh Di. Dah baikan lu?" tanya gue
  "Tadi... Lu ngomongin sesuatu tentang pohon yang memiliki goresan Y?" tanya Andi
  "Eh, iya. Gue tadi diminta sama Nat buat naruh ukiran kayu berbentuk setengah hati di-"

Sebelum gue selesai berbicara, Andi langsung berlari. Gue segera mengambil tas yang isinya keker dan beberapa microphone dan berlari mengikuti Andi. Stella mengikuti gue dari belakang. Seperti dugaan gue, Andi lari ke pohon yang gue maksud.

Gue dan Stella mengawasi dari kejauhan dengan keker. Andi lupa melepaskan microphone kecil yang ada di bajunya jadi gue dan Stella bisa mendengar apapun yang diucapkan Andi di sebuah alat kecil yang gue gak tau namanya apa.

  "Kau datang... Seperti janji kita" kata Nat yang baru saja sampai
  "Ya. Aku hampir lupa..." balas Andi
  "Jadi... Bagaimana? Aku tau kau suka Yuria t-"
  "Tidak perlu membahas itu"

Kampret, gue mulai bingung.

  "Meskipun aku suka dengan orang lain, tapi sebenarnya aku masih mengingat janji kita" kata Andi sambil mengeluarkan sebuah ukiran kayu setengah hati dari sakunya
  "Aku tidak mau dengan orang lain Di. Kamu satu-satunya"
  "Ya. Aku sadar... Selama ini aku salah. Untuk apa aku harus mengejar yang jauh ketika orang yang kucintai dan kusayangi ada di depanku sekarang?" balas Andi

Gue mulai menggaruk-garuk kepala gue. Benar sekali, kenapa mereka tiba-tiba bahasanya jadi puitis dan lebih resmi daripada bahasa biasanya?! Argh! Apalagi gue gak paham.

  "Nat... Mau kau memaaf-"
  "Aku selalu di sini untukmu Di. Aku mau jadi pacarmu!"

Gue langsung menoleh ke Stella. Tampaknya dia terharu. Andi dan Natalia berpelukan dibawah pohon dan gue cuma kebingungan sendirian dari kejauhan. Tapi gue tau satu hal, Andi sekarang pacaran dengan Natalia.

  "Oke, misi selesai! Operasi pencarian pacar untuk Andi sukses.... Meskipun endingnya sedikit melenceng dari benang merah sih..." gue menggaruk kepala. "Ayo kita pergi dari sini Neng"
  "Ya"

*********

  Gue dan Stella sedang berjalan pulang ke rumah masing-masing. Walaupun gue masih bingung atas apa yang terjadi tapi gue ngerti kalau Andi sudah punya pacar... Meskipun sedikit di luar dugaan gue sih.

  "Oh ya Kang... Eneng ingin kasih tau sebuah rahasianya Eneng" kata Stella
  "Kalau diberitau itu bukan rahasia lagi namanya" balas gue

Stella mendekati telinga gue dan berbisik...

  "Eneng masih belum meninggalkan cinta pertama Eneng lho"
  "Hm... Gue jadi penasaran siapa cinta pertamanya Eneng" balas gue

Tanpa gue duga, Stella langsung mencium pipi gue dan berjalan dengan riang mendahului gue. Gue bingung sama nih anak... Dia kenapa sih? Oke! Memang gue seneng cuma gue heran aja kenapa.

  "Kang, suatu saat nanti Akang akan mengerti" kata Stella
  "Ha?"
  "Hehehe, sudahlah"
  "Haaaa? Lu kenapa jadi aneh gini?" tanya gue

Sumpah gue gak ngerti. Dan gue masih bingung apa harga tempe naik apa kagak plus gue baru inget kalau gue lupa matiin keran di kamar mandi... LAGI! ARGH!!!

The End
***********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar