Zano & Kawanan : Mengejar Impian adalah sebuah cerita dari title "Zano & Kawanan" buatan Leaper. Entah apa yang memotivasi Leaper untuk menulis cerita ini.
Toko milik Andi sedang direnovasi. Sehingga Zano (sebagai salah satu pegawai) mempunyai waktu luang lebih banyak. Dia memutuskan untuk mengantarkan adik kesayanganya ke sekolah. Apa yang terjadi?
Happy Reading!
****
Zano & Kawanan
Mengejar Impian
Part-1
Sebuah Kontes
Gue sedang mengantar Sesil ke sekolahnya. Kebetulan aja toko punya Andi sedang direnovasi jadi gue, Screamer dan Stella punya waktu luang lebih banyak lagi. Setelah sekian lama gue enggak mengantar adik kesayangan gue ini ke sekolah, gue jadi pengen aja mengantarkan dia.
Hm... Kalau gue lihat anak-anak SMA di sekolahnya Sesil. Gue jadi keinget waktu kelulusan. Ah, sudahlah. Itu gak penting.
"Selamat pagi Pak!" sapa Sesil kepada satpam sekolah
"Selamat pagi Sesil!" Satpam itu melihat gue. "Sesil, dilarang bawa ondel-ondel ke sini nak" keluh Satpam itu
"Ah Bapak! Dia itu Kakak saya!" keluh Sesil
"Oh, kamu Kakaknya?" tanya Satpam itu
"Iya Pak. Saya Kakaknya Sesil... Nama saya Zano dan saya bukan ondel-ondel pak" jawab gue sok baik
"Oh, begitu"
"Permisi dulu pak. Saya mau mengantarkan Sesil dulu ke kelasnya"
"Oh iya silahkan dik!"
Gue dan Sesil berjalan masuk. Beberapa teman-teman Sesil melihat gue seperti orang-orang yang baru menemukan alien. Gue kurang tau kenapa... Apa karena gue memang dikira alien atau muka gue mirip dengan seseorang yang jelas gue enggak peduli apapun yang dipikirkan mereka.
Langkah kami berhenti di depan sebuah kelas. Gue rasa gue tidak perlu menjelaskan seperti kelasnya Sesil... Tau kan? Kelas-kelas yang biasa kita temui di SMA?
"Makasih Kak"
"Ini kelas lu?"
"Iya Kak. Ini kelasnya Sesil. Kakak mau masuk?"
"Meh, enggak. Belajar yang pinter sono Ses. Kakak mau bayar SPPnya kamu"
"Oke Kak! Sesil enggak bakal kecewain Kakak!"
Gue mengangguk. Sesil masuk dalam kelas lalu menyapa teman-temanya (memang bawaanya gitu dari dulu). Gue melanjutkan rencana gue yaitu, tidur... Eh, maksudnya membayar SPP. Setelah membayar SPP, gue tidak tau mau ngapain lagi jadi gue gentayangan aja di sekolah alias, bolak-balik gak jelas dari satu tempat ke tempat yang lain.
Gue takut nanti gue merusak konsentrasi belajar para siswa. Jadi gue memutuskan untuk nongkrong dengan Satpam yang tadi. Kami membicarakan banyak hal yang sama sekali tidak penting dan tidak berguna. Kebanyakan kami berbicara tentang dunia hansip dan dunia satpam. Walaupun muka kami lebih pantas masuk dalam dunia lain dan dunia air.
Entah berapa lama kami berdua berbicara layaknya ahli-ahli keamanan (untuk kalangan satpam dan hansip). Bunyi bel memecahkan keheningan sekolah dan konsentrasi kami. Gue bingung, itu bel pulang apa bel istirahat. Tak lama kemudian, anak-anak SMA terlihat keluar dari sekolah dengan tas. Oh, sudah pulang rupanya.
"Kakak!" Sesil berlari menghampiri gue
"Sesil! Gimana tadi?"
"Yah, Sesil dari bel istirahat pertama ingin nunjukin Kakak sesuatu sih cuma Sesil lihat Kakak lagi sibuk"
"Sibuk apaan Ses?"
"Sibuk ngobrol"
"Ya elah, datang aja Ses. Kamu gak pernah gangguin Kakak kok. Emang apaan yang mau ditunjukin sama Kakak?"
"Ini Kak!"
Sesil memberi gue selembar kertas. Hm.... Kontes adu bakat festival sekolah. Gue membaca isi lembaran itu dari atas sampai bawah. Gue gak ngerti tapi gue tau Sesil pasti ingin ikut kontesnya.
"Oh lu mau ikut kontes?" gue menganggukan kepala
"Iya Kak! Boleh kan?"
"Boleh dong. Tapi lu mau nunjukin bakat apa?"
"Nge-dance Kak! Kakak mau ikut?"
"Hem, Kakak cuma tau ngeden doang"
"Sesil perlu beberapa cewek untuk bisa mengikuti kontes itu"
"Ye udah buat girlband sono sama temen-temen lu"
"Semua temen-temen Sesil udah punya kelompok... Sesil aja yang belum. Kakak punya saran?"
Gue menghela napas panjang lalu melihat ke atas.
"Ada beberapa orang yang lewat di pikiranya Kakak..."
"Siapa aja Kak?"
Gue hanya tersenyum.
"Sesil perlu beberapa cewek untuk bisa mengikuti kontes itu"
"Ye udah buat girlband sono sama temen-temen lu"
"Semua temen-temen Sesil udah punya kelompok... Sesil aja yang belum. Kakak punya saran?"
Gue menghela napas panjang lalu melihat ke atas.
"Ada beberapa orang yang lewat di pikiranya Kakak..."
"Siapa aja Kak?"
Gue hanya tersenyum.
Bersambung
****
Bagian berikutnya, Zano sudah memikirkan beberapa orang. Tapi siapa sajakah mereka? Dan bagaimana caranya Zano dan Sesil merekrut mereka?
Part 2 sudah bisa dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar