Sobat Readers!
Leaper baru inget kalau Leaper punya film RE : Degeneration. Sambil menunggu Leaper mendapat film RE5, mending Leaper buat parodi RE : Degeneration aja ah.
Sebelum membaca, sudah baca seri Parodi Resident Vevil lainya belum?
Resident Vevil 1
Resident Vevil 2 : Apocalypse
Resident Vevil 3 : Extinction
Resident Vevil 4 : Afterlife
Oke, Happy Reading! Semoga Sobat Readers sekalian terhibur!
Leaper baru inget kalau Leaper punya film RE : Degeneration. Sambil menunggu Leaper mendapat film RE5, mending Leaper buat parodi RE : Degeneration aja ah.
Sebelum membaca, sudah baca seri Parodi Resident Vevil lainya belum?
Resident Vevil 1
Resident Vevil 2 : Apocalypse
Resident Vevil 3 : Extinction
Resident Vevil 4 : Afterlife
Oke, Happy Reading! Semoga Sobat Readers sekalian terhibur!
*****
Resident Vevil : Degeneration
Beberapa tahun telah berlalu semenjak kejadian epidemik zombie yang hampir memusnahkan manusia. Namun, manusia tidak mengenal menyerah. Manusia terus berjuang tapi tidak begitu membuahkan hasil. Semuanya berubah ketika sebuah Idol Group bernama JKT48 berhasil menyatukan member-membernya yang terpisah-pisah.
Dengan tekad, kerja keras serta kekompakan JKT48, mereka sukses membasmi zombie dari Indonesia. Kemenangan mereka telah membuktikan bahwa kemanusiaan (atau sisanya) masih punya harapan. Terinspirasi atas kemenangan mereka, manusia perlahan-lahan mulai menunjukan kemajuan.
Epidemik zombie berhasil dimusnahkan, kehidupan normal telah kembali (lagi).
Di sebuah bandara di Indonesia...
Sekelompok masyarakat terlihat sedangminum cendol berkumpul bersama. Mereka bukan mau berebutan sembako, mereka mendengar isu tentang virus T yang beredar di pasar gelap berhasil diselundupkan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Narrator #1 : Wuih, tumben intro parodi ini lebih bagus daripada yang lain
Narrator #2 : Hem, Otaknya Leaper sedang bekerja dengan bagus...
Narrator #1 : Oh iya, Leaper ke mana? Dari tadi gak kelihatan
Narrator #2 : Gak tau... Tapi kalo dia enggak ada berarti kita yang berkuasa
Kinal keluar dari pintu "arrival". Sambil membawa kopernya, dia berjalan menuju pintu keluar. Tiba-tiba saja seorang remaja 15 tahun langsung memotretnya. Remaja itu langsung menghampiri Kinal.
Remaja : Ah, Kakak! Maaf! Tadi foto gak minta ijin dulu
Kinal : Enggak apa-apa kok
Narrator #1 : Adiknya Zano kan? Ngapain lu di sini?!
Remaja : Akting...
Kinal : Kalian udah saling kenal?
Narrator #1 : Iye... Seharusnya nih anak lagi di cerita lain tapi kok malah nongol di sini?
Narrator #2 : Gantiin pemain yang gak hadir kali
Sementara kedua Narrator berdebat, kita cek sebuah pesawat yang sementara terbang menuju bandara. Di dalam pesawat itu, ada seorang penumpang yang terlihat kurang sehat. Salah satu pramugari kebetulan melintas dan melihat penumpang tersebut.
Pramugari : Pak? Apakah bapak baik-baik saja? Apa perlu saya ambilin sendok?
Penumpang : Ha? Kok sendok?
Pramugari : Namanya juga parodi pak...
Penumpang : Ini. Tolong hubungi perusahaan saya... "emergency" *memberi Pramugari sebuah kertas*
Pramugari : *Syok melihat tangan dari penumpang itu mirip seperti mayat*
Kembali lagi ke bandara. Kinal sedang duduk di kursi menunggu jemputan. Di sebelahnya ada remaja yang tadi.
Kinal : Oh iya, kita belum kenalan. Namamu siapa?
Remaja : Sesil! Namanya Kakak Kinal kan?
Kinal : Iya, kok tau?
Sesil : Kak Kinal kan oshi aku!
Hansip #1 : HEY! DI SITU!
Teriakan dari hansip menarik perhatian orang-orang di bandara. Terlihat ada orang yang bertingkah seperti zombie sedang berjalan menuju ke hansip.
Narrator #1 : Kok di bandara ada hansip ya?
Narrator #2 : Namanya juga parodi...
Para hansip sepertinya ragu-ragu untuk mendekati orang yang bertingkah seperti zombie itu. Entah karena bayaran mereka kurang atau mereka baru habis nonton Ultraman (Oke, memang tidak ada hubunganya).
Kinal : Sesil, tunggu di sini ya.
Kinal berlari menghampiri orang yang bertingkah seperti zombie itu lalu mencabut topeng zombie yang dipakai orang itu.
Kinal : Itu sudah kelewatan!
Hansip #1 : Tankep tuh orang!
Para hansip dengan cepat menangkap orang yang tadi. Salah satu hansip lainya datang menghampiri Kinal.
Hansip #2 : Permisi Mbak. Apakah anda terlibat?
Kinal : Tidak Pak. Saya hanya...
Hansip #3 : Kalau begitu anda ikut kami sebagai saksi mata
Hansip #1 : Hey, masih ada satu lagi! *menunjuk ke seseorang yang tidak terlalu jauh*
Terlihat ada seseorang lagi yang bertingkah seperti zombie. Salah satu hansip menghampiri orang itu lalu hansip itu menarik kepala orang itu. Ternyata orang itu tidak memakai topeng. Orang itu menoleh ke hansip lalu menggigit hansip itu.
Hansip #2 : AARGH! LEPASIN DIA!
Semua orang cemas dan gelisah. Hansip #3 melepaskan orang itu dari Hansip #2 lalu menembaki orang itu. Orang (gila) itu terbaring tak bergerak di tanah, begitu juga dengan Hansip #2.
Hansip #3 : Ah sial! Temen kita mati!
Hansip #1 : Erm.... *menunjuk ke orang yang ditembak Hansip #3*
Hansip #3 : *Menoleh ke orang yang ditembaknya tadi*
Ajaib, orang yang tadi masih hidup meski sudah ditembak di dada sebanyak 3x. Hansip #3 menembaki kepala orang itu. Orang itu kemudian mati.
Kinal : MENJAUH!
Hansip #3 : Ha?
Tiba-tiba Hansip#2 bangkit kemudian mengigit Hansip #3. Zombie-zombie mulai bermunculan entah dari mana (sebenarnya Narrator #2 lupa mengunci kandangnya). Seisi bandara jadi panik. Semua orang berlari tak beraturan.
Menara Pengawas (lewat radio) : Perhatian untuk pengunjung bandara! Sebuah pesawat akan segera jatuh. Bagi yang perananya selamat, kami persilahkan menuju ke pintu utama. Sementara untuk yang nanti jadi zombie atau tewas... kami hanya bisa mengucapkan, selamat tinggal dan selamat menempuh hidup baru!
Situasi semakin kacau. Apalagi sebuah pesawat tepat menghantam bandara. Suasana bandara yang tadinya ramai kini menjadi sunyi, gelap dan mencekam. Kinal selamat dari kecelakaan (tragis) itu tanpa luka sedikitpun.
Sesil : Ada... yang bisa bantuin? Halo? Aku kejepit!
Kinal datang mendorong batu-batu yang menjepit Sesil. Suara-suara yang ditimbulkan mereka menarik perhatian zombie. Satu per satu zombie keluar dari bawah reruntuhan. Beberapa zombie juga keluar dari dalam pesawat.
Kinal : Arhg! Gak mungkin! Gak mungkin ini terjadi lagi!
Sesil : Wooow.... *Memfoto beberapa zombie*
Narrator #1 : Kampret lu Bro! Udah gue bilang jangan lupa kunci kandang zombie dari tadi malem!
Narrator #2 : Ngapain juga harus gue kunci? Siapa sih yang berani nyulik zombie?
Narrator #1 : Tapi gara-gara lu mereka kejebak di dalam bandara!
Narrator #2 : Udah, santai! Mereka pasti tetep selamat
Sesil : *Memfoto Narrator #1 dan #2*
Narrator #2 : Woy!
Sesil : Ma-maaf!
Narrator #2 : Biasa aja kali, kabel teleponya aja belum kesambung...
Anggota #1 : Ya elah, jangan dibongkar. Mana gue udah akting keren begitu lagi...
Sumono : Nape Zona?
Anggota #1 : Pake nama asli gue aja plis...
Sumono : Iye terserah lu aja Jesi. Kenapa tadi ngamuk kayak gitu?
Sumono : Ada beberapa orang yang terinfeksi sempat nongol di depan. Kami sudah mengatasi mereka. Heh, gue merasa kayak lagi main film horror aja. Tapi seriusan nih Jes, menurut lu memangnya ada gak hubunganya kejadian ini sama epidemik zombie?
Jesi : Mungkin....
Narrator #1 : Itu gara-gara partner gue lupa kunci kandang zombie...
Jesi : Tapi yang jelas Pemerintahan sudah mengutus seorang agen khusus untuk kasus ini. Lu bisa tanyakan hal itu ke dia.
??? : Percuma saja, gue gak bakal jawab
??? : Twelve
Sumono : Di sini kita tidak diperbolehkan untuk memanggil orang dengan sandi. Nama aslimu?
Twelve : Vidorosvksi Draguvich Genzambawa Getamburo Tagawa Johnson David Macurius Gracius Mills.
Jesi : Oke Twelve, jadi... kamu adalah agen itu?
Twelve : Yoi men! Pake bahasa sehari-hari aja! Gue males dengan bahasa formal!
Dengan tekad, kerja keras serta kekompakan JKT48, mereka sukses membasmi zombie dari Indonesia. Kemenangan mereka telah membuktikan bahwa kemanusiaan (atau sisanya) masih punya harapan. Terinspirasi atas kemenangan mereka, manusia perlahan-lahan mulai menunjukan kemajuan.
Epidemik zombie berhasil dimusnahkan, kehidupan normal telah kembali (lagi).
Di sebuah bandara di Indonesia...
Sekelompok masyarakat terlihat sedang
Narrator #1 : Wuih, tumben intro parodi ini lebih bagus daripada yang lain
Narrator #2 : Hem, Otaknya Leaper sedang bekerja dengan bagus...
Narrator #1 : Oh iya, Leaper ke mana? Dari tadi gak kelihatan
Narrator #2 : Gak tau... Tapi kalo dia enggak ada berarti kita yang berkuasa
Kinal keluar dari pintu "arrival". Sambil membawa kopernya, dia berjalan menuju pintu keluar. Tiba-tiba saja seorang remaja 15 tahun langsung memotretnya. Remaja itu langsung menghampiri Kinal.
Remaja : Ah, Kakak! Maaf! Tadi foto gak minta ijin dulu
Kinal : Enggak apa-apa kok
Narrator #1 : Adiknya Zano kan? Ngapain lu di sini?!
Remaja : Akting...
Kinal : Kalian udah saling kenal?
Narrator #1 : Iye... Seharusnya nih anak lagi di cerita lain tapi kok malah nongol di sini?
Narrator #2 : Gantiin pemain yang gak hadir kali
Sementara kedua Narrator berdebat, kita cek sebuah pesawat yang sementara terbang menuju bandara. Di dalam pesawat itu, ada seorang penumpang yang terlihat kurang sehat. Salah satu pramugari kebetulan melintas dan melihat penumpang tersebut.
Pramugari : Pak? Apakah bapak baik-baik saja? Apa perlu saya ambilin sendok?
Penumpang : Ha? Kok sendok?
Pramugari : Namanya juga parodi pak...
Penumpang : Ini. Tolong hubungi perusahaan saya... "emergency" *memberi Pramugari sebuah kertas*
Pramugari : *Syok melihat tangan dari penumpang itu mirip seperti mayat*
Kembali lagi ke bandara. Kinal sedang duduk di kursi menunggu jemputan. Di sebelahnya ada remaja yang tadi.
Kinal : Oh iya, kita belum kenalan. Namamu siapa?
Remaja : Sesil! Namanya Kakak Kinal kan?
Kinal : Iya, kok tau?
Sesil : Kak Kinal kan oshi aku!
Hansip #1 : HEY! DI SITU!
Teriakan dari hansip menarik perhatian orang-orang di bandara. Terlihat ada orang yang bertingkah seperti zombie sedang berjalan menuju ke hansip.
Narrator #1 : Kok di bandara ada hansip ya?
Narrator #2 : Namanya juga parodi...
Para hansip sepertinya ragu-ragu untuk mendekati orang yang bertingkah seperti zombie itu. Entah karena bayaran mereka kurang atau mereka baru habis nonton Ultraman (Oke, memang tidak ada hubunganya).
Kinal : Sesil, tunggu di sini ya.
Kinal berlari menghampiri orang yang bertingkah seperti zombie itu lalu mencabut topeng zombie yang dipakai orang itu.
Kinal : Itu sudah kelewatan!
Hansip #1 : Tankep tuh orang!
Para hansip dengan cepat menangkap orang yang tadi. Salah satu hansip lainya datang menghampiri Kinal.
Hansip #2 : Permisi Mbak. Apakah anda terlibat?
Kinal : Tidak Pak. Saya hanya...
Hansip #3 : Kalau begitu anda ikut kami sebagai saksi mata
Hansip #1 : Hey, masih ada satu lagi! *menunjuk ke seseorang yang tidak terlalu jauh*
Terlihat ada seseorang lagi yang bertingkah seperti zombie. Salah satu hansip menghampiri orang itu lalu hansip itu menarik kepala orang itu. Ternyata orang itu tidak memakai topeng. Orang itu menoleh ke hansip lalu menggigit hansip itu.
Hansip #2 : AARGH! LEPASIN DIA!
Semua orang cemas dan gelisah. Hansip #3 melepaskan orang itu dari Hansip #2 lalu menembaki orang itu. Orang (gila) itu terbaring tak bergerak di tanah, begitu juga dengan Hansip #2.
Hansip #3 : Ah sial! Temen kita mati!
Hansip #1 : Erm.... *menunjuk ke orang yang ditembak Hansip #3*
Hansip #3 : *Menoleh ke orang yang ditembaknya tadi*
Ajaib, orang yang tadi masih hidup meski sudah ditembak di dada sebanyak 3x. Hansip #3 menembaki kepala orang itu. Orang itu kemudian mati.
Kinal : MENJAUH!
Hansip #3 : Ha?
Tiba-tiba Hansip#2 bangkit kemudian mengigit Hansip #3. Zombie-zombie mulai bermunculan entah dari mana (sebenarnya Narrator #2 lupa mengunci kandangnya). Seisi bandara jadi panik. Semua orang berlari tak beraturan.
Menara Pengawas (lewat radio) : Perhatian untuk pengunjung bandara! Sebuah pesawat akan segera jatuh. Bagi yang perananya selamat, kami persilahkan menuju ke pintu utama. Sementara untuk yang nanti jadi zombie atau tewas... kami hanya bisa mengucapkan, selamat tinggal dan selamat menempuh hidup baru!
Situasi semakin kacau. Apalagi sebuah pesawat tepat menghantam bandara. Suasana bandara yang tadinya ramai kini menjadi sunyi, gelap dan mencekam. Kinal selamat dari kecelakaan (tragis) itu tanpa luka sedikitpun.
Sesil : Ada... yang bisa bantuin? Halo? Aku kejepit!
Kinal datang mendorong batu-batu yang menjepit Sesil. Suara-suara yang ditimbulkan mereka menarik perhatian zombie. Satu per satu zombie keluar dari bawah reruntuhan. Beberapa zombie juga keluar dari dalam pesawat.
Kinal : Arhg! Gak mungkin! Gak mungkin ini terjadi lagi!
Sesil : Wooow.... *Memfoto beberapa zombie*
Narrator #1 : Kampret lu Bro! Udah gue bilang jangan lupa kunci kandang zombie dari tadi malem!
Narrator #2 : Ngapain juga harus gue kunci? Siapa sih yang berani nyulik zombie?
Narrator #1 : Tapi gara-gara lu mereka kejebak di dalam bandara!
Narrator #2 : Udah, santai! Mereka pasti tetep selamat
Sesil : *Memfoto Narrator #1 dan #2*
Narrator #2 : Woy!
Sesil : Ma-maaf!
***
Beberapa menit
kemudian di luar bandara...
Polisi dan sisa-sisa petugas keamanan bandara (dalam kasus ini, hansip) memblokir semua pintu keluar-masuk Bandara. Beberapa wartawan terlihat sedang terkecoh dengan barikade gerobak jualan yang didirikan oleh beberapa pedagang. Anggota medis sibuk berlari kesana-kemari memeriksa orang-orang yang selamat dari kecelakaan tragis tersebut.
Seorang laki-laki bernama Sumono yang tampaknya anggota detasemen khusus 48 berjalan menghampiri sebuah tenda. Di dalam tenda itu ada anggota lainya lagi yang sedang sibuk menelpon. Ada juga beberapa anggota sedang mengecek senjata masing-masing.
Anggota #1 : Tapi Pak! Anda sendiri sudah mendengar ada 2 orang terperangkap di dalam! *menutup telepon secara kasar* SIAL! *memukul meja*
Narrator #2 : Biasa aja kali, kabel teleponya aja belum kesambung...
Anggota #1 : Ya elah, jangan dibongkar. Mana gue udah akting keren begitu lagi...
Sumono : Nape Zona?
Anggota #1 : Pake nama asli gue aja plis...
Sumono : Iye terserah lu aja Jesi. Kenapa tadi ngamuk kayak gitu?
Jesi menghela napas. Dia menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia tidak mau menjawab pertanyaan dari Sumono.
Jesi : Situasinya bagaimana?
Sumono : Ada beberapa orang yang terinfeksi sempat nongol di depan. Kami sudah mengatasi mereka. Heh, gue merasa kayak lagi main film horror aja. Tapi seriusan nih Jes, menurut lu memangnya ada gak hubunganya kejadian ini sama epidemik zombie?
Jesi : Mungkin....
Narrator #1 : Itu gara-gara partner gue lupa kunci kandang zombie...
Jesi : Tapi yang jelas Pemerintahan sudah mengutus seorang agen khusus untuk kasus ini. Lu bisa tanyakan hal itu ke dia.
??? : Percuma saja, gue gak bakal jawab
Jesi, Sumono dan anggota khusus lainya menoleh ke sumber suara. Seorang laki-laki berdiri sok keren di dalam tenda.
Jesi : Kau siapa?
??? : Twelve
Sumono : Di sini kita tidak diperbolehkan untuk memanggil orang dengan sandi. Nama aslimu?
Twelve : Vidorosvksi Draguvich Genzambawa Getamburo Tagawa Johnson David Macurius Gracius Mills.
Suasana menjadi hening...
Twelve : Kenapa?
Jesi : Oke Twelve, jadi... kamu adalah agen itu?
Twelve : Yoi men! Pake bahasa sehari-hari aja! Gue males dengan bahasa formal!
Sekali lagi suasana menjadi hening... Jesi mengambil peta dan menyingkirkan papan catur yang ada di meja para Narrator.
Jesi : Oke, Jadi pintu masuk ke bandara hanya ada 2. Di sini dan di sini. Kita juga menerima panggilan 911 dari sebelah sini. Cara yang paling bagus, kita akan pake helikopter lalu mendarat di atap dan -
Twelve : Gue cuma perlu 2 orang. Sisanya membantu keamanan di sini.
Jesi : APA?
Twelve : Gue gak mau menambah jumlah korban jiwa. Intinya elu gak mau kan dipaksa membunuh teman sendiri? Lagian, kita masuk bertiga supaya ada gregetnya! *berjalan keluar*
Sumono : Dia pikir dia siapa?! Dia bahkan lebih mirip pelawak daripada agen khusus!
Jesi : Dia adalah agen khusus yang ditugaskan untuk menangani kasus ini. Kita lihat saja apa dia bisa melawak sambil menembak...
Jesi : Oke, Jadi pintu masuk ke bandara hanya ada 2. Di sini dan di sini. Kita juga menerima panggilan 911 dari sebelah sini. Cara yang paling bagus, kita akan pake helikopter lalu mendarat di atap dan -
Twelve : Gue cuma perlu 2 orang. Sisanya membantu keamanan di sini.
Jesi : APA?
Twelve : Gue gak mau menambah jumlah korban jiwa. Intinya elu gak mau kan dipaksa membunuh teman sendiri? Lagian, kita masuk bertiga supaya ada gregetnya! *berjalan keluar*
Sumono : Dia pikir dia siapa?! Dia bahkan lebih mirip pelawak daripada agen khusus!
Jesi : Dia adalah agen khusus yang ditugaskan untuk menangani kasus ini. Kita lihat saja apa dia bisa melawak sambil menembak...
***
Beberapa menit
kemudian...
Twelve, Jesi dan Sumono diturunkan dari gerobak cabe helikopter butut. Mereka bertiga masuk dari atap bandara. Ketika sementara menggeledah, Jesi malah kesasar dan terpisah dari teman-temanya. Jesi memasuki sebuah ruangan. Jesi melihat seorang penjual martabak yang kebetulan nyasar di dalam area syuting.
Jesi : Bang, Martabaknya satu!
Narrator #2 : Ehem.
Jesi : Dibungkus ya Bang! Nanti abis syuting baru saya ambil sama bayar.
Dia memberanikan diri untuk masuk lebih dalam. Di sana dia menemukan seorang pengamen terkapar di atas jerigen. Ketika Jesi mendekat, orang itu mencoba menggigitnya. Untung Twelve dan Sumono yang kebetulan nyasar juga datang dan menarik Jesi menjauh dari orang itu.
Jesi : Heh! Kalian ngapain?!
Twelve : Tadi kebetulan kita lihat ada tukang martabak jadi kita mampir. Eh, kebetulan elu hampir dimakan sama tuh zombie. Berhubung elu kelihatanya gak enak, jadi kita selametin aja lu.
Para zombie mulai bermunculan (sekali lagi, terimakasih kepada Narrator #2 yang lupa mengunci kandangnya). Twelve, Jesi dan Sumono membidik para zombie.
Twelve : Ingat! Tembak mereka dari kepala dan selalu tembak yang menghalangi jalan kita!
Jesi : Bang, Martabaknya satu!
Narrator #2 : Ehem.
Jesi : Dibungkus ya Bang! Nanti abis syuting baru saya ambil sama bayar.
Dia memberanikan diri untuk masuk lebih dalam. Di sana dia menemukan seorang pengamen terkapar di atas jerigen. Ketika Jesi mendekat, orang itu mencoba menggigitnya. Untung Twelve dan Sumono yang kebetulan nyasar juga datang dan menarik Jesi menjauh dari orang itu.
Jesi : Heh! Kalian ngapain?!
Twelve : Tadi kebetulan kita lihat ada tukang martabak jadi kita mampir. Eh, kebetulan elu hampir dimakan sama tuh zombie. Berhubung elu kelihatanya gak enak, jadi kita selametin aja lu.
Para zombie mulai bermunculan (sekali lagi, terimakasih kepada Narrator #2 yang lupa mengunci kandangnya). Twelve, Jesi dan Sumono membidik para zombie.
Twelve : Ingat! Tembak mereka dari kepala dan selalu tembak yang menghalangi jalan kita!
****
Kembali lagi ke Kinal dan Sesil. Mereka bersembunyi di dalam sebuah ruangan bersama beberapa figuran gak penting yang selamat. Suara dari Narrator #2 yang sedang molor dan bunyi tembakan senapan memecah keheningan.
Narrator #1 : Kok susara dengkuran partner gue mirip ikan paus yang lagi sekarat ya?
Kinal : Itu suara tembakan kan? Berarti ada yang datang! Kita harus mengecek!
Sesil : Kak Kinal jangan keluar! Sesil takut!
Kinal : Hey, kamu harus kuat
Sesil : Oke Kak! Tapi jangan lama-lama ya!
Kinal : Apa ada yang bisa kita pakai sebagai senjata?
Kru parodi #1 : *Melemparkan sapu ijuk ke Kinal*
Kinal : Ya elah... Gue bukan Ve. Mana gue tau cara mengubah sapu ijuk jadi sapu runcing?!
Kinal keluar dari dalam ruangan. Ketika baru melangkah beberapa langkah saja, sebuah lampu dari senapan tepat diarahkan ke kepalanya. Kinal jadi tidak bisa melihat dan malah kepleset. Tiba-tiba sebuah tembakan dilepaskan ke zombie yang ada di belakang Kinal.
Twelve : Lho? Ki run?
Kinal : Kinal!!!
Twelve : Iye, itu maksud gue! Ngapain lu di sini?!
Kinal : Gue baru mau tanya begitu sama elu.
Twelve : Oke Ki...
Kinal : Kinal
Twelve : Iye yang itu... Bawa yg lain, kita bakal keluar!
****
Beberapa menit
kemudian di luar bandara...
Twelve dan Jesi berhasil membawa Kinal, Sesil dan figuran gak penting lainya keluar. Sayangnya, Sumono tewas digigit zombie. Kebetulan ketika mereka berhasil keluar, militer baru saja tiba dan langsung menyerbu masuk dengan kerennya. Mereka memecahkan pintu kaca (supaya kelihatan eksis).
Ternyata, Kinal baru mengetahui jika ada anti-virus. Kebetulan truknya baru saja sampai tapi malah meledak. Ketika Jesi dan Twelve sedang menyelidiki... Kinal tiba-tiba menemukan sebuah petunjuk yang membawanya ke sebuah perusahaan obat yang baru saja buka.
Kebetulan perusahaan itu sedang terbuka untuk publik tapi satu-satunya pengunjung hanya Kinal. Kinal masuk dipandu oleh seorang pegawai yang menjelaskan segala sesuatu. Ketika sementara menjelajahi perusahaan, tiba-tiba saja sebuah bom meledak.
Kinal sempat pingsan. Ketika dia bangun. Perusahaan sudah dipenuhi zombie-zombie kelaparan yang mondar-mandir mirip setrikaan.
Narrator #1 : Oy, Lu lupa ngunci kandang yang satunya lagi ye?
Narrator #2 : Ha? Memangnya ada satu kandang zombie lagi ya?
Narrator #1 : Lupakan saja....
HPnya Kinal berdering. Kinal mengecek, ternyata sms togel nyasar. Tak lama teleponnya kembali berdering, ternyata Twelve yang menelepon.
Twelve : Halo Ki! Elu di mane?
Kinal : Gue enggak tau nama tempatnya. Lacak aja telepon gue bisa kan?
Twelve : Oh iya ya... Ya udah bentar! Gue dan Jesi datang!
Berbekal sapu ijuk, Kinal berjalan mencoba mencari jalan keluar sambil menghajar zombie-zombie yang ada. Tapi dia malah nyasar. Entah berapa lama dia nyasar, tiba-tiba dia bertemu dengan Kopral Jono Twelve dan Jesi.
Kinal : Kenapa kalian lama?
Twelve : Sori, tadi waktu dalam perjalanan kita ketemu tukang martabak deket counter pulsa. Jadi kita mampir dulu buat beli martabak dan pulsa.
Sebua monster ganas berlari melewati mereka bertiga.
Twelve : Kampret! Mendingan kita berpencar buat nyari tuh makhluk! Jesi, lu ke Selatan! Kinal, lu ke ruang kendali di lantai 5! Gue bakal nyari di taman kecil yang di dalam pabrik!
Kinal & Jesi : Oke!
Twelve : Sebelum itu... *buka laptop, update status facebook, tutup laptop* Oke! Laksanakan!
Mereka bertiga berpencar. Awalnya Jesi yang bertemu monster ganas (yang lepas dari kandang zombie). Terjadi pertarungan yang sengit tapi Jesi berhasil dipojokan. Ketika Jesi akan dihajar monster itu, tiba-tiba Twelve datang.
Twelve : HEY !
Monster : *Menatap Twelve*
Twelve : Sebelum kau menyakiti dia! Hadapi aku dulu!
Monster : GRAAAAA! *Berlari ke Twelve*
Twelve : Bentar kampret!
Monster : ???
Twelve : *Buka laptop, update status facebook, main twitter, tutup laptop* Oke! Ayo sini kalo berani!
Terjadi sebuah pertarungan antara Twelve dan monster. Pertarungan mereka berdua bahkan tidak memenuhi standar film action karena gaya berkelahi mereka lebih ke arah film komedi.
Sementara itu, Kinal baru saja sampai di ruang kendali. Di sana dia mengetahui segala sesuatu tentang pabrik itu. Ternyata pabrik ini diam-diam menyelundupkan virus T dan saudaranya virus G. Dari ruang kendali, Kinal juga melihat pertarungan antara Twelve dan monster.
Sistem keamanan mendeteksi monster itu. Sistem keamanan mengaktifkan mode meledakan diri.
Kinal (pakai microphone) : Twelve, Jesi! Fasilitas akan meledakan diri dalam waktu 15 menit!
Twelve : Oke! Bentar! *buka laptop, update status lagi, tutup laptop kemudian berlari ke Jesi*
Twelve dan Jesi berlari mencoba keluar, begitu juga Kinal. Mereka bertiga kembali bertemu di dekat pintu keluar. Monster ganas mengikuti mereka. Kinal tidak sengaja menjatuhkan sapu ijuk ketika sementara berlari. Monster ganas itu terpleset sapu ijuk.
Tepat ketika Twelve, Jesi dan Kinal keluar... Pabrik itu meledakan diri. Secara efektif membunuh monster ganas, zombie serta virus yang ada di dalamnya.
Twelve : Whoo yes! Selesai sudah!
Kinal menoleh ke pabrik yang sudah hancur lebur.
Kinal : Semoga saja virus mereka berakhir dengan kejadian ini.
Twelve : Ngomong-ngomong kenapa tokoh utama dari parodi kali ini elu? Biasanya Ve yang main.
Kinal : Tanya ke Leaper.
Twelve : Hm...
Kinal : Ngomong-ngomong *melihat penjual martabak lewat*... Kayaknya lu belum bayar martabak tuh.
Twelve : ASTAGA! Gue lupa!
Twelve berlari mencari penjual martabak. Semua kru menertawai Twelve. Sementara itu, tanpa sepengetahuan para kru. Ada sebuah gerbang dimensi terbuka, Sesosok tengkorak berjalan mengambil potongan dari monster ganas kemudian menghilang tanpa jejak.
Kinal : *Membaca deskripsi di atas, menepuk jidat* Astaga... Sekuel?!
*Lagu Heros comeback dari Nobodyknows terdengar*
The End (?)
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar