Jumat, 05 April 2013

[Parodi] Resident Vevil 3 : Extinction

*Lagu Iwak Peyek terdengar*

Halo Sobat Readers!

  Leaper hadir di sini (lagi) menemani kalian. Gue mempersembahkan Sobat Readers sekalian lanjutan dari Resident Vevil 2 dan  Resident Vevil.

Sori kalo telat. Soalnya gue harus nyari filmnya dulu (dan hasilnya, gak dapet)... Mungkin lebih tepatnya, gue harus memahami jalan ceritanya dulu biar parodinya dikit panjang lah.

Sebelum gue mulai, pasti ada yang tanya mengapa gue memainkan lagu Iwak Peyek di postingan yang bertema zombie ini. Yah, gue sendiri gak tau kenapa harus lagu itu yang gue putar. Oke, sebelum gue off-topic ke arah infotaiment, selamat membaca lanjutanya!


******

Resident Vevil 3 : Extinction

  Ve membuka matanya. Dia berada di dalam sebuah ruangan. Ketika dia berdiri, tiba-tiba muncul beberapa laser yang tampaknya bisa memutilasinya. Dengan lincah, Ve menghindari laser-laser itu. Sukses menghindar, Ve sekarang mencoba mencari jalan keluar. Tiba-tiba dia melihat sebuah film yang berjudul Phobia 2 sedang dimainkan dalam bentuk layar tancap holografik.

Saking serunya film (horror) itu, Ve tidak menyadari kalau ada Owa Jawa zombie di belakangnya. Zombie itu menggigit Ve sampai tewas. Tiba-tiba muncul 2 orang yang memakai pakaian anti radiasi. Salah satu dari mereka menembak zombie yang tadi di kepala. Zombie itu jatuh, tewas (lagi). Kedua orang itu berjalan mendekati (mayat) Ve. Di belakang pakaian 2 orang itu ada tertera logo perusahaan Umbrella.

Orang misterius #1 : Jiah, mati lagi...

Orang misterius #2 : Kayaknya semua kloningnya Ve gak sekuat Ve yang asli ya...

Orang misterius #1 : Yoi. Ya udah, kita buang mayatnya aja... Masih banyak kloning yang harus kita tes lagi.

Kedua orang itu membuang mayat kloning Ve itu di sebuah tumpukan mayat kloning-kloning Ve lainya yang sudah menjulang tinggi.

Narrator #1 : Oh, jadi yang tadi itu cuma kloningnya Ve doang ya?

Narrator #2 : Elu gak baca naskahnya sebelum kita mulai syuting?!

Narrator #1 : Gak sempet... tadi gue kebelet sih...

Narrator #2 : Parah lu, cuma manjangin durasi doang! Lanjut!

Ternyata, perusahaan Umbrella berhasil mendapatkan sampel darah dari Ve dan mereka berniat untuk menciptakan kloning Ve. Penelitian (suram) ini dilaksanakan di fasilitas rahasia bawah tanah yang terletak di tengah-tengah gurun. Pintu masuk fasilitas ini dibentuk seperti gubuk. Fasilitas ini dikelilingi oleh zombie-zombie yang tidak bisa menembus pagar mematikan yang dibuat oleh Umbrella yaitu pagar yang terbuat dari pohon tomat.

Narrator #2 : Virus T sudah menyebar ke seluruh dunia. Dengan cepat, seluruh dunia menjadi tandus. Sementara itu, di suatu gurun. Ve yang asli sedang mengendarai motornya di tengah-tengah jalan yang sepi.

Narrator #1 : Bentar bray, gue bingung aja. Di naskah tertulis kita syutingnya di Prancis.

Narrator #2 : Terus?

Narrator #1 : Kok mirip perempatan Ciamis sih?

Green_Leaper sebagai penulis : Prancis = Perempatan Ciamis

Narrator #1 : Kampret lu. Gue kirain kita beneran ada di Prancis!

Green_Leaper sebagai penulis : Emangnya lu mau kalau parodi ini dipenuhi zombie-zombie yang pacaran?!

Narrator #1 : Jiah... Najis gue.... Mending gue bunuh diri aja...

Green_Leaper sebagai penulis : Lanjutin ceritanya lah. Gue yakin Sobat Readers udah gak sabar buat menyambut Ve.

Narrator #1 : Oke, oke....

  Di tempat lain, Ve berhenti di sebuah pom bensin yang kosong dan sepi. Dia berniat untuk mengisi bahan bakar. Ketika sementara mengisi bahan bakar sendirian, tiba-tiba ada yang menepuk kepala Ve dari belakang. Dengan cepat Ve mencabut pistolnya lalu menoleh ke belakang sambil mengacungkan pistolnya.

Tukang Nasi Goreng : Ampun Neng! Jangan tembak saya!

Ve : *menghela napas* Kirain.... Bang, kenapa jualan di sini?

Tukang Nasi Goreng : Oh, saya enggak jualan! Saya pengen ngisi bahan bakar buat gerobak saya aja

Ve : Lho? Bukanya gerobaknya abang pake tenaga manusia?

Tukang Nasi Goreng : Iya Neng saya tau. Saya cuma disewa aja sama yang namanya Leaper. Disuruh ngomong kayak gitu.

Ve :*menghela napas* ....

Ve tiba-tiba mendengar sesuatu dari dalam gedung pom bensin. Dengan hati-hati dia masuk dan menggeledah gedung itu. Satu per satu ruangan digeledahnya (kecuali toilet pria... bau men). Sampai di sebuah kamar, dia menemukan sebuah mayat yang dikerumuni lalat-lalat. Kemungkinan mayat itu adalah pemilik pom bensin dan tidak ada hubunganya dengan kasus LP cebongan sama sekali.

Narrator #1 : Di tangan mayat itu, ada sebuah pete. Ve kemudian mengambil pete itu.

Ve : Ha? Pete?

Narrator #1 : Oh maaf, maksud gue. Peta

Dengan hati-hati, Ve mengambil peta itu. Sukses mengambil peta, Ve membuka peta itu. Melihat isi peta itu, ekspresi Ve berubah drastis menjadi kebingungan.

Narrator #2 : Lu kenapa?

Ve : Ini ceritanya gue ada di mana?

Narrator #2 : Kalo menurut naskah sih, elu ada di Amerika...

Ve : Tapi ini peta kota Jakarta!

Narrator #1 : Kayak gak tau kerjaan Leaper aja....

Green_Leaper sebagai penulis : Udahlah, anggap aja itu peta kota Amerika... Gue gak sempat ke toko semen buat nyari peta Amerika

Narrator #1 : Ya elah... Peta dicari di toko semen...

Green_Leaper sebagai penulis : Kalo nyari di toko buku udah mainstream Bro!

Narrator #1, #2, dan Ve : .........................

Green_Leaper sebagai penulis : Ya udah, kita lanjutkan aja ceritanya. Sobat Readers udah gak sabar pengen melihat zombie yang dibunuh.

  Sementara itu, di sebuah jalan yang sepi. Sesosok zombie sedang berdiri di tengah jalan....

BRUAK!

Zombie itu ditabrak oleh sebuah kendaraan konvoi yang ugal-ugalan. Konvoi dari orang-orang yang tidak terinfeksi virus H5N1 T itu dipimpin oleh Stella.

Stella : Eh Twelve? Lu baru nabrak zombie tuh

Twelve : Terus gue harus breakdance sama pocong gitu?

Stella : Katanya elu bisa nyetir... Kok ugal-ugalan banget?

Twelve : Gue cuma jago nyetir kendaraan militer. Kalo kendaraan sipil sih... gue gak pernah lulus uji SIM

Stella : Ya elah, padahal jalanan kan sepi... Nabilah aja bisa nyetir sambil tutup mata dan tanpa tangan dan kaki. Hasilnya? Dia enggak nabrak apa-apa tuh.

Twelve : Kata-katamu mengalihkan duniaku...

Nabilah : Ini tujuan kita sebenarnya ke mana sih Kak?

Stella : Kalo menurut naskah ngaco ini, kita bakal berhenti di toko di depan.

Sesuai dengan perkataan Stella (yang membaca naskah), Konvoi berhenti di depan toko. Ada sebuah papan bertuliskan "Diskon besar-besaran di bagian pakaian dan makanan!".

Twelve : Kampret... feeling gue mengatakan kalo para cewek gak kuat melawan kata "Diskon"...

Stella : Wah diskon...

Twelve : Dalam kondisi dunia yang udah sekarat gini... gue rasa semua barang diskon 100%...

Stella : Benar juga... Kita udah nyetir seharian... Kita buat kamp di sini aja.

Stella, Twelve dan Nabilah turun dari mobil. Seluruh anggota konvoi juga turun. Stella mengumpulkan seluruh anggota konvoi.

Stella : Oke, kita bakal membuat kamp di sini. Tapi seperti biasa... Kalian tau kan apa yang harus kita lakukan ketika akan membuat kamp dalam kondisi dunia yang sekarat ini?

Anggota Konvoi yang Bego : Foto bareng?

Stella : Iya... cuma kayaknya gak ada zombie di sini...

Twelve : Ahem... Serius...

Stella : Maksud gue, kita harus memastikan keadaan sekitar kita ini aman atau tidak. Twelve, elu ada rencana?

Twelve : Yap, gue perlu 3 orang buat membantu gue menggeledah toko itu. Kita pastikan kalau toko itu bersih dari infestasi virus T. Kemudian kita mengecek lagi apakah masih ada barang-barang di dalam toko yang bisa dipakai atau tidak, lalu kita melaporkan hasilnya ke Stella. Nanti kita akan masuk lewat pintu depan saja. Gue tidak mau memakai teknik flanking karena... Bentar, masih ada yang ngerti gak nih?

Seluruh anggota konvoi menggelengkan kepala mereka.

Twelve : *Menghela napas* Oke... Singkatnya, gue dan 3 orang masuk lalu menggeledah toko lalu melapor ke Stella. Ngerti?

Seluruh konvoi : Oh...

Nabilah : Kakak juga sih, ngomongnya kepanjangan...

Twelve : Nabila, Bawaan waktu gue masih jadi anggota pasukan khusus

Nabilah : Iiiih, namaku pake "H" !

Twelve : Bodo amat

Nabila cemberut.

DOR!

  Terdengar sebuah tembakan. Seluruh anggota konvoi melihat ke sumber suara.

Rica : Maaf, gak sengaja....

Narrator #2 : Melihat Nabila cemberut. Stella, Kinal, Rica, dan beberapa anggota konvoi lainya mengeroyok Twelve.

Twelve : Mampus dah gue...

Twelve dikeroyok oleh beberapa anggota konvoi...

Twelve : Kenapa nasib gue sial banget ya?

Rica : Jadi, selain elu... siapa 3 orang lainya?

Twelve : Ada yang mau jadi relawan?

Seluruh anggota konvoi diam. Nabilah mengankat tangan dengan semangat.

Nabilah : Aku Kak! Aku Kak! Aku Kak!

Twelve : Jangan, elu masih kekecilan...

Nabilah : Yah Kakak....

Rica : Gue

Kinal : Gue juga

Twelve : Pfft... Gue perlu cowok minimum 1 orang aja... Ayo! Yang merasaka laki! Mana tangan lu HA?! Masa kalah sama makhluk astral?!

Kinal dan Rica : *menatap Twelve*

Twelve : Maksud gue, masa kalah sama cewek?!

Anggota Konvoi yang Bego : Gue!

Twelve : Sip! Nama lu siapa?

Anggota Koncoi yang Bego : Panggil aja.... Jaka

Twelve : Sip.

Mereka berempat masuk ke toko. Di dalam, barang-barang secara tidak rapi tersebar di seluruh ruangan. Sudah jelas ini menunjukan kalau yang menjaga toko ini selalu minum miras setelah merapikan semua  daganganya.

Twelve : Oke, gue sama Jaka bakal geledah bagian kiri. Rica, elu sama Kirun g-

Kinal : Kinal....

Twelve : Ya pokoknya elu sama Rica geledah bagian kanan. Berg-

DOR!

Twelve, Jaka dan Kinal menoleh ke Rica

Rica : Maaf, gak sengaja...

Twelve : Tch.... Berpencar!

Mereka berpencar sesuai dengan rencana Twelve. Duo mayat Twelve dan Jaka menggeledah bagian kiri sementara duo maut Kinal dan Rica menggeledah bagian kanan. Ketika sementara menggeledah, Jaka melihat di cermin. Ada zombie di depanya. Jaka mengeluarkan pistolnya dan berbalik kebelakang. Dia kaget. Pertama karena dia tiba-tiba ingin makan jengkol dan kedua, dia tidak melihat zombie.

  Ini berarti, yang dikiranya sebagai bayangan cermin tadi adalah zombie asli. Jaka melihat ke belakang. Suram, zombie itu sudah mendekatinya. Bukanya malah mengacungkan pistolnya ke zombie, Jaka malah berteriak seperti orang yang kehilangan sendal jepit... Bukan, lebih mirip orang yang kepalanya ditimpuk pakai durian.

Tiba-tiba saja Twelve berlari dan menarik Jaka ke belakang. Dengan gaya ala boyband gagal rekaman, Twelve membidik kepala zombie itu. Ketika Twelve akan menembak, Jaka yang masih ketakutan malah memeluk Twelve erat-erat. Saking eratnya, Twelve jadi tidak dapat menembak.

Jaka : AAAAAAAAA! TOLONG!!!!!!

Twelve : Jaka! Ugh, lepas woy! Gue gak bisa nembak!

Jaka : TOLONG!!!!!!

Twelve : WOY LEPASKAN GUE BEGO!!!!

Zombie yang tadi semakin mendekat dan semakin dekat.

Twelve : JAKA! LEPASIN GUE ATAU GUE TEMBAK LOE!

Jaka : TOLONG!!!!

Twelve : ZOMBIE CUMA MAKAN ORANG YANG ADA OTAK, ELU AMAN!!!!

Jaka semakin panik. Ketika zombie akan menerkam mereka berdua, tiba-tiba zombie itu berhenti dan hanya menatap mereka berdua. Mungkin di mata zombie itu, Twelve dan Jaka sudah terlihat seperti sepasang homo yang sedang berpacaran atau mungkin di mata zombie itu, mereka berdua memang tidak punya otak.

Kinal yang mendengar teriakan Jaka, berlari menyusuli Twelve dan Jaka.

Kinal : Twelve! Jaka!

BRUAK

Secara tidak sengaja, Kinal menabrak Twelve yang sedang dipeluk Jaka. Mereka berdua (Twelve dan Jaka) jatuh dan secara tidak sengaja... berciuman.

Twelve : Cuih *membuang ludah, membersihkan mulutnya* Kampret! JAKA! GUE BAKAL BUNUH LU!

Jaka : ARGH! Bibir gue membusuk!!!! Gue tertular HIV!!!!!

Kinal : Kalian... berdua... *syok*

Kinal kaget, Zombie yang tadi kaget, para Narrator kaget, Green_Leaper kaget, Jokowi kaget, supir pribadinya Om Muhaidin juga ikut-ikutan kaget. Ketika semua orang sedang nonton Heavy Rotation di layar tancap kaget, Zombie yang tadi mengalihkan perhatianya ke Kinal. Dengan cepat, zombie itu menggigit leher Kinal.

Kinal : Argh!

Twelve : Kirun!!!! TIIDAAAK!!! *mengalihkan perhatianya ke Jaka yang masih memeluk kakinya* Jaka! Lepasin gue kampret!!!

Kinal : Nama... Gue... Kinal...

Ini adalah situasi genting (teraneh). Zombie sementara menggigit Kinal, Kinal mencoba mendorong zombie yang menggigitnya, Twelve tidak bisa membidik zombie karena Jaka yang histeris, para Narrator sibuk bermain catur, dan Green_Leaper sibuk bertarung breakdance habis-habisan dengan pocong di atas rumahnya.

DOR!

Sebuah peluru melesat dan menembus kepala zombie yang menggigit Kinal. Semua orang melihat ke sumber suara. Ternyata Rica...

Rica : Maaf, gak sengaja...

 Jaka melepaskan pelukanya karena dia tidak panik lagi. Langsung dia dihajar oleh Twelve. Kinal jatuh di tanah sambil menutupi luka di lehernya dengan tanganya. Rica berlari menghampiri Kinal.

Rica : Kapten! Lu enggak apa-apa kan?

Kinal : Kok tiba-tiba gue berasa dingin ya?

Rica : Sori, gue tadi baru pegang es batu

Kinal : ...... *semakin pucat*

Rica : Nal? Elu kenapa?

Twelve : Virus T.... Kirun terinfeksi... Dia bakal jadi zombie

Kinal : *dengan lemas* Kinal....

Twelve : Iya... Maksud gue Kinal...

Rica : Di konvoi... Apa ada anti-virusnya ?

Twelve : *menggeleng-gelengkan kepalanya* Gue bakal cari medis.

Twelve berlari keluar menghampiri konvoi.

Stella : Twelve? Situasinya?

Twelve : Gue, Jaka, Rica dan satunya lagi sudah menggeledah areanya. Kita dapet 1 zombie. Udah Rica tangani. Tapi Ki... ehm... Siapa namanya?

Stella : Kinal?

Twelve : Aha! Iya! Kinal digigit di leher. Dia perlu tukang es cendol sekarang!

Stella : Tukang es cendol?! Twelve... offtopic banget

Twelve : Parodi Bro!

Stella : *Menghela napas* Medis, ikuti Twelve! Sisanya kecuali Nabilah, dirikan kamp!

Nabilah : Gue ngapain Kak?

Stella : Broadcasting...

Nabilah : Broadcasting CD baru kita?

Stella : Bukan, broadcasting parodi film Terminator alias Terminal motor.

Nabilah : Apa?!

Stella : Gue bercanda doang, broadcast tentang keberadaan kita. Biar bagaimanapun, masih ada orang di luar sana yang selamat. Siapa tau aja tiba-tiba broadcast kita dijawab Obama atau member JKT48 yang lain.

Nabilah : Oke Kak!

  Kembali ke dalam toko. Kinal sedang diobati oleh medis yang penampilanya lebih mirip dengan Wiro Sableng daripada seorang petugas medis. Di sebelahnya, Rica dan Twelve sedang cemas memperhatikan kondisi Kinal.

Narrator #1 : Lho? Udah nyampe di mana nih ceritanya?

Narrator #2 : Terus Kinal kenapa?

Twelve : Ya elah, duo Narrator baru nongol sekarang... Kinal kegigit

Narrator #2 : Ha?! Padahal adengan gigit-menggigit itu enggak ada di naskah!

Twelve : Bukanya zombie-zombie yang dikumpulin Leaper itu zombie asli dari berbagai belahan dunia akhirat?

Narrator #1 : Iya sih... Waduh, gimana nih?!

Narrator #2 : Kampret, kalo Kinal jadi zombie bisa gawat nih...

DOR!

Semua orang melihat ke sumber Rica...

Rica : Berisik lu semua!

Narrator #1 & 2 : *kabur takut ditembak Rica*

Rica : Gimana kondisinya?

Medis : Heh... Gue cuma bisa menutup luka di lehernya tapi virusnya enggak bisa gue obatin. Kita perlu anti-virusnya. Permisi.

Petugas medis berjalan meninggalkan mereka bertiga.

Rica : Nal, bertahan lah Kapten! Gue janji gue bakal nyari anti-virusnya. *Menahan air matanya*

Kinal : *Dengan lemas* Dingin....

Rica : *Menatap Twelve* Eh, ngomong-ngomong gue belum tau nama lu.

Twelve : Emangnya kalo elu tau nama gue terus Kinal bisa sembuh?

Rica : Harapan gue sih gitu... Tadinya gue pengen para Narrator ngomong kayak gitu.

Twelve : Oh iya, omongan para Narrator dan Leaper selalu terjadi...

Kinal : *Dengan lemas* Twelve, elu mau enggak kalo ngasih tau nama elu yang asli?

Twelve : Panggil aja Twelve

Kinal : *Dengan lemas* Plis, demi gue. Gue pingin gue tau  nama dari orang yang nanti bakal tembak gue kalo gue berubah jadi zombie

Rica : Nal! Gue enggak bakal biarin elu jadi zombie!

Kinal : *Dengan lemas (gue mulai capek nulisnya)* Ric... tolong Ric... Gue pengen dengar jawaban dari Twelve

Twelve : Okelah, nama gue... Vidorosvksi Draguvich Genzambawa Getamburo Tagawa Johnson David Macurius Gracius Mills.

Kinal : *Semakin pucat*

Twelve : Napa?

Kinal : *Dengan lemas* Twelve, kalo gue jadi zombie. Elu mau kan buat nembak gue?

Twelve : Sori Nal, gue lebih suka senjata daripada cewek. Lagian enggak mungkin buat gue nembak zombie walaupun zombienya cantik.

Rica : Bukanya elu homo dengan si Jaka?

Twelve : Pffft... Jangan dibahas lagi dah!

Kinal : *Dengan lemas* Bukan nembak kayak menyatakan cinta... Tua amat sih pikiran lu... Gue enggak mungkin mau sama elu.

Suasana menjadi hening sesaat... Twelve merasa tiba-tiba dirinya menjadi kalah ganteng daripada Bruce Lee. Rica melihat keluar. Terlihat konvoi sepertinya sedang membagi-bagikan makanan dan minuman.

Rica : Eh, Nal... *Menghapus air matanya* Kayaknya konvoi udah bagi-bagi sembako. Kita makan dulu ya

Kinal : *Dengan lemas* Iya, kebetulan gue udah laper.

Twelve : Gue enggak yakin kalo itu pertanda bagus...

Mereka bertiga keluar dan duduk bersama anggota konvoi yang lain yang sementara makan. Seorang anggota konvoi memberi mereka bertiga makanan. Melihat kondisi Kinal, Stella juga tampak kawaktir. Bisa dilihat dari raut wajahnya yang begitu galau.

Sementara Twelve masih emosi atas kebegoan Jaka. Twelve menatap Jaka dengan tatapan dingin. Jaka hanya membalasnya dengan nyengir gak jelas. Kita bisa tau bahwa ini adalah saat-saat di mana Twelve ingin menjadi seperti manusia api. Sayangnya, dia lebih cocok menjadi tukang bayam di RT sebelah atau paling tidak, menjadi mister cepe di pancoran.

Rica : Stell, Nabilah mana?

Stella : Di van radio. Broadcasting. Gue udah anterin makanan buat dia. Tadi gue pengen gantiin dia tapi dia enggak mau.

Rica : Oh...

Tiba-tiba Nabilah keluar dari dalam van lalu berteriak..

Nabilah : Kak! Ada sesuatu muncul di radar!

Stella : Sejak kapan Nabilah tau cara memakai radar di dalam van? Siapa yang ngajarin?

Twelve nyengir gak jelas...

Stella : Gue enggak heran. *mengalihkan perhatianya ke Nabilah* Nab! Kenapa?

Nabilah : Di radar, ada gambarnya Kak Kinal!

Twelve : Sori, gue lupa beresin van itu dari kemaren. Biarin aja Nab. Bentar gue beresin.

Seorang anggota konvoi yang duduk di atas kendaraan tiba-tiba ikut-ikutan berteriak...

Anggota konvoi tanpa nama : GAGAK!

  Segerombolan burung gagak yang ganas menyerang seluruh konvoi. Situasi langsung berubah menjadi kacau galau balau. Seluruh anggota konvoi mulai panik. Ada yang berlari masuk ke dalam toko. Ada yang malah bersembunyi di bawah kendaraan konvoi. Ada yang bersembunyi di dalam kendaraan konvoi. Ada yang malah mencoba menembak gerombolan gagak yang ganas.

Di tengah-tengah kepanikan, Stella, Rica, dan Twelve berlari membawa masuk Kinal ke dalam bus. Nabilah berlari masuk ke dalam van radio. Jaka? Dia malah bernyanyi "Tak Gendong". Beruntung suara jeleknya membuat gerombolan gagak kehilangan nafsu makan. Lagipula, gerombolan gagak itu hanya mau memakan orang yang mempunyai otak (di mata mereka).

Bus yang dinaiki oleh Rica, Stella, Twelve dan Kinal diserang. Beberapa ekor burung gagak mencoba memecahkan jendela.

Stella : Seseorang harus memakai flamethrower buat mengusir gagak itu!

Twelve : Usul! Kenapa kita tidak memberi Jaka maik? Suaranya yang sumbang bak ayam kampung yang dikeroyok warga kota Cilacap sudah lebih dari cukup untuk membuat kita semua kehilangan nafsu makan dan semangat hidup!

DOR

Sebuah peluru melesat hampir mengenai Twelve. Semua orang melihat ke Rica

Rica : Maaf, gak sengaja

Twelve : *sok cuek* Jadi gimana?! Usul gue diterima enggak nih?!

Stella : Usul ditolak! Seseorang harus menyala-

Kinal : *Dengan lemas* Na-Nabilah!

Mereka berempat mengalihkan perhatian mereka ke van radio. Van itu diserang habis-habisan oleh gagak. Tanpa pertolongan, Nabilah yang bersembunyi di dalam bisa tewas dipatok gerombolan gagak.

Twelve : Kampret! Gue sih bisa aja menyelamatkan Nabilah dan menyalakan api pake flamethrower tapi gue enggak bisa melakukan kedua-duanya!

Kinal : *Memaksakan diri* Gue... bakal... nyelametin... Nab...

Twelve : Lha?! Elu yakin? Gue enggak dibayar buat nyelametin elu dan gue enggak mau kalo elu jadi zombie beneran!

Kinal : Jangan... ngeremehin... gue... Bro... *mengkokang pistol*

Rica : Aduh... kaki gue tiba-tiba keram...

Twelve : Ya udah, gue bakal lari ke flamethrower. Kinal bakal menyelamatkan Nabilah...

PRANG!

Kaca jendela depan bus pecah. Beruntung Stella dengan cepat memblokade kaca dengan tumpukan besi yang entah dari mana asalnya.

Stella : Ric! Elu lindungi Kinal dan Twelve! Gue bakal coba untuk menahan barikade ini!
Twelve : *Gemetaran dan keringat dingin* Ric... Ja-

DOR!

Rica : Maaf, gak sengaja

Twelve : Ric, jangan sampai elu "gak sengaja" menembak gue ya?

Rica : Tenang aja...

Twelve : *Tampang ragu-ragu* Oke... Elu tembak aja yang sangat mengancam keberadaan kita berdua.

Kinal dan Twelve keluar lewat pintu belakang. Rica melihat dari dalam bus dan bersiap di pintu belakang. Kinal dengan gesit (walaupun sedang sakit) berhasil membunuh beberapa ekor gagak. Sayangnya, Kinal sekarang juga terjebak di dalam van.

Twelve dengan gaya ala boyband gagal rekaman berlari ke flamethrower di sebuah atap kendaraan konvoi. Ketika hendak dinyalakan, beberapa ekor gagak mengganggunya dengan cara berjualan jengkol di depan Twelve.

Rica disibukan dengan beberapa gagak yang menghalangi pintu belakang bus.

  Stella berpikir inilah akhir dari kisah hidupnya dan teman-temanya. Mereka akan tewas dipatuk gagak dan kemudian akan menjadi zombie. Suram... Dia berharap semoga saja yang akan menjadi pahlawan. Seperti Jaka Tingkir. Sayangnya, kondisi sangat tidak memungkinkan untuk pahlawan-pahlawan seperti itu untuk hadir jadi, dia lebih berharap tiba-tiba ada hansip yang tidak sengaja lewat lalu mengusir semua burung-burung gagak ganas itu.

Narrator #2 : Di saat harapan sepertinya tidak ada lagi..

Narrator #1 : Di saat lampu juga sedang mati..

Narrator #2 : Apa hubunganya?!

Narrator #1 : Gak ada sih... gue cuma manjangin durasi aja...

Narrator #2 : Di saat harapan seper-

Tiba-tiba Veranda muncul dengan mengendarai motornya. Dia melaju dengan kecepatan yang kencang lalu melompat ke atap kendaraan konvoi yang ada flamethrowernya. Dengan gesit dan cepat, dia membunuh burung-burung gagak yang "mengganggu" Twelve lalu dia menyalakan flamethrower itu.

Walaupun terdengar tidak masuk akal, Ve berhasil membunuh SEMUA burung gagak yang menyerang konvoi. Lebih hebatnya lagi, apinya tidak melukai SEORANGPUN walaupun Ve hanya sembarangan menyemburkan apinya.

Narrator #2 : Kondisi kembali aman dan Ve sempat disambut sebagai hansip.

Ve : .....

Seluruh anggota konvoi yang masih hidup menghampiri Ve. Stella dan Rica juga ikut menghampiri.

Twelve : Weh, Ve JKT48! Elu memang malaikat penyelamat! Masih inget gue enggak?

Ve : Ah, makasih. Ehm... kamu siapa ya?

Twelve : Twelve! Elu inget kan waktu parodi pertama?

Ve : Sori, gue enggak inget

Twelve : Kenyataan pahit yang buat gue mau nangis... Baru pertama kali gue gak diingat sama cewek...

Seluruh anggota konvoi : Bersorak untuk pahlawan kita!

Anggota konvoi #1 : Siapa namanya?

Ve : Nama gue V-

Seluruh anggota konvoi : TSUBASA!

Ve : .........

Diantara kerumunan sisa anggota konvoi yang masih hidup. Ve melihat teman-temanya. Dia langsung turun dari atap kendaraan dan menghampiri Stella dan Rica. Mereka bertiga berpelukan. Sekilas, sudah mirip teletubies versi Indonesia.

Ve : Rica, Stella!

Stella & Rica : Ve!

Tiba-tiba Kinal dipapah oleh Nabilah bergabung.

Nabilah : Kak Ve!

Kinal : Ve!

Ve : Nabilah! Kinal!

Jaka : Jaka!

  Suasana menjadi hening. Jaka ditimpuk pake koran oleh Twelve...

Narrator #1 : Heroik... Kalo Ve jatuh pingsan bakal lebih heroik lagi nih moment

  Veranda secara tiba-tiba langsung jatuh pingsan...

Narrator #1 : Ups... *tutup mulut*

Narrator #2 : Mendingan elu sama gue mulai sekarang bicara yang diperlukan aja deh. Gue udah keringat dingin dari tadi takut Kinal jad... Enggak ah...

  Beberapa menit kemudian, Veranda siuman (bukan siluman). Dia terbaring di atas kasur.

Nabilah : Kak Ve!

Ve : Nab, gue dimana?

Nabilah : Di dalam toko.

Ve : Gue udah pingsan berapa lama? Terus mana yang lain?

Nabilah : Baru sekitar 30 menit aja. Yang lain lagi menguburkan yang meninggal.

Ve : Gue harus ketemu sama pimpinan konvoi.

Nabilah : Oke, sini Kak! Gue anterin!

  Ve berjalan mengikuti Nabilah keluar dari toko. Terlihat anggota konvoi baru saja selesai menguburkan yang meninggal karena serangan gerombolan gagak tadi. Nabilah menuntun Ve ke Stella yang sedang duduk.

Stella : Ve! Makasih banyak udah menyelamatkan semua anggota konvoi.

Ve : Sama-sama Stella. Elu yang memimpin konvoi ini?

Stella : Ahaha, iya gue yang memimpin. Tapi Kinal yang jadi manager.

Ve : Itu, Kinal kenapa?

Stella :  Dia kegigit zombie waktu menggeledah toko. Gue lagi memikirkan cara buat mendapatkan anti virus.

Ve : Stell, gue bangga sama elu.

Stella : Makasih Ve. Dulunya jumlah anggota konvoi ini sekitar...

Narrator #2 : 100 orang

Stella : Iya, 100 orang. Lalu berkurang menjadi 75. Sekarang, mungkin cuma 50 orang. Gue bingung gue harus membawa orang-orang ini ke mana...

Ve : Coba liat ini

Ve menunjukan peta yang didapatnya di bagian awal parodi...

Ve : Menurut peta ini yang membuat gue bingung, kita harus pergi ke Alaska. Virus T belum sampai ke sana.

Stella : Tapi... Ini kan peta Jakarta...

Ve : Gue tau, tapi gue hanya ngomong mengikuti naskah.

  Tiba-tiba Twelve dan Jaka datang menghampiri mereka bertiga...

Twelve : Kabar buruk, kita kehabisan suplai makanan dan minuman...

Jaka : Kondisi Kinal juga semakin melemah. Tatapanya sekarang membuat bulu ketek gue merinding.

Stella : Ehm... Kita harus mengisi persediaan dulu ya? Gue enggak bisa memikirkan cara untuk membawa 50 orang ke Alaska sekarang.

Ve : Kalau untuk mengisi persediaan, kita bisa coba Las Vegas

Jaka : Tapi ini kan... Ciamis...

Narrator #1 : Kalian semua bisa mengandalkan kemampuan dari kru yang disewa Leaper. Biarpun kampungan dan gak berpengalaman, mereka bisa membuat lokasi syuting mirip dengan Las Vegas.

Jaka : Oke... Tapi bukanya Las Vegas itu terlalu berbahaya?

Twelve : Itukan intinya? Kita ke sana, ngumpulin makanan dan minuman terus sebagian besar dari kita akan mati disana. Kemudian kita bisa membawa yang tersisa ke Alaska. The end.

Stella : Kejam... tapi jenius... Gue enggak mungkin biarin anggot-

Ve : Bentar, feeling gue mengatakan kalau di sana ada anti-virus! Kita bisa mengobati Kinal!

Stella : Ya... Gue harus tanya seluruh anggota konvoi dulu... Twelve?

Twelve : Iye, gue tau...

  Twelve mengumpulkan semua anggota konvoi...

Stella : Oke semuanya, dengar. Kita punya 2 pilihan. Pertama, kita pergi ke Alaska karena Virus T belum mencapai Alaska. Kedua, kita tinggal mengembara enggak jelas, kehabisan makanan dan minuman, lalu satu per satu dari kita tewas.

  Suasana menjadi hening...

Stella : Jadi, siapa yang mau pergi ke Alaska. Angkat tangan kalian!

  Semua orang mengangkat tangan...

Stella : Hm, Alaska...

Jaka : Kenapa kita gak pergi ke planet senen aja? Di sana ada konser dangdut, pizza hut dan lain-lain

  Twelve menimpuk Jaka memakai senjata...

Stella : Oke semuanya, sebelum kita ke Alaska, kita harus mengisi persediaan dulu! Kita ke Las Vegas!

Jaka : TUNGGU DULU !

Twelve : Apa? Elu mau gue injek pake lemari kali ini?!

Jaka : Siapa yang tidak mau ke Alaska, angkat tangan!

  Semua orang mengankat tangan...

Stella : .........

Narrator #2 : Beginilah kalau bayaran kurang...

  Lantas, konvoi berangkat menuju tempat syuting yang diatur mirip dengan Las Vegas. Sesampainya mereka di sana, mereka menemukan kota itu ternyata (sangat) sepi.

Narrator #1 : Seluruh anggota konvoi tampak bingung. Mereka semua turun dari kendaraan masing-masing.

Narrator #2 : Mereka bingung bukan karena ada konser dangdut di sini, tapi karena kota ini terlalu sepi.

Stella : Oke, berpencar! Kita harus cari suplai!

Jaka : Dan masalah...

Twelve : Gue enggak mau jalan sama Jaka lagi...

Stella : Ya udah... Elu berdiri di gedung tinggi yang di sono aja. Gue perlu sniper. Ric, elu jalan sama Jaka aja. Gue jalan sama Ve. Sisa rombongan udah punya partnernya masing-masing.

Nabilah : Kak, gue sama Kinal gimana?

Jaka : Dangdutan aja disini.

Stella : Nab, elu jagain Kak Kinal aja. Kalo ada apa-apa elu tau kan mesti gimana?

Nabilah : Dangdutan?

Stella : ........

Nabilah : Hehe, bercanda. Gue tau Kak. Tenang aja!

DOR!

  Seluruh anggota konvoi melihat ke Rica...

Rica : Maaf, gak sengaja

  Sesuai dengan perintah Stella. Mereka semua berpencar. Kita akan lebih fokus ke Ve. Karena dia adalah inti dari parodi (suram) ini. Ketika sementara berjalan, Ve menemukan sebuah kotak kayu besar.

Ve : Hah? Kotak apaan ini?

Stella : Kalo gue inget di film aslinya, ini seharusnya kontainer

Narrator #1 : Awalnya Leaper berniat buat memakai yang terbuat dari sapu ijuk tapi dia takut nanti Ve menunjukan kejagoanya terlalu cepat.

Ve : ....... *menepuk jidat*

  Sementara itu, di lokasi yang tidak terlalu jauh. Umbrella telah mendirikan kamp. Rupanya kotak kayu yang ditemukan Ve itu penuh dengan zombie-zombie generasi baru.

Anak buah Umbrella #1 : *Membaca deskripsi di atas* Oh, begitu... Yang pake Dadang Junaidi Core Duo ya?

Narrator #2 : Lho hey! Bagian yang itu seharusnya enggak boleh dibaca sama pemain!

Anak buah Umbrella #1 : Sori...

Ilmuwan jahat : Diam lu semua! Sekarang gue mau melepaskan semua zombie-zombie itu! Kita lihat apakah Ve mampu menghadapi mereka atau tidak! HAHAHAHAHAHA!

  Kembali ke Ve dan teman-temanya. Kotak yang tadi tiba-tiba terbuka. Alhasil, zombie-zombie generasi baru berhamburan keluar dan menyerang konvoi.

Stella : Buset! Mereka bisa lari!

Beberapa zombie membunuh anggota konvoi yang sedang syok melihat mereka bisa berlari.

Twelve : Kampret! Mereka bisa nyaingin spiderman dalam hal memanjat!

Beberapa zombie memanjat tembok dan menggigit anggota konvoi.

Jaka : Wasir! Gue baru tau caranya make gitar!

DOR!

Jaka : Kampret! Siapa yang tembak gue tadi?!

Rica : Maaf, gak sengaja.

  Terjadi pertarungan lagi. Ve dengan lincah menghabisi zombie-zombie generasi baru itu tanpa ada masalah.
Ve menikam, zombie mati.
Ve menembak, zombie mati.
Ve bersin, zombie mati.
Jaka menyanyi, zombie bunuh diri.

Jaka : Gue mau nangis.... Huaaaaa 
Rica : *Menimpuk muka Jaka memakai pistol* Sadar! Malu, ada cewek di sini!

Jaka : Elu cewek?

Rica : .............

  Kembali ke kamp Umbrella yang tidak terlalu jauh.
Ilmuwan jahat : ARGH! Kenapa Ve harus jago banget!

Anak buah Umbrella #1 : Karena dia inti dari parodi ini.

Ilmuwan jahat : Pakai satelit untuk melumpuhkan dia sementara!

Anak buah Umbrella #1 : Siap!

  Kembali ke Ve. Berkat satelit Umbrella, Ve tiba-tiba hanya diam di tempat seperti patung. Sementara itu, konvoi dalam kondisi yang kalah. Dengan sisa tenaganya, Kinal memaksakan dirinya untuk mengagetkan Ve. Dibantu Nabilah, Kinal berhasil mendekat dan mengagetkan Ve.

Ve : AAA! Gue kaget!

Kinal : Elu kenapa tadi?

Ve : Gue enggak tau, tapi kayaknya ada Umbrella di sekitar sini.

Ve terdiam sebentar..

Ve : Oh, begitu!

Ve kembali melanjutkan pertarungan. Dia menghabisi sisa zombie lalu berlari ke kamp Umbrella yang tidak terlalu jauh. Di sana, dia dihadang oleh beberapa pasukan Umbrella. Dalam waktu singkat, pasukan Umbrella menjadi korban kejagoan Ve. Ilmuwan Jahat berhasil kabur memakai helikopter yang memakai baling-baling bambu.

  Ve sebenarnya bisa menembak tapi dia memilih untuk tidak menembak. Tiba-tiba Rica, Jaka, Twelve, Nabilah, Kinal, dan Stella datang menghampiri.

Twelve : Lha? Kenapa enggak ditembak?!

Ve : Jangan, helikopternya bisa dipake buat ke Alaska. Ke mobil! Kita mesti mengikuti heli itu! Tapi sebelum itu, nih Nal. Gue dapet anti-virusnya.

Kinal : Gue... laper...

Ve : Gue gak tega buat menikam anti-virusnya

Nabilah : Gue juga

Rica, Stella, dan Jaka : Sama

Twelve : Banyak bacot lu semua! *Mengambil anti-virus lalu menikam Kinal dengan anti-virus*

Kinal : Aduh! Twelve! Sakit tau!

Stella, Rica, Nabilah, dan Ve : AH! Twelve! Pelan-pelan dikit napa?!

Twelve : Diem elu pada!

Mereka semua kembali ke kendaraan konvoi dan mengikuti heli itu. Heli itu mendarat di sebuah gubuk yang dipagari pohon tomat dan dikelilingi zombie-zombie yang kelaparan dalam jumlah banyak. Ve dan kawan-kawan memperhatikan dari jauh.

Nabilah : Ba-banyaknya.....

Stella : Gimana caranya kita bisa masuk?

Ve : Twelve? Elu ada ide?

Twelve : Kok gue mulu?! Apa karena gue tau mengemudikan helikopter?!

Ve : Elu kan dibayar buat berpikir!

Twelve : Oh iya. Bentar.... Hm.. *menatap Jaka*

Jaka : Apa?

Twelve : Ah gue tau! Kita pakai Jaka buat menerobos masuk!

Nabilah, Stella, Rica, Ve dan Jaka kaget. Begitu juga dengan Supir Pribadi Obama.

Rica : Maksud loe?

Twelve : *nyengir gak jelas* Hehehe... *mengangkat maik* Gue nemuin ini tadi di Las Vegas. Gue juga nemuin beberapa speaker yang udah gue pasang di truk tangki.

Stella : Jangan-jangan elu...

Kinal : *batuk*

Ve : Oke, enggak ada opsi lain. Kita lakukan rencana itu!

  Maka, rencana itu dilakukan. Kendaraan konvoi melaju ke arah kerumunan zombie. Suara Jaka yang sangat luar biasa (jeleknya) membuat semua zombie bertekuk lutut sakit telinga. Kesempatan itu dipakai oleh Ve dan teman-temanya untuk menaiki helikopter. Ve tidak memilih untuk naik.

Stella : Ve? Elu enggak ikut?

Ve : Enggak, gue masih ada sedikit urusan di sini.

Twelve : Woy, kita mesti take off! Zombie-zombie itu gak selamanya bakal tetep bertekuk lutut!

Rica : Ve, hati-hati ya!

Ve : Pasti, elu semua juga!

Helikopter pun lepas landas. Ve berlari masuk ke gubuk dan menemukan pintu rahasia fasilitas bawah tanah Umbrella. Dia masuk.

  Sudah pasti, dia dihadang oleh banyak sekali pasukan Umbrella tapi mereka semua bukan tandingan Ve. Dia mengubrak-abrik seluruh fasilitas sampai dia menemukan ilmuwan yang tadi. Ternyata ilmuwan itu sudah berubah jadi mutan.

Narrator #1 : Kampret, bakal jadi pertarungan panjang lagi nih...

Terjadi sebuah pertarungan sengit. Berkali-kali Ve mengalahkan muntan itu tapi sepertinya muntan itu enggak bakal mati. Ketika sementara bertarung, Ve tersandung sapu ijuk.

Ve : Aha!

Dengan cepat Ve mengubah sapu itu menjadi senjata andalanya, sapu runcing. Dengan sekali tikam, muntan itu langsung mati. Setelah menghabisi muntan itu, dia melihat ada banyak kloning dirinya. Kemudian dia menghubungi bos besar Umbrella.

Ve : Gue bakal datang bawa teman-teman gue. Kalian selanjutnya!

Ve memutuskan sambungan telepon. Dalam hatinya, dia sudah tidak sabar ingin mengakhiri niat jahat perusahaan Umbrella.

The End
*********
  Nah, demikian parodi Resident Vevil 3. Semoge parodi (suram) ini berhasil menghibur Sobat Readers sekalian.

 Sekian dan terima kasir!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar