Sabtu, 29 Juni 2013

[Parodi] Rambu


  Halo semuanya!

  Leaper di sini melapor secara langsung dari depan laptopnya Leaper sendiri. Leaper kali ini hadir membawa parodi dari film action. Sebuah film action yang mungkin semua Sobat Readers sudah pernah nonton.

Rambu adalah parodi dari film Rambo. Memang Leaper sendiri belum sempat menonton filmnya (malah Leaper sendiri tidak tau filmnya tentang apa) tapi apa salahnya kalau Leaper mencoba membuat parodinya?

Semoga parodi (suram) ini bisa membuat kalian ceria!
Happy Reading!


*******
Rambu

  Ini adalah jaman modern. Sebuah organisasi teroris yang dijuluki “Lumba-lumba tertawa” atau disingkat LLT sedang merajalela. Me-

Narrator #1 : Gak ada nama yang lebih bagus selain “Lumba-Lumba Tertawa”?!

Narrator #2 : Memangnya lu mau kalo nama organisasinya “Masalah buat loe”?

Narrator #1 : .........

Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan aksi teror. Setiap hari pasti mereka merampok rumah-rumah warga (bahkan yang tidak punya rumah sekalipun jadi target mereka). Aparat keamanan mampu dibuat kewelahan oleh aksi mereka.

  Sementara itu, di sebuah rumah di tepi sungai... Hiduplah seorang laki-laki bertampang preman. Badanya dipenuhi dengan otot. Namanya Junaidi.

Dia lebih mirip petinju yang hobinya menangkap ular phyton berukuran 30 M dengan tanganya daripada Rambo. Tampangnya juga lebih terkesan ke arah film-film tipe drama-romantis daripada action.

Junaidi : *Baca deskripsi di atas* Terus kenapa gue kepilih buat parodi film action?!

Narrator #2 : Karena ini parodi! Segala sesuatu harus semelenceng mungkin!

Junaidi : Masuk akal... Terus apa hubunganya gue dan judul parodi ini?

Narrator #1 : Itu dia yang akan kita cari tau bersama-sama.

Junaidi mempunyai hobi aneh untuk joget di bawah rambu lalu lintas dan Junaidi juga merupakan seorang fans Rambo sehingga dia dijuluki “Rambu”.

Sehari-hari, Junaidi pergi ke sungai di dekat rumahnya untuk memberantas penghuni sungai memancing. Kadang-kadang hewan buas seperti macan bisa nyasar ke sungai dan Junaidi biasanya mengalahkan macan-macan ganas tersebut dengan gampang.

Junaidi : *Habis baca deskripsi di atas* KEREN!

Narrator #1 : Gak juga mengingat semua hewan buas yang ada di sini cuma properti gabus.

Junaidi : Hey! Gak usah dibongkar juga kali!

  Suatu hari, seperti biasa. Junaidi pergi ke sungai untuk memancing. Kebetulan waktu itu hari sangat cerah dan cuaca bersahabat untuk memancing. Dengan semangat, Junaidi mengayunkan pancinganya ke sungai.

Ketika menunggu beberapa saat, Junaidi dikagetkan. Bukan karena umpan di pancingnya dimakan oleh ikan, tapi karena ada orang yang menepuk bahunya dari belakang. Junaidi menoleh ke belakang. Ternyata hanya segerombolan manusia biasa... Bukan manusia ikan.

Junaidi : Kalian siapa?

Anggota kelompok #1 : Perkenalkan, kami adalah sekelompok orang yang datang untuk misi sosial. Tugas kami adalah membagikan makanan, pakaian , dan lain-lain untuk yang kurang mampu.

Junaidi : Masalahnya, gue mampu bertahan hidup tanpa makan dan berpakaian...

Anggota kelompok #1 : Ga ada yang nanya... Kembali ke topik, kami perlu bantuan untuk menyebrangi sungai. Apakah anda bisa bantu?

Junaidi : Bentar... Lu ngomong panjang lebar tapi gue belum tau nama lu.

Anggota kelompok #1 : Nama gue Eko.

Junaidi : Lu jadi gaul mendadak... Tapi okelah... Nama gue Junaidi, tunggu gue dapet ikan dulu bisa?

Rachel : Nama saya Rachel. Kita gak bisa menunggu lu dapat ikan karena pada dasarnya sungai ini kan cuma bekas jalan raya amblas yang diisi air oleh kru parodi. Lebih parahnya lagi, mereka lupa naroh ikan.

Narrator #1 : SSSHHH!!!

Junaidi : Ya udah. Gue antarkan kalian. Tapi hati-hati. Gue denger di seberang sungai, LLT lagi gencar-gencarnya melakukan aksi teror. Apapun yang kalian lakukan, jangan sampe ketangkep.

Eko : Santai Bro. Kita tidak sebodoh itu kok.

Junaidi akhirnya mengantarkan mereka menggunakan sebuah perahu kecil. Setelah sampai di seberang sungai. Tim orang asing tersebut turun dan melanjutkan perjalanan ke sebuah desa kecil.

Ketika sementara menjalankan tugas mereka, tiba-tiba LLT datang dengan persenjataan mereka. Dengan brutal LLT menembaki seisi desa tanpa ampun. Untuk menambah kekejaman mereka, LLT menangkap tim orang asing dan beberapa warga kemudian membakar seluruh desa.

  Pimpinan LLT, kini merasa bangga mempunyai tawanan karena biasanya dia terlalu ceroboh dalam hal menangkap tawanan. Pimpinan LLT membuat broadcast kepada Pemerintah.

Pimpinan LLT : *Menyisir rambut* Gimana?

Anggota LLT #1 : *Sambil memegang kamera* Udah ganteng Bos!

Pimpinan LLT : Oke, Ehem... Halo Pemerintah! Saya yakin kalian pasti sudah tau saya. Hari ini saya menyerang sebuah desa kecil, membakarnya dan menangkap beberapa tawanan. Saya minta uang jajan eh maksudnya... Uang tebusan sebesar 20 juta! Detail transaksinya bisa dilihat di website kami. Saya harap kalian bayar dengan uang pas-pasan... Capek saya harus memberi kembalian. Sekian dan terimakasih!

Narrator #2 : Pidato yang mengesankan...

  Beberapa hari kemudian, Pemerintah menanggapi video LLT yang diupload ke situs internet. Pemerintah memutuskan untuk mengirim pasukan untuk menyerang markas LLT. Tapi setiap pasukan yang dikirim selalu saja  tewas.

Di tengah-tengah keputus asaan. Pemerintah mendengar kabar tentang seorang pemancing bernama Junaidi yang berpengalaman dalam memegang senjata. Akhirnya, Junaidi pun disewa.

Awalnya Junaidi menolak tetapi mengingat dia sedang mengalami krisis moneter (alias kekurangan uang) gara-gara ikut demo kenaikan harga sarang Tomcat dipasaran, akhirnya Junaidi terpaksa menerima tawaran Pemerintah.

Di Markas, Junaidi diberi 7 prajurit saja.

Junaidi : Sebentar, gue bersama 7 orang ini harus menyerang markas besar LLT, membunuh pemimpin mereka, terus menyelamatkan semua tawanan?

Jendral : Ya benar.

Junaidi : Bala bantuan?

Jendral : Tidak ada. Hanya kalian 8 orang saja melawan seisi markas besar LLT.

Junaidi : Paling tidak mabesnya mereka gak ada peralatan berat...

Jendral : Mabes LLT mempunyai tank, helikopter, persenjataan lengkap, serta jumlah pasukan yang cukup untuk mendeklarasi perang melawan 1 Negara.

Kemudian DeropOUT (salah satu kru parodi) memberi persenjataan seadanya kepada Junaidi dan 7 prajurit biasa yang lain. Kalau dilihat, persenjataan ini hanya cukup untuk menembak burung 10 ekor saja.

Junaidi : Ini... Bukan semacam lelucon konyol dari Leaper kan?

Narrator #1 : Tenang aja. Kita parodi kita itu standar basi lho! Jadi silahkan aja menembak terus-menerus tanpa perlu khawaktir kehabisan amunisi.

Junaidi : Tapi senjata buat tembak kuda kayak gini mana bisa meledakan tank dan helikopter?!

Narrator #2 : Tenang Bro. Tank, Helikopter dan persenjataan berat lain hanya muncul untuk 100 % diledakan. Tembak aja sesuka lu, nanti kita yang ledakan bom yang dipasang di bawah tank.

Junaidi : Bagaimana dengan jumlah musuh? 8 orang gak cukup oy!

Narrator #1 : Akurasi musuh itu sangat parah. Seisi markaspun kalau menembak, gak bakal ada yang kena.

Junaidi : Terus gimana kalo gue bingung lalu menembak asal-asalan?

Narrator #2 : Kita udah memasang magnet di seluruh tubuh figuran yang jadi musuh. Jadi sekacau-kacaunya lu menembak, tetap lu menembak kena sasaran.

Junaidi : Jenius! Ayo berangkat!

  Junaidi dan timnya pun dikirim dengan helikopter. Mereka mendarat tepat di depan rumahnya Junaidi. Mereka masuk sebentar untuk minum kopi bersama lalu mereka menyebrangi sungai.

Setelah melewati gunung, lembah, hutan yang angker, truk sampah yang mogok di bunderan HI, rumahnya Om Samson, dan salah satu lokasi syuting Bima Satria Garuda (Oke, memang gak ada hubunganya. Anggap aja memperpanjang durasi). Mereka akhirnya sampai di dekat markas besar LLT.

Melihat betapa besarnya markas tersebut, seluruh orang jadi gemetaran. Mereka malah tidak mau melanjutkan misi penyelamatan ini.

Prajurit Penembak Jitu : Gue enggak mau melanjutkan misi ini lagi...

Prajurit tipikal bego : Gue juga enggak mau...

Narrator #1 : Junaidi, Bro, berikan mereka sedikit pidato yang menginspirasi..

Junaidi : Semuanya! LIHAT MUKA SAYA! SAYA TIDAK TAKUT! *Tampang metal*

Narrator #1,#2, Prajurit, Kru Parodi : ................

Junaidi : POKOKNYA SAYA TIDAK MAU TAU! KITA HARUS MELANJUTKAN TUGAS INI! AYO BUKTIKAN KAWAN-KAWAN! KITA AKAN MEMBASI SEISI MARKAS SEHABIS-HABISNYA! DEMI –

Narrator #2 : Oke, itu sudah cukup...

Junaidi : Cukup inspiratif dan keren?

Narrator #2 : Cukup berisik dan hancur... Kita lupa kalau lu itu bukan tipe orang yang bisa berpidato yang inspiratif.

  Setelah mendengar pidato Junaidi yang sama sekali tidak ada gunanya, Junaidi dan timnya menyerbu markas besar LLT.

Terjadi adengan action yang benar-benar terkesan basi (karena ini parodi). Persenjataan berat seperti tank, helikopter,dll muncul hanya untuk dihancurkan. Akurasi menembak dari anggota LLT benar-benar parah, saking parahnya kilat letusan senapan mereka saja miring.

Junaidi dan timnya hanya menembak asal-asalan dan semua peluru yang mereka tembakan selalu berbelok ke arah anggota LLT.

Untuk menambah kebasian dari adengan ini, salah satu anggota tim Junaidi tertembak. Seperti film-film lainya, dia sempat mengucapkan kata-kata terakhir sebelum tewas.

  Setelah beberapa menit adengan baku tembak (yang benar-benar terkesan basi), Junaidi akhirnya menemukan pimpinan LLT di ruang tawanan.

Pimpinan LLT : Lu gak bisa menangkap gue!

Junaidi : Memang gue enggak dibayar buat menangkap lu

Pimpinan LLT : Kalaupun gue mati, masih banyak tuh yang bakal gantiin posisi gue sebagai pimpinan LLT. Hahahahaha! *Kabur lewat jendela*

Narrator #2 : Gak bawa pistolnya?

Pimpinan LLT : *Kembali masuk ke dalam* Sori gue lupa. *Mengambil pistol* Hahahahaha! *Mengulang adengan kabur*

Saat kabur, Pimpinan LLT tidak menyadari bahwa di depanya ada singa. Dia tewas dimakan oleh singa.

Narrator #1 : Kampret!! Udah gue bilang jangan lupa mengunci kandang singa!

Narrator #2 : Apa gunanya? Siapa sih yang berani menculik singa?

Junaidi melepaskan seluruh tawanan dan kabur bersama mereka. Ketika sementara kabur, Junaidi menyadari bahwa seluruh anggota timnya tewas dalam adengan baku tembak. Bukan karena terkena tembakan, melainkan karena terpleset gara-gara OB kru parodi lupa meletakan papan “Awas, Lantai Licin” di dalam lokasi syuting.

OB kru parodi segera memberi Junaidi remote untuk meledakan seluruh markas besar LLT. Setelah berada pada jarak yang aman sambil menghabisi anggota LLT yang mengejar. Junaidi menatap remote itu.

Junaidi : Mirip remot tv daripada remot untuk meledakan sesuatu...

Narrator #1 : Yah, kita ini selalu syuting parodi dengan anggaran yang pas-pasan

Junaidi : Tapi yang penting gue bisa berjalan sok keren ketika gue meledakan markas besar LLT.

Narrator #1 : Hanya sekedar catatan aja, kita pake tabung LPG bukan bom.

Junaidi : Bodo amat yang penting selama ditambahin efek slow motion gue mau.

  Junaidi menekan tombol pada  remote. Seluruh markas LLT meledak. Dengan efek slow motion, Junaidi berjalan dengan santai. Greget tingkat kecamatan detected.

Akhirnya, Junaidi sukses memulangkan seluruh tawanan dan dia menerima bayaranya. Dengan tewasnya Pimpinan LLT di tangan Junaidi singa yang lepas dari kandang, seluruh organisasi LLT pun runtuh dan jadi takut dengan kandang singa yang lupa dikunci.

Junaidi : Eh, ada yang nyadar enggak? Dari tadi gue enggak dipanggil “Rambu”

Narrator #2 : Diem lu. Kita udah mau closing.

Satu per satu anggota LLT pun berhasil ditangkap. Resime teror dari LLT berakhir. Junaidi kini dianggap sebagai pahlawan dan diberi julukan Rambu. Kelak, jika ada masalah di masa depan, Junaidi akan dipanggil lagi untuk menyelesaikanya.

[Catatan kecil] ; Semua figuran yang tewas hanyalah akting dan semua pemain parodi yang terluka sudah dikirim ke posyandu terdekat untuk imunisasi.

Tamat
********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar