Halo
semuanya!
Leaper di
sini melapor secara langsung dari depan laptopnya Leaper sendiri. Leaper kali
ini hadir membawa parodi dari film action. Sebuah film action yang mungkin
semua Sobat Readers sudah pernah nonton.
Rambu adalah parodi dari film Rambo. Memang Leaper
sendiri belum sempat menonton filmnya (malah Leaper sendiri tidak tau filmnya
tentang apa) tapi apa salahnya kalau Leaper mencoba membuat parodinya?
Semoga parodi (suram) ini bisa membuat kalian ceria!
Happy Reading!
*******
Rambu
Ini adalah
jaman modern. Sebuah organisasi teroris yang dijuluki “Lumba-lumba tertawa”
atau disingkat LLT sedang merajalela. Me-
Narrator #1 : Gak ada nama yang lebih bagus selain
“Lumba-Lumba Tertawa”?!
Narrator #2 : Memangnya lu mau kalo nama organisasinya
“Masalah buat loe”?
Narrator #1 : .........
Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan aksi teror.
Setiap hari pasti mereka merampok rumah-rumah warga (bahkan yang tidak punya
rumah sekalipun jadi target mereka). Aparat keamanan mampu dibuat kewelahan oleh
aksi mereka.
Sementara
itu, di sebuah rumah di tepi sungai... Hiduplah seorang laki-laki bertampang
preman. Badanya dipenuhi dengan otot. Namanya Junaidi.
Dia lebih mirip petinju yang hobinya menangkap ular
phyton berukuran 30 M dengan tanganya daripada Rambo. Tampangnya juga lebih
terkesan ke arah film-film tipe drama-romantis daripada action.
Junaidi : *Baca deskripsi di atas* Terus kenapa gue
kepilih buat parodi film action?!
Narrator #2 : Karena ini parodi! Segala sesuatu
harus semelenceng mungkin!
Junaidi : Masuk akal... Terus apa hubunganya gue dan
judul parodi ini?
Narrator #1 : Itu dia yang akan kita cari tau
bersama-sama.
Junaidi mempunyai hobi aneh untuk joget di bawah
rambu lalu lintas dan Junaidi juga merupakan seorang fans Rambo sehingga dia
dijuluki “Rambu”.
Sehari-hari, Junaidi pergi ke sungai di dekat
rumahnya untuk memberantas penghuni sungai memancing. Kadang-kadang
hewan buas seperti macan bisa nyasar ke sungai dan Junaidi biasanya mengalahkan
macan-macan ganas tersebut dengan gampang.
Junaidi : *Habis baca deskripsi di atas* KEREN!
Narrator #1 : Gak juga mengingat semua hewan buas
yang ada di sini cuma properti gabus.
Junaidi : Hey! Gak usah dibongkar juga kali!
Suatu hari,
seperti biasa. Junaidi pergi ke sungai untuk memancing. Kebetulan waktu itu
hari sangat cerah dan cuaca bersahabat untuk memancing. Dengan semangat,
Junaidi mengayunkan pancinganya ke sungai.
Ketika menunggu beberapa saat, Junaidi dikagetkan.
Bukan karena umpan di pancingnya dimakan oleh ikan, tapi karena ada orang yang
menepuk bahunya dari belakang. Junaidi menoleh ke belakang. Ternyata hanya
segerombolan manusia biasa... Bukan manusia ikan.
Junaidi : Kalian siapa?
Anggota kelompok #1 : Perkenalkan, kami adalah
sekelompok orang yang datang untuk misi sosial. Tugas kami adalah membagikan
makanan, pakaian , dan lain-lain untuk yang kurang mampu.
Junaidi : Masalahnya, gue mampu bertahan hidup tanpa
makan dan berpakaian...
Anggota kelompok #1 : Ga ada yang nanya... Kembali
ke topik, kami perlu bantuan untuk menyebrangi sungai. Apakah anda bisa bantu?
Junaidi : Bentar... Lu ngomong panjang lebar tapi
gue belum tau nama lu.
Anggota kelompok #1 : Nama gue Eko.
Junaidi : Lu jadi gaul mendadak... Tapi okelah...
Nama gue Junaidi, tunggu gue dapet ikan dulu bisa?
Rachel : Nama saya Rachel. Kita gak bisa menunggu lu
dapat ikan karena pada dasarnya sungai ini kan cuma bekas jalan raya amblas
yang diisi air oleh kru parodi. Lebih parahnya lagi, mereka lupa naroh ikan.
Narrator #1 : SSSHHH!!!
Junaidi : Ya udah. Gue antarkan kalian. Tapi
hati-hati. Gue denger di seberang sungai, LLT lagi gencar-gencarnya melakukan
aksi teror. Apapun yang kalian lakukan, jangan sampe ketangkep.
Eko : Santai Bro. Kita tidak sebodoh itu kok.
Junaidi akhirnya mengantarkan mereka menggunakan
sebuah perahu kecil. Setelah sampai di seberang sungai. Tim orang asing
tersebut turun dan melanjutkan perjalanan ke sebuah desa kecil.
Ketika sementara menjalankan tugas mereka, tiba-tiba
LLT datang dengan persenjataan mereka. Dengan brutal LLT menembaki seisi desa
tanpa ampun. Untuk menambah kekejaman mereka, LLT menangkap tim orang asing dan
beberapa warga kemudian membakar seluruh desa.
Pimpinan
LLT, kini merasa bangga mempunyai tawanan karena biasanya dia terlalu ceroboh
dalam hal menangkap tawanan. Pimpinan LLT membuat broadcast kepada Pemerintah.
Pimpinan LLT : *Menyisir rambut* Gimana?
Anggota LLT #1 : *Sambil memegang kamera* Udah
ganteng Bos!
Pimpinan LLT : Oke, Ehem... Halo Pemerintah! Saya
yakin kalian pasti sudah tau saya. Hari ini saya menyerang sebuah desa kecil,
membakarnya dan menangkap beberapa tawanan. Saya minta uang jajan eh
maksudnya... Uang tebusan sebesar 20 juta! Detail transaksinya bisa dilihat di
website kami. Saya harap kalian bayar dengan uang pas-pasan... Capek saya harus
memberi kembalian. Sekian dan terimakasih!
Narrator #2 : Pidato yang mengesankan...
Beberapa
hari kemudian, Pemerintah menanggapi video LLT yang diupload ke situs internet.
Pemerintah memutuskan untuk mengirim pasukan untuk menyerang markas LLT. Tapi
setiap pasukan yang dikirim selalu saja
tewas.
Di tengah-tengah keputus asaan. Pemerintah mendengar
kabar tentang seorang pemancing bernama Junaidi yang berpengalaman dalam
memegang senjata. Akhirnya, Junaidi pun disewa.
Awalnya Junaidi menolak tetapi mengingat dia sedang
mengalami krisis moneter (alias kekurangan uang) gara-gara ikut demo kenaikan
harga sarang Tomcat dipasaran, akhirnya Junaidi terpaksa menerima tawaran
Pemerintah.
Di Markas, Junaidi diberi 7 prajurit saja.
Junaidi : Sebentar, gue bersama 7 orang ini harus
menyerang markas besar LLT, membunuh pemimpin mereka, terus menyelamatkan semua
tawanan?
Jendral : Ya benar.
Junaidi : Bala bantuan?
Jendral : Tidak ada. Hanya kalian 8 orang saja
melawan seisi markas besar LLT.
Junaidi : Paling tidak mabesnya mereka gak ada
peralatan berat...
Jendral : Mabes LLT mempunyai tank, helikopter,
persenjataan lengkap, serta jumlah pasukan yang cukup untuk mendeklarasi perang
melawan 1 Negara.
Kemudian DeropOUT (salah satu kru parodi) memberi
persenjataan seadanya kepada Junaidi dan 7 prajurit biasa yang lain. Kalau
dilihat, persenjataan ini hanya cukup untuk menembak burung 10 ekor saja.
Junaidi : Ini... Bukan semacam lelucon konyol dari
Leaper kan?
Narrator #1 : Tenang aja. Kita parodi kita itu
standar basi lho! Jadi silahkan aja menembak terus-menerus tanpa perlu
khawaktir kehabisan amunisi.
Junaidi : Tapi senjata buat tembak kuda kayak gini
mana bisa meledakan tank dan helikopter?!
Narrator #2 : Tenang Bro. Tank, Helikopter dan
persenjataan berat lain hanya muncul untuk 100 % diledakan. Tembak aja sesuka
lu, nanti kita yang ledakan bom yang dipasang di bawah tank.
Junaidi : Bagaimana dengan jumlah musuh? 8 orang gak
cukup oy!
Narrator #1 : Akurasi musuh itu sangat parah. Seisi
markaspun kalau menembak, gak bakal ada yang kena.
Junaidi : Terus gimana kalo gue bingung lalu
menembak asal-asalan?
Narrator #2 : Kita udah memasang magnet di seluruh
tubuh figuran yang jadi musuh. Jadi sekacau-kacaunya lu menembak, tetap lu
menembak kena sasaran.
Junaidi : Jenius! Ayo berangkat!
Junaidi dan
timnya pun dikirim dengan helikopter. Mereka mendarat tepat di depan rumahnya
Junaidi. Mereka masuk sebentar untuk minum kopi bersama lalu mereka menyebrangi
sungai.
Setelah melewati gunung, lembah, hutan yang angker,
truk sampah yang mogok di bunderan HI, rumahnya Om Samson, dan salah satu
lokasi syuting Bima Satria Garuda (Oke, memang gak ada hubunganya. Anggap aja
memperpanjang durasi). Mereka akhirnya sampai di dekat markas besar LLT.
Melihat betapa besarnya markas tersebut, seluruh
orang jadi gemetaran. Mereka malah tidak mau melanjutkan misi penyelamatan ini.
Prajurit Penembak Jitu : Gue enggak mau melanjutkan
misi ini lagi...
Prajurit tipikal bego : Gue juga enggak mau...
Narrator #1 : Junaidi, Bro, berikan mereka sedikit
pidato yang menginspirasi..
Junaidi : Semuanya! LIHAT MUKA SAYA! SAYA TIDAK
TAKUT! *Tampang metal*
Narrator #1,#2, Prajurit, Kru Parodi :
................
Junaidi : POKOKNYA SAYA TIDAK MAU TAU! KITA HARUS
MELANJUTKAN TUGAS INI! AYO BUKTIKAN KAWAN-KAWAN! KITA AKAN MEMBASI SEISI MARKAS
SEHABIS-HABISNYA! DEMI –
Narrator #2 : Oke, itu sudah cukup...
Junaidi : Cukup inspiratif dan keren?
Narrator #2 : Cukup berisik dan hancur... Kita lupa
kalau lu itu bukan tipe orang yang bisa berpidato yang inspiratif.
Setelah
mendengar pidato Junaidi yang sama sekali tidak ada gunanya, Junaidi dan timnya
menyerbu markas besar LLT.
Terjadi adengan action yang benar-benar terkesan
basi (karena ini parodi). Persenjataan berat seperti tank, helikopter,dll
muncul hanya untuk dihancurkan. Akurasi menembak dari anggota LLT benar-benar
parah, saking parahnya kilat letusan senapan mereka saja miring.
Junaidi dan timnya hanya menembak asal-asalan dan
semua peluru yang mereka tembakan selalu berbelok ke arah anggota LLT.
Untuk menambah kebasian dari adengan ini, salah satu
anggota tim Junaidi tertembak. Seperti film-film lainya, dia sempat mengucapkan
kata-kata terakhir sebelum tewas.
Setelah
beberapa menit adengan baku tembak (yang benar-benar terkesan basi), Junaidi
akhirnya menemukan pimpinan LLT di ruang tawanan.
Pimpinan LLT : Lu gak bisa menangkap gue!
Junaidi : Memang gue enggak dibayar buat menangkap
lu
Pimpinan LLT : Kalaupun gue mati, masih banyak tuh
yang bakal gantiin posisi gue sebagai pimpinan LLT. Hahahahaha! *Kabur lewat
jendela*
Narrator #2 : Gak bawa pistolnya?
Pimpinan LLT : *Kembali masuk ke dalam* Sori gue
lupa. *Mengambil pistol* Hahahahaha! *Mengulang adengan kabur*
Saat kabur, Pimpinan LLT tidak menyadari bahwa di
depanya ada singa. Dia tewas dimakan oleh singa.
Narrator #1 : Kampret!! Udah gue bilang jangan lupa
mengunci kandang singa!
Narrator #2 : Apa gunanya? Siapa sih yang berani
menculik singa?
Junaidi melepaskan seluruh tawanan dan kabur bersama
mereka. Ketika sementara kabur, Junaidi menyadari bahwa seluruh anggota timnya
tewas dalam adengan baku tembak. Bukan karena terkena tembakan, melainkan
karena terpleset gara-gara OB kru parodi lupa meletakan papan “Awas, Lantai
Licin” di dalam lokasi syuting.
OB kru parodi segera memberi Junaidi remote untuk
meledakan seluruh markas besar LLT. Setelah berada pada jarak yang aman sambil
menghabisi anggota LLT yang mengejar. Junaidi menatap remote itu.
Junaidi : Mirip remot tv daripada remot untuk
meledakan sesuatu...
Narrator #1 : Yah, kita ini selalu syuting parodi
dengan anggaran yang pas-pasan
Junaidi : Tapi yang penting gue bisa berjalan sok
keren ketika gue meledakan markas besar LLT.
Narrator #1 : Hanya sekedar catatan aja, kita pake
tabung LPG bukan bom.
Junaidi : Bodo amat yang penting selama ditambahin
efek slow motion gue mau.
Junaidi
menekan tombol pada remote. Seluruh
markas LLT meledak. Dengan efek slow motion, Junaidi berjalan dengan santai.
Greget tingkat kecamatan detected.
Akhirnya, Junaidi sukses memulangkan seluruh tawanan
dan dia menerima bayaranya. Dengan tewasnya Pimpinan LLT di tangan Junaidi
singa yang lepas dari kandang, seluruh organisasi LLT pun runtuh dan jadi takut
dengan kandang singa yang lupa dikunci.
Junaidi : Eh, ada yang nyadar enggak? Dari tadi gue
enggak dipanggil “Rambu”
Narrator #2 : Diem lu. Kita udah mau closing.
Satu per satu anggota LLT pun berhasil ditangkap.
Resime teror dari LLT berakhir. Junaidi kini dianggap sebagai pahlawan dan
diberi julukan Rambu. Kelak, jika ada masalah di masa depan, Junaidi akan dipanggil
lagi untuk menyelesaikanya.
[Catatan kecil] ; Semua figuran yang tewas hanyalah
akting dan semua pemain parodi yang terluka sudah dikirim ke posyandu terdekat
untuk imunisasi.
Tamat
********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar