"Zano & Kawanan : Comblangin Dong" adalah salah satu episode dari cerita "Zano & Kawanan" buatan Green Leaper.
Andi, sahabat Zano akhirnya jatuh cinta!
Apa yang akan terjadi? Happy Reading!
Seorang cewek masuk. Rambutnya panjang. Mukanya Jepang banget. Bukan, ini bukan Hiromi. Hiromi bukan satu-satunya orang Jepang yang masuk ke Indonesia. Perasaan gue udah pernah lihat nih cewek tapi di mana gue ga inget sama sekali.
"Permisi, apakah tokonya masih buka?" tanya cewek itu ke Stella
"Iya, kami masih buka. Ada yang bisa kami bantu?" balas Stella
Cewek tersebut melirik ke gue. Hanya ada 2 kemungkinan aja ; Pertama, dia ngira gue itu makhluk astral. Kedua, dia mau beli gue... Mungkin yang ke-2 itu emang gak mungkin.
"Zano?" tanya cewek itu
"Ya?" jawab gue singkat
"Eeeh, apa kabar Zano onii-chan?"
"Hah?" gue kebingungan
"Masih ingat aku enggak?" tanya cewek itu
Gue diem sebentar. Gue menggali lagi semua ingatan gue (yang masih tersisa) yang ada di otak (atau sisa-sisa otak gue).
"Ooooh! Elu kan!" Gue mengacungkan jari telunjuk ke atas. "Siapa?"
"Masa Zano onii-chan" keluh cewek itu sambil melihat ke Stella. "Oooh, mentang-mentang udah punya pacar artis terus lupa sama adik sendiri gitu?"
"Echk, bukan... Nama sama mukanya doang yang mirip." balas gue. "Jadi Shiori, elu mau beli senjata?"
"Adik sendiri?" tanya Stella
"Nanti kapan-kapan gue ceritain Neng" jawab gue
Entah kenapa, gue tiba-tiba inget sama nih cewek. Dia sebenarnya teman gue tapi gue dan dia udah kayak Adik-Kakak Cerita tentang hubungan gue dengan Shiori (beserta keluarganya) panjang pake banget. Gue males ceritain sekarang. Lain waktu aja lah.
"Zan, kenapa elu begitu populer dengan wanita sedangkan gue enggak?!" keluh Andi. Gue pura-pura gak denger.
"Bukan aku. Tapi Onee-san ingin memperbaiki senjata miliknya. Apakah Zano onii-chan bisa memperbaikinya?" tanya Shiori
"Oh, Yuria Minami toh. Gue cuma tau bersihin" jawab gue. "Screamer! Oy! Mer! Oy!" teriak gue
"Ohoi Mer! Oy makhluk!" teriak Andi ke gudang.
Andi berjalan ke gudang. Beberapa menit kemudian dia kembali sambil menggelengkan kepalanya. Iya, Screamer menghilang entah ke mana lagi. Kampret lu Mer, kenapa elu susah dicariin?!
"Ya udah, biar saya yang perbaiki aja Mbak" kata Andi (modus nih)
"Wah, arigatou! Mohon bantuannya ya" balas Shiori. "Kalau bisa sekarang saja, karena Onee-san ingin segera memakainya"
"Onee-san?" tanya Andi
"Yuria Minami, Kakaknya Shiori. Seumur dengan gue kok" jawab gue. "Oke Shiori, kita akan datang ke rumahnya Yuria sekarang juga"
"Shiori"
Seorang cewek Jepang (lain) yang berambut panjang (banget) masuk ke dalam toko. Gue kenal sama nih anak. Tidak, bukan Hiromi. Gue dan Stella menjeling ke Andi. Wuahahaha, mulutnya mangap seperti baru melihat cewek aja.
"Onee-san! Aku menemukan orang yang bisa memperbaiki senjata milik Onee-san!" kata Shiori sambil menunjuk ke Andi
Yuria menoleh ke gue (dan Stella). Kami melambaikan tangan
"Oh, Zano. Sudah lama ya!" sapa Yuria
"Ya... Gue lupa udah berapa dekade kita gak ketemu" balas gue
"Ehem, jadi... Mana senapan yang rusak?" tanya Andi (yang kayaknya baru habis berdelusi)
Andi, sahabat Zano akhirnya jatuh cinta!
Apa yang akan terjadi? Happy Reading!
********
Zano & Kawanan
Comblangin Dong
Part-1
Cinta pada pandangan ke-7!
Hari ini toko lumayan rame. Tapi masalahnya semua pelanggan datang bukan untuk belanja... Tapi untuk modusin adiknya Andi yang sedang jadi kasir. Anton menepuk gue dari belakang.
"Zan, gue berani taruhan. Ketika pelanggan meninggalkan toko, bagian toko yang paling kotor pasti pintu masuk sama kasir" bisik Anton
"Gak perlu lu bilang juga gue udah tau Ton" balas gue
"Hahah, gue mau stand by di depan pintu masuk"
Anton pergi berdiri di depan pintu masuk dengan alat-alat bersih-bersih. Tugas Anton sebenarnya cuma memastikan mesin yang dipake toko tetap bekerja dengan baik bukan bersih-bersih. Berhubung mesin yang ada di toko cuma perlu perawatan sekali dalam kurun waktu tertentu, jadi Anton adalah pegawai yang paling jarang masuk.
"Zan, kita gak perlu pelanggan yang cuma datang buat modusin adik gue. Lu bisa tolong usir mereka tanpa merusak reputasi toko?" bisik Andi
"Kok gue? Kenapa bukan Screamer aja?" balas gue
"Aku terlalu mengintimidasi. Itu tidak bagus" jawab Screamer yang sedang memeriksa senjata mainan
Gue melihat-lihat sekeliling gue. Gue menoleh ke Stella yang lagi sibuk mencoba menghindari gombalan pelanggan, gue menoleh ke para pelanggan, gue menoleh ke Anton yang lagi nunggu buat menyapu pintu masuk.
"Aha! Gue punya ide!"
"Beneran Zan?" tanya Andi
"Udah, gampang. Serahkan pada gue!" jawab gue dengan bangga
"Lebih baik kau tenang saja Andi. Apapun yang Zano pikirkan pasti gila" sambung Screamer
"Bagaimana caranya gue bisa tenang kalau yang dipikirkan Zano itu gila?!" keluh Andi
"Berterima kasihlah karena idenya gila. Jika tidak gila, maka idenya tidak akan bekerja" jawab Screamer dengan santai
Gue menepuk pundak Stella dari belakang. Itu aja udah cukup buat menyita perhatian para pelanggan dan Stella... Oke, seluruh pegawai juga memperhatikan gue. Tapi ini adalah tahap awal!
"Hoi para jomblo!" sapa gue (ke semua orang). "Perkenalkan!"
Suasana menjadi hening dan tegang. Semua orang memperhatikan gue seolah-olah gue ini hewan yang berhasil kabur dari kebun binatang terdekat. Gue menghela napas sebentar. Ini adalah pidato antara hidup dan mati! Sedikit kesalahan saja, akan menimbulkan perang dunia ke-3.
"Nama gue Zano! Gue juga disebut dengan istilah Dokter Cinta! Dan gue manusia!"
"Dokter Cinta?!" kata semua orang dengan heran
"Tahukah kalian? Jika kalian hanya memodusi teman gue ini. Kalian tidak akan mendapatkan apa-apa!" jujur, gue sendiri gak tau gue ngomongin apaan.
"Sudah dimulai" bisik Screamer pada Andi
"Pada pintu toko ini, ada seorang laki-laki yang juga merupakan teman gue. Namanya adalah Anton!"
Gue menunjuk ke Anton. Seisi toko menoleh ke Anton. Anton sendiri menunjuk ke dirinya dengan kebingungan. Dari ekspresinya, gue tau dia lagi bingung kenapa namanya malah dibawa-bawa seperti selebriti.
"Anton mempunyai nama yang unik. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa kuno, namanya berarti pembawa keberuntungan!"
"Ya ampun" gumam Andi
"Menurut sebuah kepercayaan masyarakat Indonesia pada jaman dahulu yang telah hilang dan hanya diketahui oleh segelintir orang. Jika kalian menyatakan cinta pada orang-orang yang memiliki arti nama seperti Anton, maka kalian kelak akan mendapatkan seorang jodoh!" teriak gue dengan semangat
"Tidak ada kepercayaan seperti itu Kang" bisik Stella
"JADI! Apakah kalian akan terus-menerus ditolak oleh cewek ini!" Gue menepuk pundak Stella. "Atau! Kalian akan menyatakan cinta ke Anton dan mendapatkan jodoh masing-masing nanti?!" Gue menunjuk ke Anton
Suasana kembali menjadi hening. Keringat dingin mulai jatuh dari Anton. Gue udah bisa merasakan aura pembunuhan keluar dari Anton tapi gue tetep tenang aja.
"Mana ada yang mau percaya dengan hal konyol kayak gitu?" gumam Andi
"ANTON! I LOVE YOU!" teriak para pelanggan sambil berlari ke Anton
"KAMPRET! Andi! Gue minta ijin dulu!" teriak Anton sambil berlari
Sekarang gue mau ketawa sendiri. Semua pelanggan berlari mengejar Anton. Sekarang hanya tergantung pada Anton saja. Tapi gue yakin dia bakal selamat kok... Itupun kalau dia enggak ketemu jalan buntu. Gue gak nyangka semua pelanggan pada percaya sama omongan gue yang barusan.
"Jenius" kata Screamer sambil pergi ke gudang
"Elu benar-benar pahlawan Anton. Kami tidak menyia-nyiakan pengobarnanmu" ledek Andi
"Percuma, dia kagak ada di sini" balas gue. "Udah, sekarang sepi nih toko"
Seorang cewek masuk. Rambutnya panjang. Mukanya Jepang banget. Bukan, ini bukan Hiromi. Hiromi bukan satu-satunya orang Jepang yang masuk ke Indonesia. Perasaan gue udah pernah lihat nih cewek tapi di mana gue ga inget sama sekali.
"Permisi, apakah tokonya masih buka?" tanya cewek itu ke Stella
"Iya, kami masih buka. Ada yang bisa kami bantu?" balas Stella
Cewek tersebut melirik ke gue. Hanya ada 2 kemungkinan aja ; Pertama, dia ngira gue itu makhluk astral. Kedua, dia mau beli gue... Mungkin yang ke-2 itu emang gak mungkin.
"Zano?" tanya cewek itu
"Ya?" jawab gue singkat
"Eeeh, apa kabar Zano onii-chan?"
"Hah?" gue kebingungan
"Masih ingat aku enggak?" tanya cewek itu
Gue diem sebentar. Gue menggali lagi semua ingatan gue (yang masih tersisa) yang ada di otak (atau sisa-sisa otak gue).
"Ooooh! Elu kan!" Gue mengacungkan jari telunjuk ke atas. "Siapa?"
"Masa Zano onii-chan" keluh cewek itu sambil melihat ke Stella. "Oooh, mentang-mentang udah punya pacar artis terus lupa sama adik sendiri gitu?"
"Echk, bukan... Nama sama mukanya doang yang mirip." balas gue. "Jadi Shiori, elu mau beli senjata?"
"Adik sendiri?" tanya Stella
"Nanti kapan-kapan gue ceritain Neng" jawab gue
Entah kenapa, gue tiba-tiba inget sama nih cewek. Dia sebenarnya teman gue tapi gue dan dia udah kayak Adik-Kakak Cerita tentang hubungan gue dengan Shiori (beserta keluarganya) panjang pake banget. Gue males ceritain sekarang. Lain waktu aja lah.
"Zan, kenapa elu begitu populer dengan wanita sedangkan gue enggak?!" keluh Andi. Gue pura-pura gak denger.
"Bukan aku. Tapi Onee-san ingin memperbaiki senjata miliknya. Apakah Zano onii-chan bisa memperbaikinya?" tanya Shiori
"Oh, Yuria Minami toh. Gue cuma tau bersihin" jawab gue. "Screamer! Oy! Mer! Oy!" teriak gue
"Ohoi Mer! Oy makhluk!" teriak Andi ke gudang.
Andi berjalan ke gudang. Beberapa menit kemudian dia kembali sambil menggelengkan kepalanya. Iya, Screamer menghilang entah ke mana lagi. Kampret lu Mer, kenapa elu susah dicariin?!
"Ya udah, biar saya yang perbaiki aja Mbak" kata Andi (modus nih)
"Wah, arigatou! Mohon bantuannya ya" balas Shiori. "Kalau bisa sekarang saja, karena Onee-san ingin segera memakainya"
"Onee-san?" tanya Andi
"Yuria Minami, Kakaknya Shiori. Seumur dengan gue kok" jawab gue. "Oke Shiori, kita akan datang ke rumahnya Yuria sekarang juga"
"Shiori"
Seorang cewek Jepang (lain) yang berambut panjang (banget) masuk ke dalam toko. Gue kenal sama nih anak. Tidak, bukan Hiromi. Gue dan Stella menjeling ke Andi. Wuahahaha, mulutnya mangap seperti baru melihat cewek aja.
"Onee-san! Aku menemukan orang yang bisa memperbaiki senjata milik Onee-san!" kata Shiori sambil menunjuk ke Andi
Yuria menoleh ke gue (dan Stella). Kami melambaikan tangan
"Oh, Zano. Sudah lama ya!" sapa Yuria
"Ya... Gue lupa udah berapa dekade kita gak ketemu" balas gue
"Ehem, jadi... Mana senapan yang rusak?" tanya Andi (yang kayaknya baru habis berdelusi)
********
Gue enggak mau tau udah berapa menit (ataukah jam?) yang diperlukan Andi untuk memperbaiki senjata. Tentu aja, sebagai orang yang suka senjata. Andi pasti mengetahui detil-detil tentang senjata. Intinya, Andi sukses memperbaiki senjatanya Yuria yaitu, pistol. Mereka juga sempat ngomong tapi lidah mereka berdua enggak connect dengan otak gue.
Terjadi perpisahan di sini. Tentu saja bukan adengan romantis seperti yang ada di TV karena hubungan antara Andi dan Yuria hanya sebatas pelanggan toko dan pemilik toko doang. Tapi matanya Andi itu lho, benar-benar gak mau berpaling dari Yuria. Bahkan matanya masih fokus ke Yuria waktu Yuria dan adiknya pergi meninggalkan toko.
Terjadi perpisahan di sini. Tentu saja bukan adengan romantis seperti yang ada di TV karena hubungan antara Andi dan Yuria hanya sebatas pelanggan toko dan pemilik toko doang. Tapi matanya Andi itu lho, benar-benar gak mau berpaling dari Yuria. Bahkan matanya masih fokus ke Yuria waktu Yuria dan adiknya pergi meninggalkan toko.
"Haaaaaaaahahahaha"
"Kakak kenapa?" tanya Stella sambil melambaikan tangan di depan muka Andi. "Kang! Kak Andi kesurupan! Bisa bantuin?"
"Yoi. Menghindar dari situ Neng!"
Gue melemparkan sepatu ke kepalanya Andi. Head shot! Skor 3-0 untuk Indonesia! Indonesia! Prok-prok-prok-prok! Indonesia! Bentar, kenapa gue jadi ngayal ke bola? Intinya, Andi gak menunjukan reaksi. Aneh... Tiba-tiba Anton masuk sambil ngos-ngosan.
"Hei-hei-hei! Anton! Lu selamat!" ledek gue
"Kampret lo Zan. Kampret lo" balas Anton. "Untung aja gue lewat segerombolan cewek. Kalo kagak... Gimana coba?"
"Ahahahah, sori Bro"
Anton menghela napas panjang sebentar. Dia melihat ke Andi. Lalu dia menoleh ke gue dan Stella. Kami berdua mengangkat bahu.
"Di, nape lu?" tanya Anton
"Kayaknya gue jatuh cinta pada pandangan ke-7!" teriak Andi dengan riang
"Pandangan ke-7?" Gue, Stella dan Anton bingung
"Karena pandangan pertama udah mainstream!" Andi berlari menghampiri gue. "Zano! Tolong bantuin gue! Gue yakin dia adalah jodoh gue!"
"Lu ngomong apa?" gue heran
"Apa perlu gue menyatakan cinta ke Anton dulu?" tanya Andi
APA?! Gue hampir kena kolera. Gue yakin Anton hampir kena stroke ringan... Atau dia emang udah kena stroke sekarang. Gue gak nyangka Andi bakal percaya dengan omong kosong gue. Anton menunjukan tampang yang paling memuakan.
"Elu gak mungkin percaya kan sama omong kosonya Zano yang barusan?" keluh Anton
"Zan, elu udah berapa lama temenan dengan Yuria?" tanya Andi
"Eh, udah lumayan lama sih. Cuma elu sama adik lu gak pernah ketemuan aja" jawab gue. "Kenapa emangnya?"
"Zan... Sebagai sahabat gue dan juga sebagai Dokter Cinta. Maukah elu bantuin gue untuk PDKT dengan Yuria?" tanya Andi dengan mata berbinar-binar
"Ehck... Elu mau gue comblangin elu dengan Yuria? tanya gue
"Bisa? Plis Zan! Plissssss! Gue mohon banget"
"Haaah, ya udah"
"YES!!!! Makasih Zan! YIIIHAAA!!"
Gue sih setuju aja... Tapi tingkahnya Andi itu lho yang benar-benar aneh. Gue dan seisi toko (sebenarnya cuma pegawai doang) menatap Andi dengan kebingungan.
"Kakak kenapa?" tanya Stella sambil melambaikan tangan di depan muka Andi. "Kang! Kak Andi kesurupan! Bisa bantuin?"
"Yoi. Menghindar dari situ Neng!"
Gue melemparkan sepatu ke kepalanya Andi. Head shot! Skor 3-0 untuk Indonesia! Indonesia! Prok-prok-prok-prok! Indonesia! Bentar, kenapa gue jadi ngayal ke bola? Intinya, Andi gak menunjukan reaksi. Aneh... Tiba-tiba Anton masuk sambil ngos-ngosan.
"Hei-hei-hei! Anton! Lu selamat!" ledek gue
"Kampret lo Zan. Kampret lo" balas Anton. "Untung aja gue lewat segerombolan cewek. Kalo kagak... Gimana coba?"
"Ahahahah, sori Bro"
Anton menghela napas panjang sebentar. Dia melihat ke Andi. Lalu dia menoleh ke gue dan Stella. Kami berdua mengangkat bahu.
"Di, nape lu?" tanya Anton
"Kayaknya gue jatuh cinta pada pandangan ke-7!" teriak Andi dengan riang
"Pandangan ke-7?" Gue, Stella dan Anton bingung
"Karena pandangan pertama udah mainstream!" Andi berlari menghampiri gue. "Zano! Tolong bantuin gue! Gue yakin dia adalah jodoh gue!"
"Lu ngomong apa?" gue heran
"Apa perlu gue menyatakan cinta ke Anton dulu?" tanya Andi
APA?! Gue hampir kena kolera. Gue yakin Anton hampir kena stroke ringan... Atau dia emang udah kena stroke sekarang. Gue gak nyangka Andi bakal percaya dengan omong kosong gue. Anton menunjukan tampang yang paling memuakan.
"Elu gak mungkin percaya kan sama omong kosonya Zano yang barusan?" keluh Anton
"Zan, elu udah berapa lama temenan dengan Yuria?" tanya Andi
"Eh, udah lumayan lama sih. Cuma elu sama adik lu gak pernah ketemuan aja" jawab gue. "Kenapa emangnya?"
"Zan... Sebagai sahabat gue dan juga sebagai Dokter Cinta. Maukah elu bantuin gue untuk PDKT dengan Yuria?" tanya Andi dengan mata berbinar-binar
"Ehck... Elu mau gue comblangin elu dengan Yuria? tanya gue
"Bisa? Plis Zan! Plissssss! Gue mohon banget"
"Haaah, ya udah"
"YES!!!! Makasih Zan! YIIIHAAA!!"
Gue sih setuju aja... Tapi tingkahnya Andi itu lho yang benar-benar aneh. Gue dan seisi toko (sebenarnya cuma pegawai doang) menatap Andi dengan kebingungan.
Bersambung
***********
Part selanjutnya, Zano akan menceritakan sedikit tentang Yuria, Shiori dan bagaimana caranya dia bisa bertemu dan menjadi teman dengan mereka berdua!
Zano : Haah, kenapa mesti secepet itu?! Gue males!
Heh! Tokoh di cerita gak boleh muncul setelah kata "bersambung" keluar!
Zano : Haah, kenapa mesti secepet itu?! Gue males!
Heh! Tokoh di cerita gak boleh muncul setelah kata "bersambung" keluar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar