"The Revenge" adalah salah satu dari hasil karya Green
Leaper AKA Leaper. Seperti biasa, entah apa yang memotivasi Leaper untuk
menulis cerita ini.
Part sebelumnya, Telah terjadi kasus pembunuhan. Seorang siswi SMA ditemukan tewas dalam kondisi yang mengenaskan. Black Operatives, pihak yang pernah terlibat konflik dengan pasukan kegelapan menduga bahwa ada pergerakan dari pasukan kegelapan lagi. Miyuki, Zalinsky dan Livy juga berpikir demikian.
Happy Reading !
Part sebelumnya, Telah terjadi kasus pembunuhan. Seorang siswi SMA ditemukan tewas dalam kondisi yang mengenaskan. Black Operatives, pihak yang pernah terlibat konflik dengan pasukan kegelapan menduga bahwa ada pergerakan dari pasukan kegelapan lagi. Miyuki, Zalinsky dan Livy juga berpikir demikian.
Happy Reading !
******
The Revenge
Part-5
Pemburuan Bagian 2
Malam hari di sebuah kantor, sehari setelah jatuh korban pertama...
2 orang satpam sedang berjalan di tempat parkir. Mereka ingin memastikan bahwa semua pegawai kantor telah pulang. Mereka menemukan masih ada sebuah mobil di tempat parkir. Mereka mengenali pemilik dari mobil tersebut.
Tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam kantor. Kedua satpam segera berlari ke sumber suara untuk mencari tau apa yang terjadi. Suara berasal dari dalam area kerja di dalam kantor. Ketika kedua satpam sampai pada sumber suara.
Terlihat mayat dari pemilik mobil yang tadi tergeletak dalam kondisi mengenaskan sama seperti kasus pembunuhan yang baru-baru saja terjadi. Tanpa disadari kedua satpam tersebut. Sesosok makhluk menyelinap keluar. Karena gelap, kedua satpam tidak melihat makhluk tersebut.
******
Beberapa menit kemudian, di markas Black Operatives di Jakarta...
Haunter, Venom dan beberapa anggota High Command/Komando tertinggi sedang berkumpul pada ruangan briefing. Mereka membahas strategi mencegah penyelundupan senjata ilegal ke area lokal. Tiba-tiba seorang prajurit Black Operatives masuk dengan tergesa-gesa.
"Mohon maaf mengganggu! Kami baru saja menyadap telepon darurat... Telah terjadi kasus pembunuhan lagi. Korban kali ini bernama Aldo Wijoyo. Usia 21 tahun. Pegawai kantor. Penduduk asli Indonesia. Dia ditemukan tewas dalam kondisi yang sama dengan Frisillia Putri. Saat ini, Kepolisian lokal sedang menuju TKP" lapor prajurit itu
"Sudah jatuh korban ke-2? Secepat itu?" ucap Venom dengan kagum
"Iya pak! Kedua korban memiliki hubungan keluarga. Mereka adalah kakak-adik" jawab prajurit itu
"Hey Prajurit. Bisakah kau lacak dimana tempat tinggal keluarga dari kedua korban?" tanya Haunter
"Akan kami usahakan pak!"" jawab prajurit itu
"Sedetil mungkin yang kau bisa... Segera laksanakan sekarang!" perintah Haunter
"Siap laksanakan!"
Prajurit tersebut berlari keluar. Seluruh anggota High Command menatap Haunter. Mereka tau bahwa Haunter sedang memikirkan sesuatu dan tampaknya dia mempunyai sedikit titik terang tentang kasus pembunuhan ini.
"Kopral, apa yang kau pikirkan?" tanya salah satu staff High Command
"Brain Sucker ini... Tidak seperti yang lainnya yang hanya bertindak sesuai naluri. Yang satu ini bertindak atas suatu perintah. Aku curiga... Dia sedang mengincar seseorang" jawab Haunter. Mukanya yang ditutupi gasmask S-10 membuat seluruh anggota tidak tau seperti apa ekspresinya sekarang
"Apakah kau sudah bisa menduga siapa target selanjutnya?" tanya Venom
"Mungkin. Tapi aku harus menunggu laporan yang kuminta masuk... Setelah itu, baru kita lihat perkembangan situasinya... Untuk sekarang, kita harus lakukan apa yang kita bisa" jawab Haunter.
*******
Pada saat bersamaan di rumah Miyuki....
Miyuki sedang berpikir tentang apa yang diincar oleh Brain Sucker yang sedang berkeliaran. Dia menyisir rambutnya yang panjang. Tiba-tiba dari balik jendela terlihat sebuah bayangan.
"Miyuki? Apakah kau masih bangun?" terdengar suara dari belakang jendela tersebut
"Iya. Tunggu sebentar Livy..." Miyuki membuka kaca jendela. Livy kemudian duduk di jendela
"Maaf mengganggumu malam-malam" sapa Livy
"Tidak, kau tidak menggangguku. Ada apa kau malam-malam datang?" tanya Miyuki
"Tentang korban dari Brain Sucker. Sudah jatuh korban ke-2" jawab Livy
"Apakah kau tau korban keduanya siapa?" tanya Miyuki
"Maaf, aku bukan anggota mili-"
Miyuki menutup mulut Livy dengan cepat sambil menaruh satu jari di bibirnya. Miyuki tau ada sesuatu yang sedang mendekati mereka berdua. Livy mengerti kode tersebut. Miyuki mengambil pistol kecil dan berjalan secara perlahan menuruni tangga kamar.
Dengan hati-hati seluruh lantai bawah digeledah mereka berdua. Miyuki membuka pintu teras dengan cepat sambil mengacungkan pistolnya ke depan. Tidak ada apa-apa. Sebuah daun dari pohon di sebelah rumahnya jatuh dengan tiba-tiba, Miyuki langsung mengacungkan pistol ke pohon tersebut.
"Kau! berhenti di situ" teriak Miyuki
"Eaaaargh!"
Rupanya Zalinksy. Dia jatuh dari pohon tersebut. Kepalanya mendarat duluan. Livy menghela napas lega, begitu juga dengan Miyuki.
"Dasar kau ini" ucap Livy
"Zalinsky, apa yang kau lakukan mengendap-ngendap di rumahku?" tanya Miyuki sambil menyimpan pistolnya
"Uuugh... Ini" Zalinsky melemparkan sebuah radio kepada Miyuki. "Kopral menyuruhku untuk memberimu radio itu"
Miyuki menangkap radio itu.
"Hei Rica *Bzzz*... Ketika pesan sampai kepadamu, mungkin saja korban ke-2 telah jatuh. *Bzzz* Aku ingin kau untuk pergi ke alamat seorang artis. Dia adalah pendatang baru. Dan yang kumaksud dengan pendatang baru, dia bukan hanya baru terjun ke dunia artis. Dia juga baru tiba di Jakarta. Cegat dia pada sektor Delta. Jika kau bisa, yakinkan dia untuk segera meninggalkan kota Jakarta secepatnya. Berhati-hatilah" Itulah isi pesan radio itu.
"Hm... Hey Zalinsky. Apakah kau kosong malam ini?" tanya Miyuki
"Sudah pasti Sersan. Aku selalu punya waktu kosong untukmu" jawab Zalinsky sambil berdiri. "Jadi, apa yang akan kita lakukan?" Zalinsky mengeluarkan pistol miliknya
"Mencegah satu nyawa lagi jatuh ke tangan mereka" jawab Miyuki. "Livy aku ingin kau untuk mengawasi kami dari jauh"
"Aku mengerti"
"Apakah kau tau korban keduanya siapa?" tanya Miyuki
"Maaf, aku bukan anggota mili-"
Miyuki menutup mulut Livy dengan cepat sambil menaruh satu jari di bibirnya. Miyuki tau ada sesuatu yang sedang mendekati mereka berdua. Livy mengerti kode tersebut. Miyuki mengambil pistol kecil dan berjalan secara perlahan menuruni tangga kamar.
Dengan hati-hati seluruh lantai bawah digeledah mereka berdua. Miyuki membuka pintu teras dengan cepat sambil mengacungkan pistolnya ke depan. Tidak ada apa-apa. Sebuah daun dari pohon di sebelah rumahnya jatuh dengan tiba-tiba, Miyuki langsung mengacungkan pistol ke pohon tersebut.
"Kau! berhenti di situ" teriak Miyuki
"Eaaaargh!"
Rupanya Zalinksy. Dia jatuh dari pohon tersebut. Kepalanya mendarat duluan. Livy menghela napas lega, begitu juga dengan Miyuki.
"Dasar kau ini" ucap Livy
"Zalinsky, apa yang kau lakukan mengendap-ngendap di rumahku?" tanya Miyuki sambil menyimpan pistolnya
"Uuugh... Ini" Zalinsky melemparkan sebuah radio kepada Miyuki. "Kopral menyuruhku untuk memberimu radio itu"
Miyuki menangkap radio itu.
"Hei Rica *Bzzz*... Ketika pesan sampai kepadamu, mungkin saja korban ke-2 telah jatuh. *Bzzz* Aku ingin kau untuk pergi ke alamat seorang artis. Dia adalah pendatang baru. Dan yang kumaksud dengan pendatang baru, dia bukan hanya baru terjun ke dunia artis. Dia juga baru tiba di Jakarta. Cegat dia pada sektor Delta. Jika kau bisa, yakinkan dia untuk segera meninggalkan kota Jakarta secepatnya. Berhati-hatilah" Itulah isi pesan radio itu.
"Hm... Hey Zalinsky. Apakah kau kosong malam ini?" tanya Miyuki
"Sudah pasti Sersan. Aku selalu punya waktu kosong untukmu" jawab Zalinsky sambil berdiri. "Jadi, apa yang akan kita lakukan?" Zalinsky mengeluarkan pistol miliknya
"Mencegah satu nyawa lagi jatuh ke tangan mereka" jawab Miyuki. "Livy aku ingin kau untuk mengawasi kami dari jauh"
"Aku mengerti"
********
Beberapa jam kemudian pada dimensi lain...
"Brain sucker telah memakan korban ke-2. Selanjutnya apa?" tanya sesosok zombie
"Lanjutkan sesuai rencana!" jawab Blackheart. "Kali ini, aku ingin kau untuk sedikit... campur tangan"
"Apa perintahmu?" tanya zombie itu
Blackheart melemparkan sebuah jarum suntik ke zombie tersebut. Zombie tersebut menangkap jarum itu dengan tangan kanan.
"Ini yang harus kau lakukan...."
"Aku mendengarkan"
******
Sementara itu Miyuki dan Zalinsky berhenti pada sebuah jalan yang sepi...
"Ugh... Dingin. Apa kau yakin artis itu akan lewat tempat ini?" tanya Zalinsky sambil bersandar pada bagasi mobil
"Ya, sangat yakin. Kakak tidak pernah berbohong padaku" jawab Miyuki sambil mengatur senapan snipernya.
Sebuah mobil terlihat dari jauh. Zalinsky mulai mengkokang pistolnya dan Miyuki mulai mengeker senapan sniper miliknya pada mobil itu. Hanya dengan 2 kali tembak, Miyuki menghentikan mobil itu. Zalinsky berlari menghampiri mobil itu. Zalinsky baru menyadari bahwa ada kandang kuda di belakang mobil itu. Seorang perempuan keluar dari mobil itu.
"Kau siapa? Mau apa kamu?!"
"Maaf tentang kejadian ini. Kami dari Kepolisian. Anda harus ikut dengan kami" jawab Zalinsky
"Kenapa aku harus ikut?" tanya perempuan itu
"Akan kami jelaskan di kan-"
Tiba-tiba sesosok Brain Sucker menyerang perempuan tadi. Sebelum Zalinsky bisa bertindak, Brain Sucker tersebut sudah membunuh perempuan tadi. Zalinsky mulai menembak beberapa peluru ke Brain Sucker tapi sepertinya tak mempan. Miyuki dari kejauhan menahan napas, dengan penuh perhitungan dia mengangkat senapan snipernya. Dengan pikiran yang tenang, dia menarik pelatuknya
DOR!
Kepala dari Brain Sucker tersesbut terlepas dari badannya. Brain Sucker tersebut melepaskan Zalinsky kemudian jatuh ke tanah. Tewas. Zalinsky mundur secara perlahan sambil meraba mukanya. Miyuki mendekati Zalinsky.
"Kau tidak apa-apa prajurit?"
"Ya ampun... Aku masih hidup" ucap Zalinsky dengan kagum. "Sersan! Maaf, aku gagal menyelamatkan target kita"
"Ya... Tidak apa-apa" Miyuki menoleh ke mayat dari artis yang gagal mereka lindungi
Tiba-tiba radio milik Zalinsky berbunyi. Zalinsky mengaktifkan radio miliknya.
"Di sini Haunter, laporkan situasi kalian"
"Kopral, di sini Zalinsky dan Miyuki. Eh... Misi gagal.Target telah dibunuh" jawab Zalinsky
"Aku mengerti... Dan Brain Suckernya? Apakah dia muncul?"
"Iya pak! Makhluk itu muncul dan hampir membunuhku. Beruntung Sersan Miyuki membunuhnya"
"Baiklah. Yang penting kalian sudah membunuh makhluk tersebut. Kerja bagus prajurit" Radio milik Zalinsky mati
Kuda pada belakang mobil tersebut membuat suara.Miyuki, Zalinsky dan Livy (yang muncul tiba-tiba) mendekati kuda tersebut. Miyuki mengelus-ngelus kepala kuda tersebut untuk menenangkannya.
"Apa yang akan kita lakukan dengan kuda ini?" tanya Livy
"Aku tidak tau" Jawab Miyuki
"Oi Miyuki"
Miyuki, Zalinsky dan Livy menoleh ke belakang. Solovoski menepuk tangan.
"Oh, Solovoski! Lama tidak bertemu!" balas Miyuki
"Tembakan yang bagus Rica! Padahal aku sudah hampir melepas tembakan tadi"
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Miyuki
"Seharusnya aku yang membunuh makhluk itu. Malah kau yang menyelasikan tugasku" jawab Solovoski sambil menggaruk kepalanya dengan penuh penyesalan.
"Ahahaha... Maaf"
"Ah Sudahlah. Lebih baik kalian pergi. Aku akan menyamarkan kejadian ini" ucap Solovoski
Suasana menjadi hening sebentar.
"Ehm bagaimana dengan kudanya?" tanya Miyuki
"Akan kubunuh dan ku buat menghilang dari muka Bumi" jawab Solovoski
"Tunggu, jangan. Bukankah itu terlalu kejam?" keluh Miyuki
"Kau ini... Terlalu baik. Baiklah, ambil saja kuda itu. Terserah mau kau apakan. Itu bukan urusanku" balas Solovoski
Miyuki melepaskan kuda itu dari kandangnya. Kemudian Miyuki mulai berbisik kepada kuda itu. Zalinsky dan Livy bingung. Solovoski hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Hei, maaf karena tidak bisa menyelamatkan pemilikmu. Sebagai gantinya. Aku akan merawatmu sekarang. Mari, kita jadi teman" bisik Miyuki sambil mengelus-ngelus kepala kuda.
"Itu... Kuda kan?" ucap Zalinsky
"Melihatnya saja kau sudah tau" balas Livy
"Anu... Kenapa Sersan bicara dengan kuda?"
"Rica terkenal karena terlalu baik. Jangan pikir bahwa dia tidak mengalami perang batin ketika melihat korban jatuh" bisik Solovoski
Sesosok Zombie berlutut di hadapan Blackheart. Beberapa prajurit kegelapan sedang bersiap-siap seperti akan turun perang.
Suasana menjadi hening sebentar.
"Ehm bagaimana dengan kudanya?" tanya Miyuki
"Akan kubunuh dan ku buat menghilang dari muka Bumi" jawab Solovoski
"Tunggu, jangan. Bukankah itu terlalu kejam?" keluh Miyuki
"Kau ini... Terlalu baik. Baiklah, ambil saja kuda itu. Terserah mau kau apakan. Itu bukan urusanku" balas Solovoski
Miyuki melepaskan kuda itu dari kandangnya. Kemudian Miyuki mulai berbisik kepada kuda itu. Zalinsky dan Livy bingung. Solovoski hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Hei, maaf karena tidak bisa menyelamatkan pemilikmu. Sebagai gantinya. Aku akan merawatmu sekarang. Mari, kita jadi teman" bisik Miyuki sambil mengelus-ngelus kepala kuda.
"Itu... Kuda kan?" ucap Zalinsky
"Melihatnya saja kau sudah tau" balas Livy
"Anu... Kenapa Sersan bicara dengan kuda?"
"Rica terkenal karena terlalu baik. Jangan pikir bahwa dia tidak mengalami perang batin ketika melihat korban jatuh" bisik Solovoski
*********
Kembali ke dimensi lain...
Sesosok Zombie berlutut di hadapan Blackheart. Beberapa prajurit kegelapan sedang bersiap-siap seperti akan turun perang.
"Maaf, saya gagal. Lemparan saya malah mengenai seekor kuda. Brain Suckers utusan kita juga sudah tewas" lapor zombie itu
"Haaah, tidak apa-apa. Setidaknya kau berhasil kabur tanpa ketahuan" balas Blackheart
"Apa rencana selanjutnya?" tanya zombie tersebut
"Meskipun Brain Suckers utusan kita telah mati sebelum dia bisa memenuhi seluruh tugasnya. Paling tidak dari ingatan korban terakhir, kita telah menemukan apa yang kita cari" Blackheart mengepalkan tangannya. "Kita telah gagal memburu Livy... Pemburuan kita selanjutnya harus berhasil!"
"Saya mengerti" balas zombie tersebut sambil menundukan kepalanya
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar