Sabtu, 31 Agustus 2013

Seekor Pikachu untuk Ratu

  Ini adalah cerita (singkat) yang Leaper buat untuk Kak Herlambang. Wuahaha, sori kalo jelek atau terlalu pendek dan nunggunya kelamaan Kak.

Ya udah, tanpa ragu lagi... Happy Reading!


********
Seekor Pikachu untuk Ratu



  Pada suatu hari di jaman yang modern (alias sekarang). Hiduplah seorang mahasiswa yang tidak miskin, kurang kaya yo tapi sederhana. Adhytia namanya. Biasa dipanggil dengan nama panggilan "Adit".

Kebetulan hari ini adalah hari pertama liburan semester. Daripada menganggur di rumah, Adit pergi untuk menekuni dunia yang sudah lama ditekuninya... Yaitu nge-band bersama dengan teman-temanya. Dia mengayuh sepedanya dengan bersemangat.

Tiba-tiba ada seorang perempuan lewat dengan terburu-buru. Untung Adit bisa menghentikan laju sepeda dan teknologi sehingga kecelakaan bisa dihindari.

Sori, salah gambar!




  "Heh! Kamu kalau nyetir sepeda pake mata dong!" kata perempuan itu dengan marah
  "Di mana-mana orang kalau nyetir itu pake tangan" balas Adit

Terjadilah perdebatan yang sama sekali tidak berbau FTV ataupun menarik untuk disimak sehingga akan lebih baik kita lewati saja bagian itu. Siapa yang menang? Tentu saja perempuan itu karena Adit tidak mau memperpanjang masalah.

Adit kembali mengayuh sepedanya. Sialnya di tengah-tengah jalan dia terjebak kemacetan selama 1 jam (bayangkan, sepeda saja bisa kejebak macet).

Setelah melawan teriknya panas matahari, macetnya jalanan dan asap tukang sate yang memenuhi udara... Akhirnya Adit sampai juga di depan sebuah studio milik salah satu teman jauh mereka.

  Dia turun dari sepeda. Membuka pintu studio. Dia melihat ada kendaraan dari teman-temanya sudah terpakir secara ambur-adul rapi di sekitar tempat parkir studio. Ini berarti satu hal, Cerita ini tidak ada hubunganya dengan Negara Api.

Dia masuk ke dalam studio dan langsung disambut oleh teman-temanya. Tanpa membuang-buang waktu lagi, mereka segera melakukan pemanasan.

Pemanasan mereka adalah bermain secara sembarangan. Sebenarnya bukan untuk didengarkan tapi supaya semangat mereka untuk memainkan sebuah musik naik.

  "Oke, siap?" tanya Adit

Teman-temannya menganggukan kepala. Adit menghela napas dan dengan tegas dia berteriak...

  "A11 !"

Namun, tiba-tiba HP milik Budi (gitaris) berdering. Suasana menjadi hening. Budi mengangkat teleponya.

  "Ya mak? Ha? Tempe? Tapi tempe yang kemaren kan udah ada masa dibeli lagi? Gampang, beli aja mak di toko sebelah... Ha? Apa bedanya tempe yang di supermarket sama di toko sebelah? Tapi kan jauh mak! Iya deh mak.." Budi menutup HPnya. "Gue beli tempe dulu"

30 menit kemudian... Budi kembali. Dia sedikit berkeringat karena memang jarak rumahnya ke supermaket bisa dibilang cukup jauh.

  "Sori kelamaan. Tenang aja, HP gue battreynya dah abis" katanya sedikit ngos-ngosan
  "Okelah, gak apa-apa..." balas Adit

  Mereka mulai bermain dengan semangat. Setelah beberapa menit bermain, mereka memutuskan untuk istirahat sejenak.

  "Gue mau beli air dulu... Ada yang mau nitip?" tanya Adit
  "Adit! Beliin gue air juga dong!" jawab Budi
  "Gue samain aja dengan Budi" sambung Aziz (drummer)
  "Ya udah"

Kebetulan juga, supermarket tepat berada di depan studio sehingga Adit tidak perlu susah payah melawan kejamnya alam di kota. Di dalam supermarket dia mengambil 3 botol air. Saat berpaling, dia tidak sengaja menabrak seorang perempuan.

  "Eh, kamu kan?!"
  "Kamu?!"



Ternyata Adit lagi-lagi bertemu dengan perempuan yang sama. Mengingat ini adalah supermarket, mereka setuju untuk tidak berantem. Entah kenapa senyumanya yang manis membuat Adit merasa seperti sudah mengenal perempuan ini.

  "Tadi kamu yang main musik di studio sebelah ya?" tanya perempuan itu
  "Iya" jawab Adit
  "Kamu yang namanya Adit ya?" tanya perempuan itu lagi
  "Iya, kok tau?" tanya Adit
  "Masih inget aku enggak?" tanya perempuan itu
  "Siapa?"
  "Masa enggak ingat? Aku Viny!"
  "Ooooh!"

Adit ingat. Dulu, Viny merupakan teman baik Adit. Mereka berdua mulai terpisah saat kelas 6 SD dimana Viny harus pindah karena kerjaan Orang Tuanya. Tidak disangka setelah sekian lama terpisah, akhirnya mereka bertemu lagi.

  "Gimana kabarnya? Masih suka pikachu?" tanya Adit
  "Banget!" jawab Viny.
  "Ooh, tinggal dimana sekarang?"
  "Masih di tempat yang sama kok saat waktu kita mau pisah"

Tiba-tiba HPnya Adit berbunyi. Adit mengangkat telepon yang masuk.

  "Dit, kok lama banget?" tanya Budi
  "Lho Bud? Katanya battrey lu habis!"
  "Gue pinjem punya drummer kita" balas Budi
  "Iye, iye bentar. Gue datang!"

Adit menutup teleponya. Sebenarnya Adit masih pengen ngomong dengan Viny lebih lama lagi tapi dia tidak tega melihat teman-teman lainya menderita karena dehidrasi. Adit berlari ke studio (tentu saja sudah membayar belanjaanya)

  Keesokan harinya, Adit teringat bahwa Viny berulang tahun dan Viny itu orang yang gemar dengan makhluk kuning kecil bernama pikachu. Adit segera membelikan boneka pikachu dan pergi ke rumah Viny.

  "Lho? Adit. Mas-"
  "HAPPY BIRTHDAY!" teriak Adit sambil memberikan Viny boneka pikhachu.
  "Ah! Makasih!"

Viny terharu, karena selama ini dia belum pernah mendapat hadiah boneka pikachu setiap kali ulang tahun. Paling-palingan boneka panda yang dia dapat. Viny senang karena temanya ini (Adit) ingat tanggal ulang tahunya.

Hubungan mereka berdua semenjak itu semakin dekat dan akhirnya mereka menjadi pacar. Bandnya Aditpun semakin sukses di dunia entertaiment. Meskipun banyak fans yang cantik, Adit tetap setia kepada Viny seorang.

The End
********

4 komentar:

  1. Gue merasa terhormat bisa komen di cerita ini :V

    BalasHapus
    Balasan
    1. gue merasa biasa aja setelah baca cerita ini @@

      Hapus
    2. Kalau Leaper sendiri sempat kebawa delusi waktu nulis cerita ini

      Hapus