Budi Satria Garuda adalah sebuah karya tulis fiksi
dengan mengangkat tema parodi dari serial Bima Satria Garuda yang tayang setiap
hari Minggu jam 08.30 WIB di RCTI. Tulisan yang digagasi ide dari Aziz RamlieAdam dan Green Leaper ini akan diposting (semoga) setiap hari Sabtu
di Blog Aziz dan Blog Leaper masing-masing, karena ini merupakan tulisan
kolaborasi.
***********
Budi
Satria Garuda Eps-1
Dunia Pararel...
Ini adalah dunia pararel (iya, mirip rangkaian sakelar listrik memang).
Sebuah dunia yang mirip dengan Bumi. Tetapi... dunia ini berada di ambang
kehancuran. Entah apa
penyebabnya. Namun, bukankah setiap serial tokoh superhero selalu ada
kehancuran? Sudahlah, lebih baik ucapkan dulu terima kasih kepada sebuah kerajaan yang
bernama “VUDO” di bawah pimpinan “Rasputin”. Karena kalau kerajaan ini tidak ada, superhero-nya
juga tidak akan ada.
*Tempat kilang minyak. Maksudnya, Kerajaan VUDO*
Rasputin
: “Kurang
ajar! Planet kita berada di ambang kehancuran! Sumber daya di sini... tidak bisa mengimbangi ambisi kita!
Kita harus menemukan planet lain dan merebut sumber dayanya untuk menghidupi
planet ini!”
Narrator
#Putra
: “Terus. Lanjutin sesuai skenario.”
Rasputin
: “Hm...
Bumi....” *Mulai gelisah dengan perannya* “Sebuah
planet yang sumber dayanya sudah cukup untuk menghidupi dunia ini! Seluruh
makhluk akan tunduk kepadaku! Rasputin! Raja VUDO! HAHAHAHAHAHA!”
Narrator
#Aziz
: “Dapet
banget aktingnya....”
Rasputin
: “Bentar
dulu....”
*Buka laptop, update status, tutup laptop*
Narrator
#Putra
: “.......”
Rasputin
: “Karena
saya tokoh antagonis,
bukan berarti saya gak boleh gaul kan?”
*****
Di depan sebuah rumah, di Bumi...
Awan hitam yang berbentuk seperti
pusaran muncul. Harap diingat bahwa ini hanyalah teknik kamera bukan kenyataan. Kalau
kenyataan, pasti udah diupload ke situs internet dari tadi.
Tiba-tiba, muncul segerombolan
pasukan VUDO. Tapi kita tidak akan fokus pada mereka karena mereka terlihat
sama antara satu dan yang lain. Kita hanya akan fokus pada pemimpin mereka yang
dijuluki “Iron Mask”.
*Iron Mask, lagi pengin minta sumbangan*
Narrator
#Aziz
: “Ah, kenapa pake ngupil dulu
tu anak.”
Narrator
#Putra
: “Lagi gatel tuh, Kak.
Maklumin dulu lah….”
Iron
Mask
: “DIAM
KALIAN BERDUA!”
*Berbalik ke arah pasukanya* “Hancurkan
semuanya!”
Pasukan
VUDO
: *Buka laptop, update status, tutup laptop*
Iron Mask menghancurkan pintu gerbang. Agar lebih greget, kami sengaja menambahkan
efek slow motion dan musik yang berbau preman. Kami tidak memakai lagu-nya Mas Jeremy Teti soalnya
nanti terkesan kriminal.
Kita beralih dulu ke
dalam rumah...
Terlihat seorang bapak-bapak sibuk menyalakan
video kameranya. Dari penampilannya,
ia adalah seorang ilmuan. Ia mulai merekam dirinya sendiri. Seperti ingin
menyampaikan suatu pesan. Yang jelas, bukan tentang BBM Campuran….
Ilmuwan
: “Oke,
saya berhasil menghubungkan dua dunia dengan alat teleportasi ini. Sebenarnya
tujuan saya membuat jembatan penghubung dua dunia ini adalah supaya kita bisa
saling mempelajari dunia yang lain.”
Yupia
(Kru Parodi, Make-up artist) : “Bentar
Om!”
*Menyiram muka Ilmuwan dengan air*
Ilmuwan
: “Lho, eh?! Apa-apaan ini?!”
Yupia
: “Mukanya
Om kurang keringetan. Silahkan lanjut!”
Ilmuwan
: “Ehem....” *Nyisir rambut* “Tetapi... gara-gara penelitian saya ini juga, kekuatan jahat telah menemukan jalan
menuju ke dunia ini.”
Tiba-tiba datanglah seorang ibu yang menggendong
seorang anak kecil dan membawa sebuah tas, stroke belanjaan, serta koper yang gak
penting untuk kita bahas. Ibu
itu juga bersama seorang anak laki-laki yang berpegang erat pada tangannya.
Iya, mereka adalah istri dan anak-anak dari Ilmuan itu.
Ilmuwan
: “Gimana?
Udah siap?”
Istri
Ilmuwan : “Sudah!”
Budi (masih anak-anak) : “Mama! Ayam-ayamku mana?!”
Istri
Ilmuwan : “Duuuh
Budi! Kan udah Mama bilang kalo kita cuma pergi sebentar! Jangan ngambek ya,
nanti Mama beliin kamu sendok….”
Budi
(masih anak-anak) : “Gak
mau!”
*Budi minta Ayam*
Dengan ekspresi
ngambek, Budi berlari ke lantai
2 dan memasuki kamarnya. Sementara itu, keluarga Budi menunggu dengan sabar. Namun, ternyata Iron Mask sudah
berada di depan pintu tepat dimana keluarganya Budi menunggu.
Iron
Mask
: *Ngetuk pintu* “Halo!
Ada orang di dalam?”
Narrator
#Aziz
: “Eh, kampret! Jangan diketok
dong! Laki dikit lah!”
Iron
Mask
: “Selain
karena ini parodi, apa salahnya kalo saya masuk dengan cara yang beda dari
biasanya?”
Ilmuwan
: “Gak
ada orang di dalam! Beneran!”
Iron
Mask
: “BUKA
PINTUNYA WOY! WAKTUMU SUDAH HABIS! DEMI VUUDOOO!!!
Ilmuwan
: “Bakal
lebih keren kalo lu
dobrak!”
Iron
Mask
: “Oke! Elu
yang minta!”
Iron Mask dengan
gampang menghancurkan pintu,
berhubung pintunya
terbuat dari bahan lunak dan tidak berbahaya. Istri Ilmuwan
kelihatan takut dan dengan gagah berani Sang Ilmuwan berdiri di depan
istrinya (biar kelihatan
keren).
Iron Mask mengeluarkan
kekuatanya dan
terjadi ledakan. Seluruh rumah terbakar.
Budi yang masih ada di lantai 2 berlari keluar dari kamarnya.
Budi ingin sekali turun
untuk melihat keluarganya,
namun
api yang panas menghalangi jalan. Budi (sekali lagi, yang masih anak-anak)
hanya bisa duduk lalu menangis. Sampai
akhirnya
ada seseorang yang datang menyelamatkannya.
Ledakan yang sangat besar pun terjadi hingga rumah itupun hancur
berantakan...
Narrator
#Putra
: “Sekedar
catatan, untuk efek ledakan kita tidak pakai bom. Kita hanya membakar LPG.”
Iron
Mask
: “Jangan
bilang! Gue jadi terkesan kurang powerful....”
*******
21 Tahun kemudian di Bumi. (Bohong kok, padahal besoknya kita udah lanjut
syuting).
Ini adalah sebuah hari mainstream di Jakarta. Jalanan
yang macet, orang-orang yang sibuk, dan hal-hal yang mungkin membosankan untuk
ditulis di sini seperti dagangan Om Fomi yang ludes terjual. Tetapi hari ini...
ada
sebuah kejadian spesial.
Semuanya berawal di
sebuah bengkel.
Terlihat seorang
pemuda (sebut saja
Bunga) berjalan
menuju sebuah bengkel yang bernama “Satria Motors”. Bunga masuk ke dalam bengkel tersebut.
Di dalam bengkel tersebut terlihat seorang laki-laki yang sibuk membenarkan
motor. Laki-laki itu adalah Budi.... Dan dia, bukan seorang anak-anak lagi (pemerannya udah diganti dengan Budi yang asli).
*Budi yang asli*
Bunga (nama yang aneh memang untuk seorang cowok)
mencoba menyalakan salah satu motor. Motor tersebut menyala. Bunga tampak kagum.
Narrator #Aziz : “Jagain baik-baik ya motor gue” *Nunjuk Satria FU*
Budi : “….”
Bunga : “Bud, ini kamu apain tadi? Kok
tiba-tiba jadi bisa?
Padahal dari kemaren saya coba gak nyala loh”
Budi
: “Oh
gampang, seluruh mesinnya cuma digelitik pake bulu ayam aja kok. Lagian, kebetulan banyak warisan obeng dari papah
saya”
Bunga : “Oh, begitu…. Saya cobain dulu ya.
Nanti saya beritahu
gimana performa motor ini.”
Yupia
(Make up artist) :
*Siram muka Budi pake air*
Budi
: “Heh!”
Yupia
: “Untuk
orang yang sedang bekerja, wajah Kakak kurang keringetan di kamera. Silahkan
lanjut.”
Narrator #Putra : “Kak Aziz, suruh kru buat nimba air lagi dong. Yupia kayaknya
bakal butuh banyak”
Narrator #Aziz : “Oke deh….”
Bunga menyalakan motor sekali lagi dan
berangkat. Budi kembali lagi ke pekerjaanya, yaitu memperbaiki motor-motor
lain. Ketika sementara memperbaiki motor... terdengar suatu teriakan mungil, “Kak Budi!”
Walaupun jarang bersih-bersih telinga, namun suara
itu sudah sangat familiar bagi
Budi. Budi melihat ke belakang. Seorang cewek unyu terlihat berdiri di depan pintu.
Nama cewek itu, Cindy Iskandar
Veronika Ahmad Maulana.
*Cindy Iskandar Veronika Ahmad Maulana*
Cindy
: “Gimana, Kak? Jadi pergi enggak?”
Budi
: “Yoi,
jadi dong~”
Cindy
: “Kira-kira
Kak Randy datang nyusul nggak
ya?
Budi
: “Hehehe…. Lihat aja ntar”
Narrator #Putra : “Eh, namanya Randy ya, yang tadi itu?”
Narrator #Aziz : “Iyeee…. Lu aja sembarangan nyuruh dia ngaku jadi Bunga”
*******
Budi mengantar Cindy
dengan sepeda motor (milik
Narrator #Aziz) ke tugu Monas. Setelah beberapa menit perjalanan, mereka
akhirnya sampai di Monas juga. Cindy menggandeng tangan Budi dan berjalan dengan semangat.
Cindy
: “Ayo
Kak,
ntar
acaranya keburu selesai!”
Budi
: “Acara
apaan? Semua figuran aja
lagi pada
tidur....”
Narrator
#Putra
: “Semuanya!
Pura-pura sibuk!”
Orang-orang (dalam hal
ini, figuran)
mulai terlihat pura-pura sibuk. Ada yang sibuk jadi badut, ada yang sibuk
berjalan ke sana-sini, ada juga yang (masih) sibuk ketiduran. Ketika Cindy dan
Budi berjalan, Budi melihat ke langit.
Ada sebuah cahaya jatuh ke sebuah atap gedung
tinggi yang tidak terlalu jauh. Tak lama kemudian, disusul pesawat TIE dari
Star wars cahaya lain. Karena di naskah tertulis demikian penasaran,
Budi memutuskan untuk mengecek cahaya tersebut.
Budi
: “Cindy,
kamu tunggu di sini,
ya!”
Cindy
: “Lho?
Kakak mau ke mana?”
Budi
:
“Emm… Sembelit aku kambuh!
Kamu jangan kemana-mana ya!”
*Pergi*
Cindy
: “Lho?
Eh?”
*Ngambek*
Budi pergi meninggalkan
Cindy sendirian. Ketika
sedang
bingung dan ngambek karena ditinggal sendirian, seorang laki-laki datang
menghampiri Cindy. Dia itu tidak lain adalah Kakak kandungnya Cindy yang
bernama Randy Iskandar
Bunga Permata Sari.
Narrator
#Putra
: “Bentar,
ini kakaknya? Trus
kenapa Cindy manggil Budi dengan sebutan ‘Kakak’?”
Narrator
#Aziz
: “Waktu briefing tadi, Budi
mintanya emang kayak gitu….”
Randy
: “Lho
Cindy? Budi mana?”
Cindy
: “Lagi
main bola…. Eh, maksudnya... lagi
sembelit.
Dia lari ke sana. *nunjuk
toilet di atas sebuah gedung*
Randy
: “Waduh....
Ya udah deh gak apa-apa, jangan ngambek ya. Nanti Kakak beliin kamu sendok”
Cindy
: “Ha?
Sendok? Apa hubunganya?”
Randy
: “Di naskah sih gitu....”
Narrator #Aziz : “Woy! Itu naskah waktu Budi masih kecil tadi!”
*******
Sementara itu di sebuah toilet di atap gedung tinggi....
Beberapa pasukan VUDO
sedang
menyerang seorang Pria
Misterius.
Ia
bisa
menghindari
serangan dan membalas serangan pasukan VUDO. Meskipun lincah, Pria Misterius itu tersebut bukanlah
seorang Sparta.
Laki-laki tersebut
akhirnya hampir dibunuh. Namun
tiba-tiba
Budi datang
dan menghajar pasukan VUDO.
Arya Gak Guna (Kamera & efek) : “Supaya tambah greget, gue dan kru bakal menggoyangkan kamera ketika
lu memukul supaya kesan jagoannya kelihatan.”
Budi
: “Mantep!”
Terjadi adegan
pertarungan sengit antara kolaborasi Budi-Pria Misterius melawan pasukan VUDO. Budi
menendang, pasukan VUDO terluka. Budi menonjok, pasukan VUDO terluka. Budi
menangkis serangan, pasukan VUDO terluka. Budi sembelit, pasukan VUDO terluka….
Ketika berkelahi, Pria Misterius hampir jatuh dari atas gedung karena serangan pasukan
VUDO. Untung Budi dengan cepat menangkap tangan laki-laki itu. Budi akhirnya
juga diserang oleh pasukan VUDO sampai babak belur.
Budi
: “Aku
tidak akan melepaskanmu!”
Yupia
: *Menyiram muka Budi dan Pria
misterius dengan air*
Budi
, Pria misterius : “.............”
Yupia
: “Wajah
kalian berdua kurang keringetan untuk adengan action. Silahkan lanjut!”
Narrator
#Putra
: “Pia!
Menyingkir dari set sekarang!”
Yupia
: *Menyiram muka Narrator#Putra
dengan air*
Narrator
#Putra
: Kampret! Gue enggak ikutan
main!”
Yupia
: “Itu
karena tadi Kakak ketiduran.”
Merasa kasihan dengan Budi, Pria misterius itu mengeluarkan sebuah Gigi Palsu berwarna merah dan
memasangnya pada mulut Budi. Tak lama, Budi pun berubah menjadi sesosok pahlawan yang
mempunyai cukup kekuatan untuk mengalahkan pasukan VUDO dan menyelamatkan Pria Misterius itu.
*Budi berubah*
Setelah menyelamatkan
laki-laki misterius itu, Budi kembali lagi ke wujud aslinya. Di satu sisi, Budi kelihatan kaget dan di satu sisi lain kelihatan bingung. Tiba-tiba keluar
cahaya yang sangat terang.
Ketika cahaya tersebut sudah redup, Budi
dan Pria misterius
itu berada pada suatu tempat syuting yang hanya diberi latar belakang putih dan
ditambah efek asap dari kendaraan yang ada di belakang kamera.
Budi
: “Kamu
siapa?”
Pria
misterius : “Emmm..
eyke ini….”
Narrator #Aziz : “Eh! Siapa yang ngebawa makhluk ini kemari?!”
Kru
: “Maaf Kang, ini tadi dia mau promosiin produk kecantikan. *buru-buru
menyingkirkan waria dari lokasi syuting*
Pria Misterius : “Perkenalkan, nama saya Mikel Teti. Saya datang dari
dunia pararel, sebuah dunia yang sama dengan duniamu. Kamu adalah manusia yang
terpilih untuk menjalankan sebuah tugas yang sangat berat.”
Budi : “Tugas? Kayak sekolah aja. Pffft….”
Mikel
Teti (udah punya nama) : “Kamu terpilih untuk menyelamatkan
Bumi dari ancaman jahat VUDO.”
Budi
: “Mana
bisa?! Aku hanyalah manusia biasa! Siapalah saya ini?!” *Nunjuk hati*
Mikel
Teti
: “Gigi Palsu
itu membuatmu bisa berubah menjadi Satria Garuda. Gunakan kekuatan itu untuk melindungi
semua orang, terutama yang kamu cintai. Kamu harus percaya kepada kekuatan Gigi Palsu itu.”
Sementara itu, di Monas
terjadi kekacauan karena ulah
pasukan
VUDO yang berkeliaran
dan menyerang semua orang.
Budi
: *Baca skenario*
“Ya
ampun! Cindy!”
*Menepuk
jidat* “Gimana
cara keluar dari sini?”
Mikel
Teti
: “Pejamkan
matamu dan bayangkan tempat yang ingin kamu tuju.”
Budi
: “Okay Beb.”
*Memejamkan mata*
Mikel
Teti
: “Tunggu!”
Penjual Batagor : “Iya? Kenapa?”
Budi
: “Bukan elu!”
Penjual Batagor : *Beralih menawarkan dagangan pada kedua Narrator*
Mikel
Teti
: “Saya bungkusin satu Bang.
Eh, Budi! Sebelum kamu pergi... aku harus mengajarimu cara untuk
memakai kekuatan Gigi Palsu
ini.”
Narrator #Putra : “Cut di sini aja, Kak?”
Narrator #Aziz : “Iya, cara berubahnya pas ruangan putih ini udah dibongkar aja.
Biar penasaran. Lanjut!”
Kru :
“Oke!!” *Meruntuhkan setting ruangan putih*
*******
Kembali ke Monas.
Pasukan VUDO dengan gila menyerang semua orang-orang (dalam hal ini, figuran) yang ada. Di tengah-tengah
kekacauan, Randy berhasil diculik oleh pasukan VUDO.
Beberapa pasukan VUDO
mencoba menangkap Cindy. Tapi mungkin
karena Cindy lebih pendek dibandingkan dengan pasukan VUDO, maka dia bisa
menghindar.
Tak lama kemudian, Budi muncul. Setelah
melihat kekacauan yang ada, dia langsung berubah lagi menjadi Budi Satria Garuda dan mulai terlibat
dalam adengan perkelahian. Pasukan VUDO yang banyak bukanlah tandinganya lagi.
Ketika sementara Budi keasikan berjudi berkelahi,
Cindy diculik. Budi
yang mendengar teriakan Cindy segera berlari menyusul kelompok pasukan VUDO
yang membawa Cindy.
Budi berhasil menyusul kelompok pasukan
VUDO tersebut dan mengalahkan mereka dengan gampang lalu menyelamatkan Cindy.
Budi
Satria G : “Kamu
gak apa-apa?”
Cindy
: “Gak
apa-apa.”
*Melihat kostum Budi
dari ujung kaki sampai kepala* “Kamu
siapa?”
Sebelum Budi Satria Garuda bisa menjawab, Iron
Mask muncul entah dari mana. Gayanya terkesan benar-benar galak bahkan lebih
galak dari sebelumnya.
Budi
Satria G : “Kamu
siapa?”
Iron
Mask
: “Helper DC Indomaret.
Ah! Kembalikan
Gigi Palsu
itu sekarang!”
Budi Satria G : “Kampret, punya lo ternyata….”
Narrator #Putra : “Jangan dikasih gitu aja!”
Narrator #Aziz : “Sabar Bro, nih gue sisain batagor yang tadi”
Iron
Mask
: “Kurang
ajar kalian semua!”
Lagi-lagi terjadi
adengan perkelahian. Susah untuk menentukan siapa yang akan menang sekarang
tapi yang jelas, Bima dan Iron Mask sama-sama terluka.
Cindy
: *Lari ke arah Budi Satria
Garuda*
“Kamu
gak apa-apa?”
Budi Satria G : “Gak apa-apa, kok.” *Sumringah*
Iron
Mask
: “Hmph....”
Yupia
: *Lari
ke Iron Mask*
Iron
Mask
: “Apa?!
Mau siram muka saya?!”
Yupia
: “Bukan.... Kamu gak apa-apa?”
Iron
Mask
: “Bodoh
amat.
Kenapa
ke sini?!”
Yupia
: “Aku
kasian aja kamu gak ada yang perhatiin…. Silahkan lanjut!” *Lari keluar dari set*
Iron Mask mengumpulkan
kekuatanya dan kelihatanya akan menyerang lagi. Bima bersiap-siap untuk
serangan berikutnya.
Narrator #Aziz : “Cut! Cukup, kita lanjut minggu depan!”
Iron Mask : “Kampret! Baru gue mau action.” *Ngemut batagor*
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar