Sabtu, 06 Juli 2013

Budi Satria Garuda - Episode#1




Budi Satria Garuda adalah sebuah karya tulis fiksi dengan mengangkat tema parodi dari serial Bima Satria Garuda yang tayang setiap hari Minggu jam 08.30 WIB di RCTI. Tulisan yang digagasi ide dari Aziz RamlieAdam dan Green Leaper ini akan diposting (semoga) setiap hari Sabtu di Blog Aziz dan Blog Leaper masing-masing, karena ini merupakan tulisan kolaborasi.

            Berikut adalah episode pertama Budi Satria Garuda. Enjoy!


***********

Budi Satria Garuda Eps-1

Dunia Pararel...

Ini adalah dunia pararel (iya, mirip rangkaian sakelar listrik memang). Sebuah dunia yang mirip dengan Bumi. Tetapi... dunia ini berada di ambang kehancuran. Entah apa penyebabnya. Namun, bukankah setiap serial tokoh superhero selalu ada kehancuran? Sudahlah, lebih baik ucapkan dulu terima kasih kepada sebuah kerajaan yang bernama “VUDO” di bawah pimpinan “Rasputin”. Karena kalau kerajaan ini tidak ada, superhero-nya juga tidak akan ada.

*Tempat kilang minyak. Maksudnya, Kerajaan VUDO*

Rasputin : Kurang ajar! Planet kita berada di ambang kehancuran! Sumber daya di sini... tidak bisa mengimbangi ambisi kita! Kita harus menemukan planet lain dan merebut sumber dayanya untuk menghidupi planet ini!
Narrator #Putra : Terus. Lanjutin sesuai skenario.”

Rasputin : Hm... Bumi....” *Mulai gelisah dengan perannya* “Sebuah planet yang sumber dayanya sudah cukup untuk menghidupi dunia ini! Seluruh makhluk akan tunduk kepadaku! Rasputin! Raja VUDO! HAHAHAHAHAHA!

Narrator #Aziz : Dapet banget aktingnya....”

Rasputin : Bentar dulu....” *Buka laptop, update status, tutup laptop*

Narrator #Putra : .......

Rasputin : Karena saya tokoh antagonis, bukan berarti saya gak boleh gaul kan?

*****

Di depan sebuah rumah, di Bumi...

            Awan hitam yang berbentuk seperti pusaran muncul. Harap diingat bahwa ini hanyalah teknik kamera bukan kenyataan. Kalau kenyataan, pasti udah diupload ke situs internet dari tadi.

Tiba-tiba, muncul segerombolan pasukan VUDO. Tapi kita tidak akan fokus pada mereka karena mereka terlihat sama antara satu dan yang lain. Kita hanya akan fokus pada pemimpin mereka yang dijuluki “Iron Mask”.

*Iron Mask, lagi pengin minta sumbangan*

Narrator #Aziz : “Ah, kenapa pake ngupil dulu tu anak.

Narrator #Putra : “Lagi gatel tuh, Kak. Maklumin dulu lah….”

Iron Mask : DIAM KALIAN BERDUA! *Berbalik ke arah pasukanya* Hancurkan semuanya!

Pasukan VUDO : *Buka laptop, update status, tutup laptop*

Iron Mask menghancurkan pintu gerbang. Agar lebih greget, kami sengaja menambahkan efek slow motion dan musik yang berbau preman. Kami tidak memakai lagu-nya Mas Jeremy Teti soalnya nanti terkesan kriminal.

Kita beralih dulu ke dalam rumah...

Terlihat seorang bapak-bapak sibuk menyalakan video kameranya. Dari penampilannya, ia adalah seorang ilmuan. Ia mulai merekam dirinya sendiri. Seperti ingin menyampaikan suatu pesan. Yang jelas, bukan tentang BBM Campuran….

Ilmuwan : Oke, saya berhasil menghubungkan dua dunia dengan alat teleportasi ini. Sebenarnya tujuan saya membuat jembatan penghubung dua dunia ini adalah supaya kita bisa saling mempelajari dunia yang lain.

Yupia (Kru Parodi, Make-up artist) : Bentar Om! *Menyiram muka Ilmuwan dengan air*

Ilmuwan : Lho, eh?! Apa-apaan ini?!

Yupia : Mukanya Om kurang keringetan. Silahkan lanjut!

Ilmuwan : Ehem.... *Nyisir rambut* Tetapi... gara-gara penelitian saya ini juga, kekuatan jahat telah menemukan jalan menuju ke dunia ini.

Tiba-tiba datanglah seorang ibu yang menggendong seorang anak kecil dan membawa sebuah tas, stroke belanjaan, serta koper yang gak penting untuk kita bahas. Ibu itu juga bersama seorang anak laki-laki yang berpegang erat pada tangannya. Iya, mereka adalah istri dan anak-anak dari Ilmuan itu.

Ilmuwan : Gimana? Udah siap?

Istri Ilmuwan : Sudah!

Budi (masih anak-anak) : Mama! Ayam-ayamku mana?!

Istri Ilmuwan : Duuuh Budi! Kan udah Mama bilang kalo kita cuma pergi sebentar! Jangan ngambek ya, nanti Mama beliin kamu sendok….”

Budi (masih anak-anak) : Gak mau!

*Budi minta Ayam*

Dengan ekspresi ngambek, Budi berlari ke lantai 2 dan memasuki kamarnya. Sementara itu, keluarga Budi menunggu dengan sabar. Namun, ternyata Iron Mask sudah berada di depan pintu tepat dimana keluarganya Budi menunggu.

Iron Mask : *Ngetuk pintu* Halo! Ada orang di dalam?

Narrator #Aziz : “Eh, kampret! Jangan diketok dong! Laki dikit lah!”

Iron Mask : Selain karena ini parodi, apa salahnya kalo saya masuk dengan cara yang beda dari biasanya?

Ilmuwan : Gak ada orang di dalam! Beneran!

Iron Mask : BUKA PINTUNYA WOY! WAKTUMU SUDAH HABIS! DEMI VUUDOOO!!!

Ilmuwan : Bakal lebih keren kalo lu dobrak!

Iron Mask : “Oke! Elu yang minta!

Iron Mask dengan gampang menghancurkan pintu, berhubung pintunya terbuat dari bahan lunak dan tidak berbahaya. Istri Ilmuwan kelihatan takut dan dengan gagah berani Sang Ilmuwan berdiri di depan istrinya (biar kelihatan keren).

Iron Mask mengeluarkan kekuatanya dan terjadi ledakan. Seluruh rumah terbakar.  Budi yang masih ada di lantai 2 berlari keluar dari kamarnya.

Budi ingin sekali turun untuk melihat keluarganya, namun api yang panas menghalangi jalan. Budi (sekali lagi, yang masih anak-anak) hanya bisa duduk lalu menangis. Sampai akhirnya ada seseorang yang datang menyelamatkannya. Ledakan yang sangat besar pun terjadi hingga rumah itupun hancur berantakan...

Narrator #Putra : Sekedar catatan, untuk efek ledakan kita tidak pakai bom. Kita hanya membakar LPG.

Iron Mask : Jangan bilang! Gue jadi terkesan kurang powerful....”

*******

21 Tahun kemudian di Bumi. (Bohong kok, padahal besoknya kita udah lanjut syuting).

Ini adalah sebuah hari mainstream di Jakarta. Jalanan yang macet, orang-orang yang sibuk, dan hal-hal yang mungkin membosankan untuk ditulis di sini seperti dagangan Om Fomi yang ludes terjual. Tetapi hari ini... ada sebuah kejadian spesial.

Semuanya berawal di sebuah bengkel. Terlihat seorang pemuda (sebut saja Bunga) berjalan menuju sebuah bengkel yang bernama “Satria Motors”. Bunga masuk ke dalam bengkel tersebut. Di dalam bengkel tersebut terlihat seorang laki-laki yang sibuk membenarkan motor. Laki-laki itu adalah Budi.... Dan dia, bukan seorang anak-anak lagi (pemerannya udah diganti dengan Budi yang asli).

*Budi yang asli*

Bunga (nama yang aneh memang untuk seorang cowok) mencoba menyalakan salah satu motor. Motor tersebut menyala. Bunga tampak kagum.

Narrator #Aziz : “Jagain baik-baik ya motor gue” *Nunjuk Satria FU*

Budi : “….”

Bunga : Bud, ini kamu apain tadi? Kok tiba-tiba jadi bisa? Padahal dari kemaren saya coba gak nyala loh”

Budi : Oh gampang, seluruh mesinnya cuma digelitik pake bulu ayam aja kok. Lagian, kebetulan banyak warisan obeng dari papah saya”

Bunga : Oh, begitu…. Saya cobain dulu ya. Nanti saya beritahu gimana performa motor ini.

Yupia (Make up artist) : *Siram muka Budi pake air*

Budi : Heh!

Yupia : Untuk orang yang sedang bekerja, wajah Kakak kurang keringetan di kamera. Silahkan lanjut.

Narrator #Putra : “Kak Aziz, suruh kru buat nimba air lagi dong. Yupia kayaknya bakal butuh banyak”

Narrator #Aziz : “Oke deh….”

Bunga menyalakan motor sekali lagi dan berangkat. Budi kembali lagi ke pekerjaanya, yaitu memperbaiki motor-motor lain. Ketika sementara memperbaiki motor... terdengar suatu teriakan mungil, “Kak Budi!”

Walaupun jarang bersih-bersih telinga, namun suara itu sudah sangat familiar bagi Budi. Budi melihat ke belakang. Seorang cewek unyu terlihat berdiri di depan pintu. Nama cewek itu, Cindy Iskandar Veronika Ahmad Maulana.

*Cindy Iskandar Veronika Ahmad Maulana*

Cindy : Gimana, Kak? Jadi pergi enggak?

Budi : Yoi, jadi dong~”

Cindy : Kira-kira Kak Randy datang nyusul nggak ya?

Budi : “Hehehe…. Lihat aja ntar”

Narrator #Putra : “Eh, namanya Randy ya, yang tadi itu?”

Narrator #Aziz : “Iyeee…. Lu aja sembarangan nyuruh dia ngaku jadi Bunga”

*******

Budi mengantar Cindy dengan sepeda motor (milik Narrator #Aziz) ke tugu Monas.  Setelah beberapa menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di Monas juga. Cindy menggandeng tangan Budi dan berjalan dengan semangat.

Cindy : Ayo Kak, ntar acaranya keburu selesai!

Budi : Acara apaan? Semua figuran aja lagi pada tidur....”

Narrator #Putra : Semuanya! Pura-pura sibuk!

Orang-orang (dalam hal ini, figuran) mulai terlihat pura-pura sibuk. Ada yang sibuk jadi badut, ada yang sibuk berjalan ke sana-sini, ada juga yang (masih) sibuk ketiduran. Ketika Cindy dan Budi berjalan, Budi melihat ke langit.

Ada sebuah cahaya jatuh ke sebuah atap gedung tinggi yang tidak terlalu jauh. Tak lama kemudian, disusul pesawat TIE dari Star wars cahaya lain. Karena di naskah tertulis demikian penasaran, Budi memutuskan untuk mengecek cahaya tersebut.

Budi : Cindy, kamu tunggu di sini, ya!

Cindy : Lho? Kakak mau ke mana?

Budi : “Emm… Sembelit aku kambuh! Kamu jangan kemana-mana ya! *Pergi*

Cindy : Lho? Eh? *Ngambek*

Budi pergi meninggalkan Cindy sendirian. Ketika sedang bingung dan ngambek karena ditinggal sendirian, seorang laki-laki datang menghampiri Cindy. Dia itu tidak lain adalah Kakak kandungnya Cindy yang bernama Randy Iskandar Bunga Permata Sari.

Narrator #Putra : Bentar, ini kakaknya? Trus kenapa Cindy manggil Budi dengan sebutan ‘Kakak?

Narrator #Aziz : “Waktu briefing tadi, Budi mintanya emang kayak gitu….”

Randy : Lho Cindy? Budi mana?

Cindy : Lagi main bola…. Eh, maksudnya... lagi sembelit. Dia lari ke sana. *nunjuk toilet di atas sebuah gedung*

Randy : Waduh.... Ya udah deh gak apa-apa, jangan ngambek ya. Nanti Kakak beliin kamu sendok

Cindy : Ha? Sendok? Apa hubunganya?

Randy : “Di naskah sih gitu....

Narrator #Aziz : “Woy! Itu naskah waktu Budi masih kecil tadi!”

*******

Sementara itu di sebuah toilet di atap gedung tinggi....

Beberapa pasukan VUDO sedang menyerang seorang Pria Misterius. Ia bisa menghindari serangan dan membalas serangan pasukan VUDO. Meskipun lincah, Pria Misterius itu tersebut bukanlah seorang Sparta.

Laki-laki tersebut akhirnya hampir dibunuh. Namun tiba-tiba Budi datang dan menghajar pasukan VUDO.

Arya Gak Guna (Kamera & efek) : Supaya tambah greget, gue dan kru bakal menggoyangkan kamera ketika lu memukul supaya kesan jagoannya kelihatan.

Budi : Mantep!

Terjadi adegan pertarungan sengit antara kolaborasi Budi-Pria Misterius melawan pasukan VUDO. Budi menendang, pasukan VUDO terluka. Budi menonjok, pasukan VUDO terluka. Budi menangkis serangan, pasukan VUDO terluka. Budi sembelit, pasukan VUDO terluka.

Ketika berkelahi, Pria Misterius hampir jatuh dari atas gedung karena serangan pasukan VUDO. Untung Budi dengan cepat menangkap tangan laki-laki itu. Budi akhirnya juga diserang oleh pasukan VUDO sampai babak belur.

Budi : Aku tidak akan melepaskanmu!

Yupia : *Menyiram muka Budi dan Pria misterius dengan air*

Budi , Pria misterius : .............

Yupia : Wajah kalian berdua kurang keringetan untuk adengan action. Silahkan lanjut!”

Narrator #Putra : Pia! Menyingkir dari set sekarang!

Yupia : *Menyiram muka Narrator#Putra dengan air*

Narrator #Putra : Kampret! Gue enggak ikutan main!

Yupia : Itu karena tadi Kakak ketiduran.

Merasa kasihan dengan Budi, Pria misterius itu mengeluarkan sebuah Gigi Palsu berwarna merah dan memasangnya pada mulut Budi. Tak lama, Budi pun berubah menjadi sesosok pahlawan yang mempunyai cukup kekuatan untuk mengalahkan pasukan VUDO dan menyelamatkan Pria Misterius itu.

*Budi berubah*

Setelah menyelamatkan laki-laki misterius itu, Budi kembali lagi ke wujud aslinya. Di satu sisi, Budi kelihatan kaget dan di satu sisi lain kelihatan bingung. Tiba-tiba keluar cahaya yang sangat terang.

Ketika cahaya tersebut sudah redup, Budi dan Pria misterius itu berada pada suatu tempat syuting yang hanya diberi latar belakang putih dan ditambah efek asap dari kendaraan yang ada di belakang kamera.

Budi : Kamu siapa?

Pria misterius : “Emmm.. eyke ini….”

Narrator #Aziz : “Eh! Siapa yang ngebawa makhluk ini kemari?!”

Kru : “Maaf Kang, ini tadi dia mau promosiin produk kecantikan. *buru-buru menyingkirkan waria dari lokasi syuting*

Pria Misterius : “Perkenalkan, nama saya Mikel Teti. Saya datang dari dunia pararel, sebuah dunia yang sama dengan duniamu. Kamu adalah manusia yang terpilih untuk menjalankan sebuah tugas yang sangat berat.

Budi : Tugas? Kayak sekolah aja. Pffft….”

Mikel Teti (udah punya nama) : Kamu terpilih untuk menyelamatkan Bumi dari ancaman jahat VUDO.

Budi : Mana bisa?! Aku hanyalah manusia biasa! Siapalah saya ini?!” *Nunjuk hati*

Mikel Teti : “Gigi Palsu itu membuatmu bisa berubah menjadi Satria Garuda. Gunakan kekuatan itu untuk melindungi semua orang, terutama yang kamu cintai. Kamu harus percaya kepada kekuatan Gigi Palsu itu.

Sementara itu, di Monas terjadi kekacauan karena ulah pasukan VUDO yang berkeliaran dan menyerang semua orang.

Budi : *Baca skenario* Ya ampun! Cindy! *Menepuk jidat* Gimana cara keluar dari sini?

Mikel Teti : Pejamkan matamu dan bayangkan tempat yang ingin kamu tuju.

Budi : “Okay Beb.” *Memejamkan mata*

Mikel Teti : Tunggu!

Penjual Batagor : “Iya? Kenapa?”

Budi : “Bukan elu!”

Penjual Batagor : *Beralih menawarkan dagangan pada kedua Narrator*

Mikel Teti : “Saya bungkusin satu Bang. Eh, Budi! Sebelum kamu pergi... aku harus mengajarimu cara untuk memakai kekuatan Gigi Palsu ini.

Narrator #Putra : “Cut di sini aja, Kak?”

Narrator #Aziz : “Iya, cara berubahnya pas ruangan putih ini udah dibongkar aja. Biar penasaran. Lanjut!”

Kru : “Oke!!” *Meruntuhkan setting ruangan putih*

*******

Kembali ke Monas. Pasukan VUDO dengan gila menyerang semua orang-orang (dalam hal ini, figuran) yang ada. Di tengah-tengah kekacauan, Randy berhasil diculik oleh pasukan VUDO.

Beberapa pasukan VUDO mencoba menangkap Cindy. Tapi mungkin karena Cindy lebih pendek dibandingkan dengan pasukan VUDO, maka dia bisa menghindar.

Tak lama kemudian, Budi muncul. Setelah melihat kekacauan yang ada, dia langsung berubah lagi menjadi Budi Satria Garuda dan mulai terlibat dalam adengan perkelahian. Pasukan VUDO yang banyak bukanlah tandinganya lagi.

Ketika sementara Budi keasikan berjudi berkelahi, Cindy diculik. Budi yang mendengar teriakan Cindy segera berlari menyusul kelompok pasukan VUDO yang membawa Cindy.

Budi berhasil menyusul kelompok pasukan VUDO tersebut dan mengalahkan mereka dengan gampang lalu menyelamatkan Cindy.

Budi Satria G : Kamu gak apa-apa?

Cindy : Gak apa-apa. *Melihat kostum Budi dari ujung kaki sampai kepala* Kamu siapa?

Sebelum Budi Satria Garuda bisa menjawab, Iron Mask muncul entah dari mana. Gayanya terkesan benar-benar galak bahkan lebih galak dari sebelumnya.

Budi Satria G : Kamu siapa?

Iron Mask : “Helper DC Indomaret. Ah! Kembalikan Gigi Palsu itu sekarang!

Budi Satria G : Kampret, punya lo ternyata….”
 
Narrator #Putra : “Jangan dikasih gitu aja!”

Narrator #Aziz : “Sabar Bro, nih gue sisain batagor yang tadi”

Iron Mask : Kurang ajar kalian semua!

Lagi-lagi terjadi adengan perkelahian. Susah untuk menentukan siapa yang akan menang sekarang tapi yang jelas, Bima dan Iron Mask sama-sama terluka.

Cindy : *Lari ke arah Budi Satria Garuda* Kamu gak apa-apa?

Budi Satria G : Gak apa-apa, kok.” *Sumringah*

Iron Mask : Hmph....”

Yupia : *Lari ke Iron Mask*

Iron Mask : Apa?! Mau siram muka saya?!

Yupia : Bukan.... Kamu gak apa-apa?

Iron Mask : Bodoh amat. Kenapa ke sini?!”

Yupia : Aku kasian aja kamu gak ada yang perhatiin…. Silahkan lanjut!” *Lari keluar dari set*

Iron Mask mengumpulkan kekuatanya dan kelihatanya akan menyerang lagi. Bima bersiap-siap untuk serangan berikutnya.

Narrator #Aziz : “Cut! Cukup, kita lanjut minggu depan!”

Iron Mask : “Kampret! Baru gue mau action.” *Ngemut batagor*


Bersambung
************

Episode selanjutnya sudah dirilis. Bisa dibaca di sini atau Blog Aziz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar