Rabu, 17 Juli 2013

The Revenge Part-2

  "The Revenge" adalah salah satu dari hasil karya Green Leaper AKA Leaper. Seperti biasa, entah apa yang memotivasi Leaper untuk menulis cerita ini.

Part sebelumnya.

Happy Reading !


*****
The Revenge
Part-2

 
  TEEEET!

  Miyuki membuka matanya. Dia terbangun. Napasnya jadi panjang-pendek seperti orang yang baru selesai marathon. Jantungnya berdetak sedikit kencang. Dia mematikan alarm di sebelah tempat tidurnya. Jam menunjukan pukul 02.00. Miyuki terdiam sejenak.

  "Haaaah" Miyuki menghela napas sambil menggaruk-garuk kepalanya. "Salah menyetel alarm lagi"

Miyuki menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka kemudian dia bercemin sebentar merapikan rambut panjangnya. Karena dia tidak bisa tidur lagi, dia pergi ke halaman depan rumahnya.

Di luar masih gelap, sepi dan udaranya masih dingin. Dia sempat menggigil. Mungkin pajama yang dipakainya kurang hangat atau mungkin dia sedang sakit... Entahlah. Dia melihat sekelilingnya.

  Jalan setapak sangat sepi. Di kejauhan, ada beberapa rumah warga tapi lampunya semua padam. Sebagian besar pemandangan hanya dihiasi rumput dan pohon-pohon yang tidak terlalu tinggi maupun rendah. Jalan setapak yang ada di depan rumahnya menhubungkan 2 jalan. Satu ke desa dan satu lagi ke hutan.

Ketika sementara melihat-lihat. Miyuki merasa seperti sedang diawasi. Matanya dan indra lainya menjadi lebih tajam. Sekali lagi dia memperhatikan sekelilingnya tanpa menunjukan bahwa dirinya curiga.

  “Yang di atas pohon. Siapapun kau lebih baik kau tunjukan dirimu sekarang” ucap Miyuki.
  “Eaaaaaaaa!”

BRUAK!

Seorang remaja yang tampaknya berumur 18 tahun jatuh dari atas pohon. Dia memakai seragam yang sudah sangat familiar dengan Miyuki. Yaitu seragam pasukan Black Operatives. Remaja itu mempunyai pistol yang disimpan tepat di pinggangnya.

Miyuki mendekati remaja itu yang sekarang posisinya kepala di bawah dan kakinya di atas. Miyuki tau siapapun orang ini, dia pasti prajurit baru jika dilihat dari tingkah lakunya.

  “Nrrrghhh.... Achk....kkkkkkk.....Sa-sa-sakit....” keluh remaja itu
  “Kau siapa?” tanya Miyuki
  “Op-Op...Operative.... Private Zalinsky. Bagian pengantar pesan.... Melapor!” jawab remaja itu.
  “Pengantar pesan?”
  “Ya Sersan! Ini!” Zalinsky berdiri lalu memberi Miyuki sepucuk surat. “Baiklah, tugasku sudah selesai. Selamat berjuang ya Sersan!” Zalinsky berdiri lalu pergi berlari ke hutan

  Miyuki kembali masuk ke dalam rumah. Dia melihat surat itu. Ada sebuah simbol biohazard berwarna hijau gelap. Simbol adalah simbol dari tim Miyuki. Ini berarti yang mengirim surat ini adalah salah satu dari anggota tim.

Miyuki langsung memikirkan beberapa nama. Suarez, Gex, Solovoski dan Haunter. Biasanya jika mereka ingin berkomunikasi, Suarez, Gex atau Solovoski akan datang menemuinya secara langsung. Hanya 1 orang saja yang tidak ingin terlihat di depan umum... Haunter, Kakaknya.

“Temui aku di gunung sampah malam ini jam 22.50”

Itulah isi suratnya. Sangat singkat dan membingungkan. Tetapi Miyuki senang karena dia akan bertemu dengan Kakaknya lagi. Haunter memang sering sibuk bertugas.

Gunung sampah adalah julukan untuk sebuah tempat. Sebenarnya tempat yang dimaksud bukanlah tempat yang mempunyai banyak sampah atau kotor. Tempatnya hanyalah sebuah apartemen yang terletak di ujung kota.

Konon, apartemen itu merupakan tempat yang angker bagi masyarakat. Sehingga tidak ada satu orangpun yang berani menginjakan kaki atau melintas di dekat tempat itu. Memang tempat itu berhantu tetapi hal itu bukan masalah bagi Miyuki dan anggota Black Operatives.

****

  Malam hari di “Gunung Sampah”...

  Miyuki menghentikan sepeda miliknya di depan sebuah apartemen berlantai 5. Kondisi apartemen itu benar-benar tidak diperhatikan lagi. Tumbuhan mulai menjalar ke seluruh bagian apartemen. Rumput liar menjulang tinggi. Dindingnya retak. Catnya luntur.

Tanpa ragu-ragu, Miyuki masuk ke dalam. Memang tempat ini angker. Baru selangkah saja, dia sudah melihat sesosok hantu tanpa kepala muncul tiba-tiba di depannya. Miyuki dengan cepat memegang pedang warisan Ayahnya dan menebas hantu itu.

Hantu tersebut menghilang. Memang pedang milik Miyuki ini bisa memusnahkan hantu. Aneh dan tak masuk akal... Tapi itulah kenyataan.

Miyuki naik ke lantai 5. Dia yakin Kakaknya pasti ada di situ. Dia melihat-lihat sekelilingnya. Kosong.

  “Mencariku?”

Miyuki menoleh ke belakang. Dia melihat sosok yang tidak asing lagi. Haunter... Penampilan Kakaknya itu masih tidak berubah sama sekali dari pertama kali mereka bertemu.

  “Kakak! Senang bisa melihatmu lagi!” Miyuki memeluk Haunter
  “Kau sudah besar ya Rica... Semakin cantik dan tinggi” ucap Haunter
  “Ahahah” Miyuki melepas pelukanya. “Ada apa Kakak memanggilku?”
  “Sebelum kujawab itu... Kau masih ingat kejadian di pulau kehidupan?” tanya Haunter
  “Ya... Insiden itu...” jawab Miyuki dengan lesu
  “Ternyata mereka mengincar sesuatu. Untuk sekarang memang tidak ada yang tau apa tujuan invasi pulau kehidupan mengingat mereka langsung menghilang secara misterius 48 jam setelah invasi dimulai”
  “Lalu?”
  “Kau masih ingat saat kau digigit oleh zombie? Sangat aneh zombie itu tidak segera memakanmu hidup-hidup padahal dia mempunyai waktu yang cukup untuk mengubahmu menjadi mayat berjalan. Dia hanya mengikfeksimu saja”
  “Ya... Selama ini aku juga mempertanyakan hal itu. Seolah-olah mereka sengaja membiarkanku untuk hidup.” ucap Miyuki
  “Kemudian... Mereka menghilang setelah mereka mengacak-ngacak seisi kota. Beberapa laporan dari pasukan menunjukan bahwa mereka mencari sesuatu yang langka. Sesuatu yang begitu mengancam keberadaan mereka” Haunter menatap ke langit yang gelap
  “Apakah Kakak tau apa yang mereka cari?” tanya Miyuki
  “Mungkin... Mereka mencari pedangmu...” jawab Haunter
  “Pedangku?!”
  “Pedang warisan milikmu itu... Apa kau belum menyadarinya juga Rica? Tadi kau menebas hantu kan?”
  “Iya sih... Tapi apa hubu-“ Miyuki tiba-tiba terkejut. “Ooooh begitu rupanya.... Pedangku bisa memusnahkan hantu yang bisa dimasukan dalam kategori undead juga. Mereka harus menyingkirkan segala sesuatu yang sangat berbahaya bagi mereka”
  “Sejauh ini belum pernah ada senjata yang bisa memusnahkan hantu. Pedangmu itu sudah jelas merupakan ancaman besar untuk mereka”
  “Tidak heran kenapa hantu selalu menjadi mimpi buruk bahkan untuk Black Operatives. Beruntung tidak hantu yang sangat agresif ya Kak” kata Miyuki. “Tapi... Kalau memang mereka mencari pedang ini. Kenapa mereka tidak mengambilnya saja dariku waktu di pulau kehidupan?”
  “Bisa jadi karena mereka tidak tau benda seperti apa yang mereka cari. Mayat berjalan tetaplah mayat...” Haunter menoleh ke Miyuki. “Itu saja yang ingin aku bicarakan...”

Di dalam pikiran Miyuki ada beberapa pertanyaan. Pertama kenapa undead sengaja membiarkanya hidup? Kedua, Apakah Ayahnya ada hubungan dengan para undead? Ketiga, Jika Haunter memang sering bersama Ayahnya... Berarti dia tau sesuatu yang tidak diketahui oleh Miyuki.

  “Ketiga pertanyaan di pikiranmu itu simpan saja untuk dirimu... Aku belum yakin apa bisa menjawabnya sekarang atau tidak” ucap Haunter. “Lebih baik kau pulang... Sebelum ada gerombolan remaja menyusup untuk pacaran di sini. Aku tidak mau terlihat di depan umum”
  “Ba-baik Kakak!” Miyuki menundukan kepalanya. “Oh ya, tentang Zalinsky!”
  “Kenapa?”
  “Apakah dia juga merupakan divisi infantri 1 selain pengantar pesan? Bisa dilihat dari pakaian yang dikenakanya” tanya Miyuki
  “Oh, jadi dia yang dikirim? Ya... Dia adalah orang baru. Aku memperkirakan dia akan menjadi partner kerjamu. Biar kuberi tau, Dia memang bisa masuk kategori idiot untuk seorang pasukan tapi dia punya loyalitas dan dedikasi yang sangat tinggi. Jaga idiot itu baik-baik. Loyalitas adalah hal yang sulit untuk ditemukan di dunia yang sudah kotor ini. Kita tunggu perkembangan tentang calon partnermu dalam waktu singkat” jawab Haunter
  “Baik Kakak...”

Bersambung
**********

  Part Selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar