Zano
& Kawanan : Mengejar Impian adalah sebuah cerita dari title "Zano
& Kawanan" buatan Leaper. Entah apa yang memotivasi Leaper untuk
menulis cerita ini.
Happy Reading!
*******
Zano & Kawanan
Mengejar Impian
Part-5
Pelatih
Gue lagi tidur-tiduran di pos ronda. Hari ini cerah sekali seperti biasanya. Hawa di kampung pagi ini benar-benar sejuk. Dari tadi malam gue terus kepikiran tentang siapa yang harus jadi pelatih. Masalahnya gue sendiri gak punya kenalan yang bisa ngajarin dance.
Andi dan Anton juga gak punya kenalan. Hiromi, Sesil, Novi dan Stella juga gak punya kenalan. Satu-satunya anggota Kawanan yang belum sempat gue tanya adalah Screamer. Yoi, tuh sosok misterius benar-benar susah dicari.
Dia sama dengan hantu. Muncul dan hilang tiba-tiba... Apalagi dia orangnya pendiam dan jarang berinteraksi dengan warga di kampung. Meskipun dia tinggal serumah dengan Andi (dan Stella) tapi dia sering tidak bisa ditemukan di rumahnya mereka bahkan jarang sekali dia dapat ditemui di rumahnya Andi. Gue bahkan jadi heran tuh makhluk astral tinggal di mana sebenarnya.
Meskipun Screamer adalah tipe penyendiri tapi dia punya banyak teman dan kenalan. Mungkin aja dia punya teman atau kenalan yang bisa bantu. Jujur, gue sendiri sampai sekarang heran bagaimana caranya sosok makluk misterius dan penyendiri seperti Screamer bisa punya banyak teman dan kenalan walau dia jarang berinteraksi.
"Ohayou Zano-kun!"
Sebuah suara membuat gue kaget. Gue menoleh ke sumber suara. Sesosok perempuan berpakaian dan bercelana panjang putih datang menghampiri gue. Bukan! Bukan makhluk astral! Itu Hiromi.
"Selamat pagi Hiromi!" sapa gue (yang masih tidur-tiduran di pos ronda)
"Apakah tempat itu kosong?" tanya Hiromi sambil menunjuk di sebelah gue
"Yoi. Duduk saja. Gue gak keberatan kok Hiromi"
"Terimakasih" Hiromi kemudian duduk di sebelah gue
"Yo"
Baru pertama kali Hiromi duduk di pos ronda. Gue gak nyangka dia akan bangun sepagi ini. Gak apa-apalah. Yang penting pagi ini gue gak sendirian.
"Oh iya, tentang Screamer" ucap Hiromi
"Kenapa?"
"Apa dia orangnya selalu begitu?" tanya Hiromi
"Dia memang misterius. Penampilanya selalu sama sepanjang hidupnya dan tidak ada yang tau wujud aslinya dia bagaimana. Bahkan Stella saja yang merupakan teman baiknya tidak tau apa-apa tentang Screamer" jawab gue
"Apakah pernah ada yang bertanya hal-hal itu kepadanya?" tanya Hiromi
"Mungkin... Tapi dia pasti gak jawab" jawab gue
"Aku hanya memberi tau apa yang harus kalian ketahui"
Gue (yang masih tidur-tiduran) dan Hiromi menoleh ke belakang. Sosok misterius yang kami bicarakan sudah ada di belakang kami, sedang duduk memegang sebuah apel di tanganya. Gue gak tau sejak kapan dia ada di situ.
"Screamer-san!" kata Hiromi
"Ah! Mahluk! Ketemu juga lu!" kata gue
"Tumben pagi-pagi kalian berdua ada di sini" ucap Screamer. "Ada apa Zano? Kelihatanya ada keperluan denganku"
"Iya! Mer, lu ada kenalan yang bisa ngajarin dance? Sesil udah membentuk kelompok dance tapi dia perlu pelatih"
"Ada" jawab Screamer dengan singkat sambil berjalan ke dalam kampung. Gue dan Hiromi cuma menatap dia. "Kalian hanya mau diam di situ saja?"
Kami berdua berjalan mengikuti sosok misterius ini. Hiromi kadang-kadang menatap gue dan Screamer. Mungkin dia sadar kalo muka gue lebih ganteng daripada artis-artis. Oke gue bercanda. Muka gue sebenarnya pas-pasan kok.
"Screamer-san... Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Hiromi
"Screamer saja sudah cukup" jawab Screamer
"Gomen.. Sebenarnya pekerjaanmu itu apa? Kau mempunyai kemampuan seorang pasukan elit"
"Anggap saja aku ini pemburu bayaran"
"Sugoi! Screamer memang hebat. Kau pasti sangat berpengalaman dalam memburu sesuatu!" puji Hiromi
"Bukan hanya memburu... Tapi juga membunuh"
"APA?!" Gue kaget
"Kalian tidak akan mengerti" ucap Screamer
Gue jadi gemetaran. Di satu sisi, Screamer bisa jadi pribadi yang suka mengerjai orang tapi di sisi lain, dia bisa jadi mesin pembunuh.
"Tenang saja... Selama ini aku hanya membunuh hewan" ucap Screamer sambil menoleh gue
"Ooooh.... Bikin gue takut aja lu Mer!"
"Itu dia..."
Kami melihat seorang perempuan berambut pendek sedang menyapu teras rumah. Gue sendiri lebih fokus ke rumah daripada orangnya. Ini adalah rumah yang satu-satunya mempunyai atap berwarna biru muda. Pasti perempuan itu adalah orang baru karena gue belum pernah melihat dia.
"Oh, Screamer! Kita bertemu lagi!" sapa perempuan itu sambil menghampiri kami
"Hey Silvia" sapa Screamer
"Ada apa sobat lamaku?" tanya Silvia
Screamer hanya diam menoleh ke gue dan Hiromi. Silvia sepertinya sudah tau maksud dari Screamer, dia melihat kami berdua.
"Ah, perkenalkan... Zano... Kalau yang ini Hiromi" sapa gue. Hiromi langsung sedikit membungkuk. "Eh, begini lho Silvia..."
Gue menjelaskan maksud kedatangan kami. Gue menjelaskan tentang Sesil, kelompok dancenya, adu bakat bahkan gue juga menjelaskan kalau gue sampai sekarang masih belum mengerti catur. Silvia terdiam sebentar.
"Aku mengerti situasinya kok Zano. Aku sih mau saja mengajarkan mereka. Apalagi kalau mereka memang punya ketertarikan dalam dance... Tapi aku takut tidak bisa mengejar deadlinenya" ujar Silvia
"Seburuk itukah?" tanya gue
"Aku yakin mereka bisa..." ucap Screamer dengan santai
"Baiklah... Karena Screamer sendiri yang bilang demikian. Aku akan mengajarkan mereka"
"Terimakasih! Mohon kerjasamanya ya!" ujar Hiromi
"Wew... Terimakasih duo S!" kata gue
Kami berdua berjalan mengikuti sosok misterius ini. Hiromi kadang-kadang menatap gue dan Screamer. Mungkin dia sadar kalo muka gue lebih ganteng daripada artis-artis. Oke gue bercanda. Muka gue sebenarnya pas-pasan kok.
"Screamer-san... Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Hiromi
"Screamer saja sudah cukup" jawab Screamer
"Gomen.. Sebenarnya pekerjaanmu itu apa? Kau mempunyai kemampuan seorang pasukan elit"
"Anggap saja aku ini pemburu bayaran"
"Sugoi! Screamer memang hebat. Kau pasti sangat berpengalaman dalam memburu sesuatu!" puji Hiromi
"Bukan hanya memburu... Tapi juga membunuh"
"APA?!" Gue kaget
"Kalian tidak akan mengerti" ucap Screamer
Gue jadi gemetaran. Di satu sisi, Screamer bisa jadi pribadi yang suka mengerjai orang tapi di sisi lain, dia bisa jadi mesin pembunuh.
"Tenang saja... Selama ini aku hanya membunuh hewan" ucap Screamer sambil menoleh gue
"Ooooh.... Bikin gue takut aja lu Mer!"
"Itu dia..."
Kami melihat seorang perempuan berambut pendek sedang menyapu teras rumah. Gue sendiri lebih fokus ke rumah daripada orangnya. Ini adalah rumah yang satu-satunya mempunyai atap berwarna biru muda. Pasti perempuan itu adalah orang baru karena gue belum pernah melihat dia.
"Oh, Screamer! Kita bertemu lagi!" sapa perempuan itu sambil menghampiri kami
"Hey Silvia" sapa Screamer
"Ada apa sobat lamaku?" tanya Silvia
Screamer hanya diam menoleh ke gue dan Hiromi. Silvia sepertinya sudah tau maksud dari Screamer, dia melihat kami berdua.
"Ah, perkenalkan... Zano... Kalau yang ini Hiromi" sapa gue. Hiromi langsung sedikit membungkuk. "Eh, begini lho Silvia..."
Gue menjelaskan maksud kedatangan kami. Gue menjelaskan tentang Sesil, kelompok dancenya, adu bakat bahkan gue juga menjelaskan kalau gue sampai sekarang masih belum mengerti catur. Silvia terdiam sebentar.
"Aku mengerti situasinya kok Zano. Aku sih mau saja mengajarkan mereka. Apalagi kalau mereka memang punya ketertarikan dalam dance... Tapi aku takut tidak bisa mengejar deadlinenya" ujar Silvia
"Seburuk itukah?" tanya gue
"Aku yakin mereka bisa..." ucap Screamer dengan santai
"Baiklah... Karena Screamer sendiri yang bilang demikian. Aku akan mengajarkan mereka"
"Terimakasih! Mohon kerjasamanya ya!" ujar Hiromi
"Wew... Terimakasih duo S!" kata gue
Bersambung
*******
Part selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar