Zano & Kawanan : Nyasar di Jepang adalah sebuah cerita yang merupakan bagian dari "Zano & Kawanan".
Cerita ini terinpirasi dari fanfict postingan Kak Aziz di Blognya.
Inilah link postinganya ;
Fanfict for Stella part 30
Fanfict for Stella part 31
Part sebelumnya, Zano bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Novi. Setelah berkenalan, mereka berdua malah jatuh ke saluran pembuangan di bawah tanah. Apakah mereka berhasil keluar?
Happy Reading!
****
Zano & Kawanan
Nyasar di Jepang
Part-3
“Zano, di sini gak seterang di atas ya?”
“Ya iyalah, ini kan di bawah tanah bukan di atas tanah”
Gue sendiri gak mau tau udah berapa lama gue dan Novi terjebak di bawah sini. Udah gelap, gak terurus, bau dan kotor lagi. Belum lagi di sana-sini ada tulisan Jepang yang sama sekali gue gak bisa baca.
“Kira-kira teman-temanku sadar kalau aku hilang enggak ya?” ujar Novi
“Ah iya! Lu punya HP kan? Coba telepon teman-teman lu”
“Gak bisa Zano. Aku gak punya pulsa”
Novi melihat sekeliling sambil menutup hidungnya. Gue sih udah terbiasa dengan bau-bau yang kurang (atau tidak) bersahabat dengan hidung. Gue terus memimpin jalan. Jujur, gue sendiri gak tau gue lagi ke mana, gue hanya mengandalkan naluri.
“AAAAAA!!!” Novi berteriak histeris lalu memeluk gue dengan erat
“Heh, Lu kenapa Nov?!” tanya gue
“T-T-TIKUS!!!!” Novi menunjuk ke bawah
Gue melihat ke bawah ada beberapa ekor tikus berlari. Gue jadi inget sama Screamer. Bukan, bukan karena Screamer baunya kayak tikus atau dia mirip tikus. Screamer pernah mengatakan sesuatu tentang tikus.
“Zano, usir tikus-tikus itu!!!!!” Novi menjadi panik
“Jujur.. Elu gak bakal suka ide gue yang baru. Tapi kita harus mengikuti tikus-tikus yang ada”
“APA?! Kamu bodoh ya Zano?! Aku takut tikus!!!”
“Gue inget salah satu teman gue mengatakan kalau kita tersesat di bawah tanah. Ikuti tikus karena mereka biasanya mengetahui jalan keluar”
“Tapi aku takut tikus....”
“Udah tenang aja. Percaya sama gue”
Kami mengikuti kemanapun tikus-tikus itu pergi. Tampangnya Novi waktu melihat tikus benar-benar gokil! Kocak banget gue ngelihatnya hahahaha! Selama kami mengikuti tikus, Novi hanya tinggal memegang tangan gue erat-erat. Toh kelihatan kalo dia ketakutan.
Ternyata apa yang dibilang Screamer ada benarnya juga, kami menemukan tangga menuju ke permukaan.
“Masih takut tikus?” ledek gue
“Tega kamu Zano”
“Hahaha, ya udah. Kita keluar dari sini”
Gue mencoba menaiki tangga duluan. Ketika di permukaan gue melihat sekeliling. Hm... Kayaknya sekarang kita ada di sebuah proyek pembangunan yang di abaikan. Hal-hal yang berhubungan dengan konstruksi yang berkarat ada di sana-sini.
Gue jadi jengkel. Ada 2 hal yang buat gue jengkel. Pertama, gue gak tau kita ada di mana sekarang. Kedua, ini udah malam.
“Huaaah! Senangnya bisa keluar!” Novi berlari-lari seperti anak kecil
Ada hal yang aneh. Tempat ini kayaknya udah di abaikan sejak waktu yang lama. Pasti ada satu alasan kenapa tempat ini diabaikan. Ah, bodoh amat. Yang penting sekarang gue harus mencari tau kami ada di mana.
Setelah melihat-lihat rute yang gue gambar dan sebuah peta yang ada di sini, gue akhirnya bisa menyimpulkan bahwa gue sama sekali gak tau melihat peta. Novi benar-benar gak mengerti peta di sini. Gue perhatikan dari tadi Novi menggigil sejak keluar dari bawah tanah.
“Hoi Nov!” gue memberi Novi jaket yang gue pake
“Ini....... Gak apa-apa? Kamu gak kedinginan?” Novi melihat gue
“Gue enggak apa-apa. Pake aja”
“Makasih Zano” Novi segera memakai jaket. “Oh iya. Kamu udah makan?”
“Ini gue mau keluarin bekal. Lu bawa bekal?”
“Bawa dong”
Akhirnya kami berdua makan bekal bersama-sama. Mungkin beberapa orang bisa mengganggap bahwa ini mirip tayangan sinetron ato FTV tch.... Gue heran kenapa Novi bisa betah dengan gue (yang aneh) ini.
“Aneh ya?” ucap Novi
“Apanya yang aneh?”
“Di saat-saat seperti ini aku malah memikirkan pacarku. Padahal biasanya kami berdua bertengkar karena alasan yang konyol. Aku penasaran apakah dia sendiri memikirkan aku sekarang?”
“Gue sendiri kurang mengerti hal-hal yang berbau asmara tapi gue yakin pacar lu pasti sangat khawaktir sekarang”
“Kamu tau dari mana?”
“Ya gue tiap hari melihat tingkah laku teman-teman gue yang tiba-tiba jadi aneh kalo mereka pacaran. Melihat tingkah laku mereka aja gue udah ngerti gimana perasaan mereka terhadap orang yang istimewa dalam kehidupan mereka”
“Benar juga...” Novi menatap langit. “Zano juga pasti punya orang yang istimewa kan? Orang yang Zano sukai”
Haaah, gue jadi keinget adiknya Andi... Satu-satunya sosok yang paling mengerti gue setelah adik gue sendiri.
“Yoi. Seorang cewek. Dia pinter, pengertian, cantik, dan baik. Kadang-kadang dia bertingkah aneh kalo di deket gue. Kadang-kadang gue yang bertingkah aneh... Eh, tidak... Gue memang sudah aneh dari dulu” jawab gue
“Ehe? Berarti kalian berdua suka satu sama lain. Gak ditanya Zano?”
“Gak. Belum saatnya. Gue harus jadi orang sukses dulu”
“Gak takut keduluan sama orang lain?”
“Sebenarnya gue sendiri takut... Tapi dia sendiri pernah mengatakan sesuatu yang sama sekali gue enggak mengerti”
“Sesuatu yang tidak dimengerti?” Novi memasang wajah penasaran
“Dia bilang ; Dia akan menunggu gue sampai kapanpun” Gue menggaruk kepala gue. “Sampai sekarang gue gak ngerti maksudnya apaan... Tapi itu bukan berarti gue bodoh kan?”
“Kamu itu bodoh ya” ledek Novi yang kayaknya mengerti
“Ha?! Gue seburuk itu?!” gue hampir keselek
“Nanti kalau waktunya datang, kamu tau kok. Aku mau tidur duluan. Selamat malam!” Novi langsung berbaring di tanah
Kampret nih cewek... Kayaknya dia ngerti. Gue juga pernah curhat beginian ke Sesil. Hasilnya? Sama dengan Novi. Dia bilang gue akan ngerti kalo waktunya udah tiba. Memangnya gue sebodoh itu ya?!
“Zano, tidur. Aku gak mau kalau kamu kecapean besok” kata Novi masih dengan nada meledek
“Gak, lu tidur aja. Gue biasa jaga dari malam sampai pagi tanpa tidur selama seminggu kok” balas gue
“Oh ya udah”
Novi langsung tertidur. Gue hanya gak habis pikir. Memangnya gue sebodoh itu ya? Atau semua cewek memang mengerti satu sama lain? Hah! Kampret, ini bukan waktu untuk bingung!
Gue memang sengaja gak tidur. Pertama, area sekeliling kita (yang sepi) kelihatan sangat bermusuhan dengan kita. Kedua, gue punya waktu untuk berpikir langkah-langkah selanjutnya.
Yang terpenting, gue dan Novi harus bisa sampai di Akiba dengan selamat. Eh? Bentar. Gue melihat sesuatu melintas. Kayaknya cewek... Pake kimono... Tapi lehernya panjang.... Itu hantu ya? Tch, bodoh amat ah. Berani dia ke sini, gue foto bareng dulu baru gue usir. Kapan lagi gue bisa foto bareng hantu asli Jepang?
Bersambung
*******
Part berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar