Jumat, 05 Juli 2013

Zano & Kawanan : Nyasar di Jepang Part-4


  Zano & Kawanan : Nyasar di Jepang adalah sebuah cerita yang merupakan bagian dari "Zano & Kawanan".
Cerita ini terinpirasi dari fanfict postingan Kak Aziz di Blognya.
Inilah link postinganya ;
Fanfict for Stella part 30

Fanfict for Stella part 31
 

Part sebelumnya, Zano dan Novi berhasil keluar. Tetapi sekarang mereka tidak tau mereka ada di mana. Apa yang akan terjadi?

Happy Reading!



****
Zano & Kawanan
Nyasar di Jepang
Part-4
Bertemu lagi!

  Gue menguap sedikit. Gue sendiri gak tau ini jam berapa tapi dilihat dari betapa terangnya matahari berarti ini sudah pagi.

  “Uaaahm. S-Selamat pagi” ucap Novi yang baru bangun sambil mengucak-ngucak matanya
  “Yo, pagi Nov” jawab gue
  “Kamu... Gak tidur semalaman ya?” tanya Novi
  “Ya. Dari tadi malam ada seorang cewek pake kimono lewat. Gue takut bentar dia nyerang kita jadi gue gak tidur aja” jawab gue

Ya memang semalam gue gak tidur. Yang lebih membingungkan gue sendiri gak tau kenapa gue gak ngerasa ngantuk. Memang cuma menguap sekali dua kali sih.

  “He?! Kenapa gak tanya aja sama cewek itu? Siapa tau dia bisa ngomong bahasa Indonesia” keluh Novi
  “Gue sih mau-mau aja tapi lehernya panjang ngalahin jerapah. Gue mau tanya gimana coba?”
  “Ah?! H-Hantu?”
  “Hantu ato bukan gue gak peduli. Kita berdua gak bisa selamanya di sini terus. Ayo, lu udah siap?” tanya gue dengan intonasi masa bodoh
  “Siap sih... Memangnya kamu udah tau kita ada di mana?”
  “Yoi, gue malahan udah punya rencana!”

Gue menunjukan kompas yang gue bawa. Novi melihat kompas itu lalu menatap gue dengan kesal.

  “Iiih, Zano! Kamu aneh. Masa kompas rusak dibawa-bawa?” keluh Novi
  “Rusaknya di mana Nov?” tanya gue
  “Kompasnya bahkan tidak menunjuk ke Utara!” jawab Novi

Gue melihat kompas gue lagi. Memang benar sih... Kompas yang gue bawa ini tidak menunjuk ke Utara. Gue sendiri juga bingung kenapa kompas yang gue bawa ini sama sekali tidak menunjuk ke Utara. Jarumnya malah keputer-puter gak jelas.

  “Memang kompas ini gak menunjuk ke Utara tapi kita gak perlu ke Utara setiap saat kan?” jawab gue ngeles
  “Percuma Zano... Memangnya kamu tau kita harus ke mana?”
  “Gak juga. Tapi kita bisa mengandalkan naluri alami gue!” jawab gue dengan bangga
  “Haaaaaaa.... Kenapa aku harus bertemu dengan orang aneh sepertimu?” keluh Novi.

  Mungkin karena tidak ada pilihan lain. Novi memutuskan untuk mengikuti gue. Kompas yang gue bawa ini selalu bersama gue ketika gue nyasar di suatu tempat. Oke, memang gak setiap saat gue bawa.

Gue udah sering pengalaman nyasar di sana-sini dan kompas ini biasanya lumayan membantu. Gue hanya tinggal fokus mengikuti jarum yang gue sendiri gak tau menunjuk ke arah mana.

  “Zano!” teriak Novi
  “Apa?” gue menoleh ke belakang
  “Kenapa kita hanya berputar-putar di tempat yang sama dari tadi?!” keluh Novi
  “Eh? Tempat yang sama?” gue melihat sekeliling. Kampret, gue masih di tempat sama. “Eh, itu...”
  “Kau ini memang aneh” Novi menggaruk kepalanya seperti orang stres
  “Memangnya lu punya ide yang lebih bagus?” tanya gue. Novi menggelengkan kepalanya.
  “Hei!”

Sebuah suara yang terdengar sangat asing datang dari jauh. Kami melihat ke arah datangnya suara. Ada seorang cewek... Kalo dilihat dari fisiknya sih dia asli Jepang. Bukan, dia bukan Hiromi. Dia lebih pendek daripada Hiromi.

Cewek (misterius) itu menghampiri kami sambil melambaikan tangan. Novi melihat cewek itu dengan bingung lalu melihat gue. Gue? Yah, gue melihat ke belakang gue apa ada orang atau tidak. Ternyata gak ada.

  “Ohayou! Perkenalkan nama saya Akina Minami” ucap cewek itu

  Gue dan Novi menghela napas lega. Kami pikir tadi kami bakal pusing kepala karena harus berhadapan dengan bahasa Jepang. Gue senang banget nih cewek bisa ngomong Indonesia.

  “Kamu... Pasti yang bernama Zano kan?” tanya Akina sambil menujuk ke gue

Mati.... Gue jadi deg-degan. Apakah gue terkenal di Jepang? Atau jangan-jangan dia adalah pemilik kuda yang kemaren ngejar-ngejar gue dan Novi? Novi menatap gue dengan bingung. Gue melihat ke belakang dulu... Siapa tau Akina bukan nunjuk ke gue... Ternyata memang dia nunjuk ke gue.

  “Yoi, benar! Gue Zano dan yang ini Novi” jawab gue
  “Ah! Berarti benar!” balas Akina
  “Eh... Benar? Memangnya gue begitu terkenal ya?” tanya gue
  “Tidak” Akina menggelengkan kepalanya. “Aku mempunyai teman yang bernama Sesil. Dia melaporkan kalau Kakaknya yang lumayan aneh sedang hilang”
  “Tch... Jangan pake lumayan aneh dong” keluh gue
  “Ah, Sesil?!” ucap Novi sambil menatap gue. “Kamu Kakaknya Sesil?” tanya Novi
  “Iya. Gue Kakaknya. Lu kenal adik gue?”
  “Iya, Sesil itu teman saya juga Zano. Tapi.... Kakak-Adik kok beda jauh ya?” ledek Novi
  “Heh! Kalimat itu kejam! Cobalah jangan kejam ke gue karena tujuan kita sama” keluh gue

Gue merasa kalo dunia itu sempit. Novi dan Akina mengenal Sesil. Berarti Sesil sepopuler itu ya di Jepang? Hebat juga adik gue ini. Cuma yang jadi masalah adalah banyaknya teman-teman Sesil yang selalu gak percaya kalo gue ini Kakaknya Sesil tapi gak apa-apalah.

  “Kebetulan sekali... Mari kuantar kalian berdua ke Akiba” ucap Akina
  “Terimakasih Akina-san!” jawab kami berdua kompak
  “Akina saja sudah cukup. Mari, mobilku kuparkir tidak terlalu jauh kok”
  “Baik Akina-saja!” balas gue. Akina hanya tertawa
  “Kau ini.... bodoh ya Zano?” tanya Novi
  “Itu tergantung dari sisi mana lu melihat gue Nov” jawab gue dengan santai

*****



  Akiba rame banget men! Sepanjang jalan gue hanya melihat pemandangan yang ada. Memang banyak hal yang asing banget di mata gue. Setelah entah-berapa-lama perjalanan, kami akhirnya sampai di tempat tujuan. Ya, Akiba.

Kami berhenti di depan sebuah gedung... Memang gak setinggi menara Eifel atau semegah koloseum Roma. Tapi cukup besar, rapi.

  “Sudah sampai” ucap Akina

Kami bertiga keluar dari mobil. Mau di dalam mobil atau di luar mobil... Tetep aja gue berasa kedinginan.

  “Sayang!”

Bukan, itu bukan teriakan perempuan. Itu teriakan laki-laki dari dalam gedung itu. Gue melihat baik-baik ke dalam gedung. Anton... Kok nih makhluk astral bisa nyampe di Jepang? Gue yakin panggilan barusan itu bukan buat gue.

  “Anton!” teriak Novi sambil berlari masuk menghampiri Anton
  “Novi!!!” teriak Anton sambil berlari keluar.

Tch, atmosfer sinetron... ON. Mereka berdua langsung aja berpelukan. Gue? Jalan sambil ngupil. Mereka saling menyebut nama satu sama lain. Gue aja ngeliatnya pengen gue upload ke youtube.

  “Anton!” ucap Novi
  “Novi!” balas Anton
  “Novi!” sebuah teriakan lain kembali terdengar. Stella... Dia lari menghampiri Novi. Ini sebenarnya ada apa?! Kok Stella dan Anton ada di sini?!
  “Stella!” ucap Novi
  “Zano!” teriak gue. Selain untuk merusak suasana, dari tadi gak ada yang manggil gue.

  Suasana menjadi hening sambil menatap gue. Gue mah cuek aja sambil ngacungin jempol ke mereka.

  “Oh iya Novi! Kamu enggak apa-apa kan? Apa Kang Zano...” Stella melihat ke gue
  “APA?!” gue spontan menggelengkan kepala gue berkali-kali. “Nngggghh! Enggak! Kok! Suer! Beneran! Gue gak macem-macem!”
  “Enggak kok Stell. Dia itu memang aneh tapi dia bukan orang jahat kok” jawab Novi

Mendengar jawaban dari Novi. Stella tampak lega. Gue juga merasa lega. Novi kemudian berbisik ke Stella. Gue bisa denger sedikit suaranya.

  “Rin, berjuanglah buat dapatkan dia ya! Kalian kelihatan cocok kok” bisik Novi

Gue pura-pura menjadi tuli sejenak. Eh, kalo Anton sama Stella di sini... Sesil sama Hiromi ada juga gak ya di sini?

  “Kakak!” teriak Sesil dari belakang dan langsung memeluk gue
  “Oi, Ses?!” gue menoleh ke belakang. Ada Hiromi juga tapi dia gak mungkin meluk gue.
  “Kakak bodoh! Masa kita teriak dari tadi waktu naik bus gak kedengaran?!” keluh Sesil
  “Apaaaaa?! Ja-jangan pake kata ‘bodoh’ nya dong Ses” keluh gue.
  “Lain kali... Biarpun Kakak pergi ke kamar mandi, Sesil akan ikuti!”
  “HA?!”

Gue syok, Anton syok, Hiromi syok, Novi syok, Stella syok, pengamen di bunderan HI syok, pasukan elit Inggris syok, bahkan kru syuting film World War Z juga ikut-ikutan syok. Oke, memang yang 3 terakhir itu cuma gue ngarang aja.

  “Sesil bercanda aja kok” ucap Sesil
  “Eh, ada yang bisa jelasin kenapa Novi kenal dengan Anton, Sesil sama Stella?” tanya gue
  “Kakak gak kenal Kak Novi? Dia itu pacarnya Kak Anton. Dia baru pindah kuliah dari Australia ke Indonesia karena pekerjaan Orang Tua. Nanti dia tinggal bareng Anton di kampung. Kak Novi sekampus dengan Kak Stella” jawab Sesil
  “Oh... Lalu bagaimana cerita lu dengan Akina?” tanya gue
  “Teman facebook!” jawab Sesil. “Akina-san! Terimakasih sudah menemukan Kak Zano dan Kak Novi. Maaf kalo sudah merepotkan”
  “Ah, tidak apa-apa kok”

Yang lain juga turut mengucapkan terimakasih. Gue juga berterimakasih kok! Tanpa bantuan Akina mungkin sekarang gue masih nyasar.

  Coba tebak. Gue menemukan titik terang di sini. Akina adalah temenya Sesil. Novi adalah pacar Anton. Stella sudah pasti mengenal Novi karena mereka teman sekampus. Ini berarti, Screamer dan Andi juga pasti mengenali Novi. Andi kan Kakaknya Stella sementara Screamer merupakan teman baiknya Stella.

Hiromi juga sudah pasti mengenal Novi karena Sesil dan Stella. Hm... Mirip sebuah konspirasi. Berarti satu-satunya anggota kawanan yang belum kenal Novi hanya gue seorang diri. Benar-benar konspirasi sempurna! Hanya 1 hal saja yang jadi pertanyaan...

  “Lalu kenapa kalian bertiga ada di sini?” tanya gue ke Anton
  “Kita juga diundang ke acaranya Zaki di sini. Sama dengan lu dan Sesil” jawab Anton
  “Tapi Zaki-kun tidak sempat hadir karena ada urusan mendadak” sambung Hiromi

Sekedar catatan, Zaki adalah pacarnya Hiromi dan juga merupakan anggota kawanan. Untuk sekarang dia masih tinggal di Jepang dengan pacarnya.

  “Eh, Aku penasaran Indonesia itu seperti apa” ucap Hiromi. “Aku ingin sekali tinggal di Indonesia”
  “Ha?  Hiromi... Lu mau tinggalnya di mana? Terus gimana nasib si Zaki?” tanya gue
  “Hm, dulu ada rumah di dekat kampung kalian? Aku akan tinggal di sana. Urusan Zaki-kun serahkan saja padaku” jawab Hiromi.
  “Senang akhirnya bisa ketemu Kakak lagi!” ujar Sesil.

  Yap... Begitulah adik gue. Susah buat lepas dari gue. Senang rasanya bisa berkumpul kembali dengan semuanya terutama Kawanan. Gue mempelajari sesuatu dari pengalaman nyasar di Jepang. Yaitu, kemanapun kita pergi... Berusahalah untuk menguasai kalimat “Di mana toilet?”.

The end
*********

4 komentar:

  1. Wah ajarin gue buat cerita fiktif dong... hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gampang kok Sob.

      Pertama harus berpikir dulu, cerita yang (akan) dibuat itu tentang apa. Jalan ceritanya kayak gimana, terus tokohnya kayak gimana. Sisi menariknya nanti apa.

      Kalau sudah dapat gambaran kasarnya, buat draf dulu. Habis buat draf, di review dulu & sunting (kalo perlu) sampe kerasa sudah bagus baru di post.

      Satu tips yang bisa Leaper katakan :
      Let the imajination flow, let the creativity make it wonderful.

      Salam Blogger!

      Hapus
    2. Bicara lo gak kayak si Zano! Hahahaha...
      Tapi khusus semua fiktif dan parodi di sini, yang gue baru kelar bacain semua, gue bakal kasih 12 jempol. Empat punya gue, empat punya Stella, dan empat punya penghulu langganan dari kampung sebelah.

      Lanjutkan!

      Hapus